"Kalau kamu mau."
Penampilan Marisa memang bisa membuat mata pria yang sudah beranak istri pun berpaling. Badannya jangkung lenjang, alisnya hitam melengkung bak rembulan awal bulan. Matanya belok seperti mata gadis India. Hidungnya seperti hidung Arab. Dadanya membusung padat. Kalau sedang berjalan terlihat anggun seperti entog akan bertelur. Â
Sejak pertemuan itulah Marisa dan Betle sering bertemu di Apartemennya. Dan hubungan mereka semakin jauh dan jauh. Akhirnya Marisa telat mens. Ia tidak mau menggugurkan kehamilannya ketika Betle memintanya.
"Aku sudah beristri. Tidak mungkin aku menikahi kamu."
"Kenapa tidak mungkin? Bukankah kamu sudah tidak mencintai istrimu?"
"Banyak hal yang tidak mungkin aku ceritakan semua kepadamu."
"Kita sudah terlanjur melangkah dan janin ini membutuhkan ayah"
Marisa tanganya sambil mengelus perutnya.
"Tidak Marisa!. Tidak mungkin akau menikahi kamu."
Marisa pun menangis menyesali apa yang telah dilakukannya.
Ia teringat nasihat Ibunya ketika ia akan kuliah ke Jakarta.