Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mumpung

24 Oktober 2022   07:40 Diperbarui: 24 Oktober 2022   07:51 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ia beranjak dari tempatnya berdiri, menuju kamar untuk sekedar merenung diri. Setetes air mata mulai turun. Sesak tak tertahan lagi. Serasa mulutnya kelu untuk sekedar mengatakan tidak akan situasi yang kian memberatkan.

Mumpung masih siang, sebelum senja merambat turun

Bebaskan dirimu

Kepaklah sayapmu menuju cakrawala

Sampai di sana goreskan harapanmu

            "Aku cinta kau, Vi," katanya.

Ia hanya diam, memandang malam yang memekat. Bulan memancar, membiaskan wajahnya yang kaku dalam perihnya. Pikirannya jauh melayang, melayang ke  cerita cinta yang menjanjikan, menurutnya, bukan menurut dunia.

            "Aku cinta kau, Vi," katanya lagi.

            Ia kemudian duduk. Duduk menanti jawaban dari ia yang ia cintai.

            "Jangan mencintai bunga yang terluka, Stiv," katanya.

            Ia kemudian berdiri. Duduk di sampingnya yang sedari tadi menunggu di luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun