Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mencoba Mengetahui Apa Itu Konsep Pembangunan "Model Tiongkok"

6 November 2019   12:31 Diperbarui: 6 November 2019   20:23 2523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, Kuba pada dasarnya menyadari tunjangan subsisten asuransi kesehatan universal Meskipun jika pergi ke apotek, tidak ada banyak obat di apotek, jenisnya sangat sedikit, tetapi mereka dapat merasakan bahwa pemerintahnya telah melakukan banyak upaya.

"Model Tiongkok / China Model"

Tiongkok telah menghindari "model reformasi radikal" dan "model reformasi konservatif". Padahal pada saat itu, dua model ini didukung oleh banyak orang di Tiongkok, termasuk banyak yang mendukung Gorbachev untuk "model reformasi konservatif".

Tiongkok memutuskan untuk bersikeras pada "model reformasi yang mantap." Kemudian dari Oktober 1987, ketika Sekretaris Jenderal Partai Buruh Sosialis Hongaria, Janos Kadar, berkunjung ke Beijing, dia dan Deng Xiaoping sangat akrab. Kedua pria itu memasuki ruang perundingan bersama dan bertemu di Balai Negara Zhongnanhai.

Kemudian saat kekacauan di Uni Soviet dan Eropa Timur muncul, Deng Xiaoping memberinya beberapa saran, Deng Xiaoping menyarankan bahwa dia tidak boleh meniru praktik Barat dan tidak meniru praktik negara sosialis lainnya, terutama mengacu pada Uni Soviet.

Dengan menyarankan janganlah meninggalkan keunggulan sistemnya sendiri. Kadar sendiri sangat mendukung sudut pandang Deng Xiaoping. Tetapi rekan-rekannya di partainya sama sekali berbeda dari pendapatnya.

Mereka berpikir bahwa untuk mempromosikan "complete political reform/reformasi politik lengkap" di Hongaria, seperti Gorbachev, menjadikan Hongaria sebagai "laboratorium sosialisme demokratis." Akibatnya hasilnya seperti "terapi kejut ganda".

Kini banyak rakyat Hongaria merasa menyesalinya. Mereka mengatakan sebenarnya dari seluruh kamp Soviet yang paling mendekati "Model Tiongkok" adalah Hongaria. Saat itu, sebenarnya mereka memiliki tingkat pasar tertinggi, tetapi tidak pernah mengambil langkah kebijakan ekonomi pasar. Pasarnya jauh lebih makmur daripada Rusia di negara-negara Eropa Timur lainnya kala itu.

Peneliti melihat tiga pendapat Deng Xiaoping kepada Janos Kadar merupakan ringkasan yang baik untuk "Model Tiongkok" , tidak meniru Barat, tidak meniru negara-negara solialis lainnya, dan tidak meninggalkan keunggulan milik sendiri yang dinyatakan dengan "3 No/Tidak". Atas dasar ini berani mengeksplorasi inovasi kelembagaan, belajar dari orang lain, belajar dari kekuatan orang lain, dan juga mengerahkan/mengembangkan keunggulan milik mereka sendiri. Kemudian secara bertahap membentuk model pengembangannya sendiri.

Fitur yang paling penting Deng ini oleh peneliti Zhang Wei-wei rektor Universitas Fudan disebut "steady reform model/model reformasi mantap". Yang ciri terpentingnya diringkas sebagai reformasi ekonomi berskala besar, ditambah dengan reformasi politik yang diperlukan, bahkan reformasi politik sebagian besar membuka jalan bagi reformasi ekonomi. Akhirnya diimplementasikan perubahan signifikan dalam demokrasi, hari ini disebut "getting the sense/mendapatkan pengertian".

Oleh karena itu, dalam hal reformasi ekonomi, harus dikatakan bahwa Tiongkok memanfaatkan kekuatan ekonomi pasar Barat dan memberikan efisiensi alokasi sumber daya pasar, tetapi pada saat yang sama juga menggunakan keuntungan dari keseimbangan makro sosialis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun