Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

High Telepathy Terror

16 Oktober 2018   08:39 Diperbarui: 22 Oktober 2018   15:11 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau kamu mau."

Penampilan Marisa memang bisa membuat mata pria yang sudah beranak istri pun berpaling. Badannya jangkung lenjang, alisnya hitam melengkung bak rembulan awal bulan. Matanya belok seperti mata gadis India. Hidungnya seperti hidung Arab. Dadanya membusung padat. Kalau sedang berjalan terlihat anggun seperti entog akan bertelur.  

Sejak pertemuan itulah Marisa dan Betle sering bertemu di Apartemennya. Dan hubungan mereka semakin jauh dan jauh. Akhirnya Marisa telat mens. Ia tidak mau menggugurkan kehamilannya ketika Betle memintanya.

"Aku sudah beristri. Tidak mungkin aku menikahi kamu."

"Kenapa tidak mungkin? Bukankah kamu sudah tidak mencintai istrimu?"

"Banyak hal yang tidak mungkin aku ceritakan semua kepadamu."

"Kita sudah terlanjur melangkah dan janin ini membutuhkan ayah"

Marisa tanganya sambil mengelus perutnya.

"Tidak Marisa!. Tidak mungkin akau menikahi kamu."

Marisa pun menangis menyesali apa yang telah dilakukannya.

Ia teringat nasihat Ibunya ketika ia akan kuliah ke Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun