Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

High Telepathy Terror

16 Oktober 2018   08:39 Diperbarui: 22 Oktober 2018   15:11 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kok Mbak kasar gitu"

"Jelas dong!. Siapa yang gak marah suaminya diganggu. Dasar pelakor!"

"Enak saja. Dia yang ngejar-ngejar saya"

"Sok cantik lu!"

"Asal elu tahu, gue sedang hamil dua bulan dari benih mas Betle. Dan mas Betle berjanji  akan menikahi gue"

"Bangsat! dasar jobong!"

Pesan berhenti sampai disitu.  

Sampai diketemukan mayat itu, tidak ada pesan lain yang masuk malam itu.

Polisi mengarahkan penyelidikan ke dua orang yang mengirim pesan kepada Marisa yaitu Betle dan Jasmin.  Namun demikian, secara alibi tidak ditemukan tanda yang menunjukkan dua orang ini sebagai pelaku langsung terkait dengan meninggalnya Marisa.

Sementara spekulasi lain ada orang yang masuk apartemen Marisa dan mendorong Marisa sampai jatuh dari lantai 8 apartemennya juga tidak ada tanda-tanda mengarah ke situ. Tidak ada sidik jari yang menunjuk ke arah itu.  

Akhirnya polisi menyimpulkan bahwa memang Marisa mati karena bunuh diri dengan kemungkinan alasan stres dengan kehamilannya.  Betle merasa sangat terpukul dengan meninggalnya Marisa. Ia tidak menyangka hubunganya dengan Marisa akan berakhir tragis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun