Mohon tunggu...
Marfuah Latief
Marfuah Latief Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Salam silaturahim. (^_^.)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ruang Sesak Itu

11 September 2012   17:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:36 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tempat dudukku,” lagi-lagi aku hanya bisa membatin seraya melihatnya

berjalan menuju ke bangku di belakang.

Hanif tiba di ruang sesak ini berbeda dengan minggu-minggu lalu. Hanya

baju batik, celana bahan buatan emaknya dan tak lupa poni sempongan

sebalah kanan ala Pak SBY yang mengkilat itu yang tak pernah lepas

darinya. Kini, dia datang tanpa buku-bukunya, dia memilih duduk di

bangku belakang. Duduk di samping Dahlan.

Tanpa sadar, Bu Astin sudah berada di kelas dan telah membagikan lembar

soal ujian. Aku ambil lembar soal ujian yang disosorkan Bu Astin padaku.

Sembari memegang lembar soal, mataku penasaran untuk melihat apa yang

dilakukan Hanif. Aku pun menoleh ke belakang. “Duh Hanif... kertas apa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun