Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mumpung

24 Oktober 2022   07:40 Diperbarui: 24 Oktober 2022   07:51 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Malam akan memberimu sakit!

                                           

Langkahnya terhenti. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan kepadanya. Sebelumnya sudah tertata apa yang hendak dikata, hanya saja terlupa begitu saja ketika ia menangkap bayangan itu makin dekat.

            "Aku cinta kau, Vi," katanya.

"Aku bersedia menjadi nahkoda, manakala kau mau berlayar ke samudra. Aku siap menjadi matahari, ketika dinginnya dunia tak tertahan," lanjutnya.

"Aku tahu. Aku tahu betul niatmu. Bahkan rasa sayangmu tidak sebanding dengan besarnya dunia ini," jawabnya.

Lalu ia diam. Diam dan menangis.

"Aku takut. Takut tak bisa berlayar bersamamu. Aku takut," katanya dalam isakan yang haru.

"Jangan takut, Vi. Jangan takut, biarkan waktu menjawab. Biarkan waktu memberikan jalan," katanya berbisik.

Leonard mengeratkan dekapnya. Via masih menangis dalam rangkulan yang hangat. Tangisan yang tidak memberinya apa-apa, apalagi jawaban atas masalah yang membentang bak laut yang terukur luasnya.

"Mumpung masih ada waktu, Vi. Selagi masih ada, Vi," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun