Ujian pun dimulai, sesekali aku mendapati Dahlan dengan mata menghadap
kedepan mencoba memastikan keadaan aman, lalu sibuk membuka kertas
contekannya. Kala itu Bu Astin sedang sibuk menerima telepon dari entah
siapa. Tapi ketika itu, setelah aku samar-samar mendengar percakapan,
aku yakin kalau itu telepon dari orang penting di gedung H, Rektorat.
Ya, semester ini Bu Astin selain sibuk menjadi dosen, dia juga sibuk
menjadi staf Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan. Oleh karena itu,
tidak jarang Bu Astin meninggalkan kelas dengan setumpuk tugas yang
dibebankan pada mahasiswanya. Bu Asti hanya bisa beralasan. Pekerjaannya
yang nyambi menjadi staf di gedung rektorat itu telah menyibukanya,
sehingga tidak bisa masuk memberi materi. Meskipun begitu, kami