Mohon tunggu...
Veronica Maria
Veronica Maria Mohon Tunggu... Guru - independen

Be successful from the edge.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kue Kering

8 Juni 2023   13:00 Diperbarui: 8 Juni 2023   13:02 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dit, aku masih punya rumah."

"Iya, tapi kamu sendirian, Vay. Aku gak tega dan aku gak bisa menemani kamu. Kamu paling tahu kalau aku gak bisa tidur di tempat orang. Lebih enak menginap di rumahku, kita bisa ngobrol dan besok kita bisa berangkat sekolah bareng."

Tinggal beberapa langkah lagi mereka sudah bisa mencapai jalan raya dan menemukan sopir Dita yang setia menunggu sejak awal pemakaman dimulai.

Namun di persimpangan terakhir, di tengah samar cahaya matahari yang mulai digantikan cahaya lampu ada seseorang yang tengah berdiri tegap. Awalnya hanya terlihat punggungnya saja, tapi ketika Vayla menghentikan langkahnya punggung itu berbalik dan seolah sedang menatap Vayla.

"Ada apa?" Dita memandang sedih sekaligus heran pada temannya itu. "Kamu tetap mau sendirian di rumah? Oke, aku tidak memaksa kok, Vay," suara lemah Dita menunjukkan kepasrahan.

"Bukan. Sepertinya aku memang harus tidur di rumahmu," jawab Vayla dengan nada pasti.

"Hmm?" Merasa salah dengar dengan kata-kata Vayla. Akhirnya, Dita mengikuti arah tatapan Vayla.

"Bukankah dia orang yang tadi datang ke pemakaman papa? Aku yakin melihatnya meskipun dia berada di antara kerumunan orang. Dia terus menatapku selama pemakaman."

"Kamu mengenalnya?" tanya Dita.

***

"Kalau dia terus mengikuti kita sampai rumahmu, bisa-bisa keluargamu juga terancam bahaya, Dita." Ada nada ketakutan juga kegelisahan dari setiap kata-kata Vayla. Ia masih memperhatikan mobil di belakangnya yang jelas-jelas keluar bersama-sama dari kompleks pemakaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun