"Iya, sama-sama. Hati-hati di jalan, ya, Mas."
Gue senyum-senyum sendiri karena sudah mendapat pelayanan yang sangat baik dari pelayan caffe itu. Coba aja gua bisa melihat, pasti pelayan tadi sangat cantik. Bicaranya lembut, bikin hati gue tenang.
Cukup. Sekarang gue harus pulang ke rumah dan memberi pelajaran pada Kak Tyco, kakak d*rj*na gue. Tapi, gue harus melangkah ke mana? Ke kanan, kiri atau depan ya? Argh, s*al. Gue pun memutuskan melangkah ke depan, sesuai dengan posisi gue sekarang. Walau gue tidak tahu, itu benar ke depan atau tidak.
"Maaf, Mas, di sini zebra cross ya? Maksudnya tempat penyebrangan jalan?" gue berkata pada orang yang ada di samping gue, setelah tahu ada dia di situ sedang bercakap-cakap dengan yang lain dan mendengar banyak kendaraan yang melintas.
"Iya, Mas. Tapi masih belum bisa lewat," jawabnya.
Gue mengangguk.
Gak lama, si Mas itu berkata, "ayo, Mas,"
"Udah bisa lewat, Mas?" tanya gue.
Tidak ada jawaban.
"Mas, udah bisa lewat?"
Tetap tidak ada jawaban.