Mohon tunggu...
Marselinus Lilo
Marselinus Lilo Mohon Tunggu... Jurnalis - Misionaris

MSC

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menggali Kepemimpinan Pater Jules Chevalier Pendiri Tarekat MSC

4 Desember 2019   12:24 Diperbarui: 4 Desember 2019   12:50 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

2) Menjamin suasana hidup yang lebih baik dan suatu iklim rohani yang bermutu.

a) Hidup doa

Kepemimpinan gaya lain yang dilaksanakan oleh Kristus adalah kepemimpinan berdoa. Sebelum Yesus memilih  para rasul-Nya, sebelum memilih dan memimpin komunitas-Nya yang pertama Yesus berdoa semalam-malaman (Luk 6: 12-16). Dalam hal ini, semangat kepemimpinan yang penting adalah pemimpin berdoa, maka pemimpin akan bersatu dengan Kristus dan menempatkan komunitasnya dalam Kristus. 

Meskipun mungkin dia mengikuti selera kepemimpinan pribadi, meskipun dia menghadapi soal pribadi anggota dan mengemban tugas atasan, dalam doa semua itu akan dipersatukan sebagai melakukan kehendak Kristus setelah pemimpin berdoa dalam Kristus. Apakah itu terjadi sesuai jam-jam aturan atau tidak, pada dasarnya bukanlah hal yang terpenting. Apabila semangat saling mendoakan dapat bangkit maka dengan sendirinya komunitas akan tertib dalam jam-jam doa, walaupun situasi tidak memungkinkan untuk selalu berdoa bersama. Semangat berdoa dan saling mendoakan hendaknya menjadi semangat bagi pemimpin dan anggota komunitas MSC (Kons, art. 138).

b) Membangun persaudaraan dalam komunitas

Kebersamaan dalam biara tua dan muda yang bekerja di dalam atau di luar bebas dari keterikatan suku, bangsa, dan golongan harus ditanamkan dari awal pembinaan dan dilangsungkan terus menerus (on going formation). Pewajahan komunitas yang utuh, dengan keanekaragaman anggota mencerminkan segala suka duka, doa, karya, derita, dalam solidaritas ke dalam di antara anggota, keluar dengan umat di sekitar inilah yang meresapkan semangat kepemimpinan dalam diri anggota, yang membuat anggota mampu dan mau menjadi yang terkecil untuk melayani.

Persaudaraan dalam komunitas yang mendalam dan tidak sekedar teori dan kata yang gampang diucapkan sangat mahal, dan tidak begitu gampang untuk dicapai. Persaudaraan di komunitas bisa diumpamakan ibarat lalu lintas. 

Dalam tertib lalu lintas ini orang-orang lebih memperhatikan tanda-tanda atau rambu-rambu lalu lintas, isyarat lampu merah, kuning, hijau tanpa begitu mengamati siapa yang dijumpai di jalan. Kita hanya dapat melihat dan membedakan pertanda-pertanda dari lampu yang mengatur jalan, menjaga keselamatan jangan sampai ada yang tabrakan atau pun terjadi kecelakaan fatal. 

Apabila kehidupan dalam komunitas tidak dilandasi dengan membangun suasana kebersamaan yang mesra, yang menjadi sumber cinta kasih maka di sana terjadilah kekecewaan dan pudarnya harapan hidup dalam membangun hidup bersama. Apa lagi olah keutamaan yang terwujud dalam doa sudah sangat langka dan terkadang hanya terjadi saat rekoleksi atau retret tiba. Dengan demikian problem inilah yang harus disingkirkan dari komunitas MSC. Kalau ini tidak ada maka komunitas akan kehilangan harta karun dalam biara. Kemudian menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah bedanya antara kehidupan awam kebanyakan dengan bentuk kehidupan khusus dalam sebuah biara?

c) Pemimpin sebagai sahabat

Pemimpin sebagai sahabat akan mendorong kepemimpinan yang terbuka, mendorong keadilan. Persahabatan di sini bukan persahabatan cocok atau tidak cocok, tetapi persahabatan yang dilandasi persahabatan Kristus sendiri dengan berani menderita batin demi sahabat-sahabatnya. Tentu ini bukanlah suatu tugas yang mudah bagi para pemimpin komunitas dalam kongregasi MSC. Untuk mewujudkan cita-cita ini dibutuhkan kerja sama dan relasi yang saling mengerti antara pemimpin dan anggota, dan semua konfratres harus melepaskan kepentingan sendiri yang menghambat dalam menumbuhkembangkan kehidupan bersama yang harmonis dan kondusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun