Maka sepertinya mereka bekerja-sama, tetapi banyak blunder didalamnya. Jika untuk hal kepentingan tertentu, kedua belah pihak akan dengan tajam saling menentang, sehingga sulit bagi mereka untuk bekerja-sama sungguh-sungguh.
Kembali pada pemerintahan Trump, saat ini ia sedang menghadapi kelumpuhan untuk membuat kebijakan luar negeri, pengunduran diri Flynn telah membuat keadaan lebih buruk lagi dari sebelum ini, harapan Trump untuk meningkatkan hubungan AS- Rusia dihadapkan dengan terjadinya kekurangan ini.
Hubungan AS- Rusia tidak akan secara mendasar berubah dikarenakan harapan Presiden sendiri. Hal ini harus diputuskan oleh banyak faktor sejarah. Bahkan jika Trump sangat tulus berkeinginan untuk men-stabilkan hubungan AS-Rusia, ia akan tetap memiliki batas kemampuan untuk itu.
Ada sikap yang aneh di kalangan elit di AS. Mereka memiliki persaan mendua kepada Rusia membenci dan takut terhadap Rusia, dan kebencian mereka terhadap Rusia tidak pernah goyah dan sirnah. Trump berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia, tetapi menemukan dirinya tidak mampu melaksanakan tugas ini.
Dalam perspektif jangka panjang, adanya saling bertentangan antara AS dan Rusia tidak akan bermanfaat bagi negara mereka. Pemerintahan Trump nampaknya telah menyadari dengan mendalam akan hal ini. Apa yang perlu dilakukan sekarang adalah mencari cara untuk memecahkan titik beku dalam hubungan kedua negara ini.
Jelas kita berharap melihat bagaimana Trump akan “memecahkan es” ini diantara mereka, dan apakah hubungan AS-Rusia akan menghangat atau tidak. Marilah kita amati bersama.....
Sucahya Tjoa
05- Maret 2017
Sumber: Media TV Dan Tulisan Dalam Dan Luar Negeri
Sumber Berita: 1, 2, 3, 4 dan 5.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H