Gue mendengar suara seseorang yang tidak lama kemudian memegang tangan ini. Perempuan. Iya, dia perempuan.
"Ini tongkatnya Mas, tadi ada di sana. Mas mau nyebrang? Biar saya bantu, ya?" orang itu berkata sambil membantu gue berdiri dan memberikan tongkat yang sedang gue cari-cari itu, lalu membawa gue ke tempat yang lebih aman. Ternyata masih ada orang baik di dunia ini, gue mengira sudah tidak ada setelah mengetahui sikap orang-orang tadi ke gue.
"Iya, Mbak. Makasih banyak, ya, udah mau bantuin saya." jawab gue.
"Telapak tangan Mas merah, sakit gak?"
"Eng-nggak terlalu kok, Mbak. Cuma panas aja,"
"Mas lain kali hati-hati, ya, jalannya. Tadi jalan yang Mas lewatin itu trotoar, terus juga di sini jalannya agak sedikit berlubang. Takutnya nanti Mas jatuh lagi,"
"Iya, Mbak. Sekali lagi makasih banyak, ya."
"Yaudah, yuk, saya antar pulang. Rumahnya Mas di mana?"
"Rumah saya di Permata Bintaro, Mbak."
"Oh, di sana. Gak terlalu jauh dari sini,"
"Iya, tadi sebenarnya saya sama kakak saya. Cuma tadi dia pulang duluan, ada urusan kayaknya."