Mohon tunggu...
Veronica Maria
Veronica Maria Mohon Tunggu... Guru - independen

Be successful from the edge.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kue Kering

8 Juni 2023   13:00 Diperbarui: 8 Juni 2023   13:02 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku kan juga harus sekolah, Dit. Mana ada waktu buat bikin lebih banyak dari ini? Ini saja kamu bantu-bantu buat pengemasan. Kalau kamu tidak bantu, aku bisa sampai malam mengerjakan ini semua."

"Gampang! Ada mesin yang bisa memproduksi banyak dalam waktu singkat dan ada juga mesin pengemasan yang praktis. Kalau hasil dagangan ini sudah terkumpul kamu harus beli itu mesin. Bergadang itu harus konsisten biar berhasil, jangan sampai absen seperti kemarin. masak baru tiga hari sudah pakai acara libur segala."

"Maksudmu?" Vayla menghentikan aktivitasnya dan dengan kebingungan memandang Dita. Ia menunggu penjelasan Dita.

"Kamu kemarin gak setor dagangan ke kantin, kan? Habis jam olahraga anak-anak mau beli ternyata gak ada. Banyak yang suka loh sama camilan ini."

***

"Mbak, kue saya kemarin lusa di mana ya, Mbak?" tanya Vayla sambil menyipitkan mata, menyisir seluruh sudut etalase makanan kering di kantin itu. Nihil, tidak ada kue buatan Vayla, kecuali kue yang dibawanya pagi itu.

"Jangan bilang Neng Vayla lupa, ya. Uangnya kan sudah saya kasih ke Neng Vayla semua. Jadi, ya dagangannya sudah gak ada. Kue dari Neng kan selalu habis setiap hari," puji Mbak Santi, penjaga kantin di sekolah Vayla.

"Saya terima uang dari Mbak Santi, saya ingat itu, tapi teman saya bilang kalau kue saya gak dijual kemarin lusa."

"Oh, itu karena ada mas-mas yang datang, makan kue Neng Vayla, terus dia borong semua. Ya sudah, saya kasih saja. Toh, setiap hari Neng bakalan setor kue, jadi anak-anak absen sehari gak papa lah."

Vayla dan Dita kini saling bertatapan di depan Mbak Santi yang kembali sibuk menata dagangannya, termasuk dagangan titipan Vayla.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun