Malam akan memberimu sakit!
                     Â
Langkahnya terhenti. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan kepadanya. Sebelumnya sudah tertata apa yang hendak dikata, hanya saja terlupa begitu saja ketika ia menangkap bayangan itu makin dekat.
      "Aku cinta kau, Vi," katanya.
"Aku bersedia menjadi nahkoda, manakala kau mau berlayar ke samudra. Aku siap menjadi matahari, ketika dinginnya dunia tak tertahan," lanjutnya.
"Aku tahu. Aku tahu betul niatmu. Bahkan rasa sayangmu tidak sebanding dengan besarnya dunia ini," jawabnya.
Lalu ia diam. Diam dan menangis.
"Aku takut. Takut tak bisa berlayar bersamamu. Aku takut," katanya dalam isakan yang haru.
"Jangan takut, Vi. Jangan takut, biarkan waktu menjawab. Biarkan waktu memberikan jalan," katanya berbisik.
Leonard mengeratkan dekapnya. Via masih menangis dalam rangkulan yang hangat. Tangisan yang tidak memberinya apa-apa, apalagi jawaban atas masalah yang membentang bak laut yang terukur luasnya.
"Mumpung masih ada waktu, Vi. Selagi masih ada, Vi," katanya.