Mohon tunggu...
Siti Mariyam
Siti Mariyam Mohon Tunggu... Lainnya - (Pe)nulis

Siti Mariyam adalah gadis yang lahir di planet bumi pada tahun 1999 silam. Gadis yang lahir dan tinggal di Tangerang Selatan ini mulai tertarik dunia kepenulisan sejak akhir masa SMP. Dari mulai hobi menulis diary hingga membaca cerpen-cerpen di internet juga novel. Ia selalu mencatat setiap kata baru yang ditemuinya saat menonton film dan membaca untuk menambah kosa kata dalam menulis ceritanya nanti. Dari semua itu, telah lahir beberapa cerita yang bisa kamu nikmati di halaman Kompasiana pribadinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Buta: Apakah Rasa Peduli Itu Masih Ada?

29 Februari 2024   23:55 Diperbarui: 1 Maret 2024   00:13 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, Mas."

Gue langsung merogoh saku celana dan mengambil dompet. Tapi, tunggu. Masih ada tidak ya isinya dompet gue? Kalau tidak ada bisa mati gue. Awas lo, Kak. Sudah buat gue kesulitan kayak gini.

"Ini. Mbak ambil aja uangnya di dalam," gue menyodorkan dompetnya kepada pelayan itu.

"Gak apa-apa, Mas, saya ambil sendiri?" tanyanya.

"Gak apa-apa, kok. Lagi juga saya gak tahu ada berapa uangnya,"

"Saya ambil ya, Mas. Uang yang di dompetnya Mas ada Rp200.000, makanan dan minumannya semua Rp195.000. Jadi masih ada kembalian Rp5.000 ya, Mas. Mas tunggu sebentar di sini. Ini dompetnya disimpan lagi,"

Gue hanya mengangguk menjawab ucapan panjang kali lebar pelayan itu, lalu memasukkan kembali dompet ke saku celana. Akhirnya, gue bisa bernapas lega. Untung aja dompet gue ada isinya. Coba kalau tidak ada? Bisa-bisa disuruh menyuci piring dulu gue sebelum pulang seperti di sinetron-sinetron. Hahaha.

Tidak lama, pelayan itu datang dan memberikan gue kembalian uang Rp5.000 seperti yang sudah dia bilang tadi.

"Mas mau saya antar keluar?" ia menawarkan bantuan ke gue setelahnya.

"Boleh, Mbak." jawab gue. Ia lalu menuntun gue perlahan berjalan menuju luar.

"Makasih banyak, Mbak, udah bantuin saya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun