Mohon tunggu...
Siti Mariyam
Siti Mariyam Mohon Tunggu... Lainnya - (Pe)nulis

Siti Mariyam adalah gadis yang lahir di planet bumi pada tahun 1999 silam. Gadis yang lahir dan tinggal di Tangerang Selatan ini mulai tertarik dunia kepenulisan sejak akhir masa SMP. Dari mulai hobi menulis diary hingga membaca cerpen-cerpen di internet juga novel. Ia selalu mencatat setiap kata baru yang ditemuinya saat menonton film dan membaca untuk menambah kosa kata dalam menulis ceritanya nanti. Dari semua itu, telah lahir beberapa cerita yang bisa kamu nikmati di halaman Kompasiana pribadinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Buta: Apakah Rasa Peduli Itu Masih Ada?

29 Februari 2024   23:55 Diperbarui: 1 Maret 2024   00:13 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah klakson dari kendaraannya, kini mulut-mulut pengendara itu mulai berkoar buat mencemooh gue. Apa-apaan, sih? Dia masih bertanya gue buta? Sebenarnya yang buta itu gue atau dia? Jelas-jelas gue memang buta!

Gue harus segera pergi dari zebra cross ini sekarang! Tapi, tunggu, gue seperti kehilangan sesuatu? Tongkat gue? Astaga. Gue lupa kalau sekarang harus pake tongkat jalannya. Tongkat gue mana?

Gue meraba-raba jalan mencari tongkat penunjuk jalan itu. Ke sana ke sini tidak ketemu. Jalan aspalnya panas banget, tangan gue bisa melepuh kalau lama-lama begini. Argh.

"Woi, cepetan minggir! Gue mau lewat!"

"Dasar b*ta!"

"Kalau gak bisa lihat jangan sok-sok-an jalan sendirian!"

"Mau m*ti lo?"

Kalimat-kalimat itu kembali dilontarkan oleh para pengendara. Mendengar itu, seketika gue ingin berteriak, "BAC*T LO SEMUA! BUKANNYA BANTUIN GUE, MALAH MAKI-MAKI GUE KAYAK GINI!"

Tidak, tidak. Gue bukan manusia yang sepert itu. Tuhan memberikan gue mulut untuk berbicara yang baik, bukan bicara kasar seperti yang gua pikirkan.

Cukup. Gue menyerah buat mencari tongkat itu. Gue beneran tidak tahu di mana tongkat gue berada. Tangan gue sudah panas banget meraba-raba jalan sedari tadi, ditambah sama olokkan orang-orang sekitar yang membuat gue pengin meledak rasanya. Dasar manusia!

"Mari saya bantu, Mas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun