Selama KTT ASEAN di Laos, Duterte juga menampilkan foto-foto berdarah militer AS yang membunuh Muslim Moro pada tahun 1906. Sehingga membuat semua pemimpin ASEAN tidak bisa berkomentar apa-apa. Dengan kata lain, dia menampilkan realitas sejarah ini untuk semua orang melihat.
Hal ini membuat milter AS jadi gugup, jelas ini akan menggiring pendapat jika Anda tidak ingin kehadiran militer AS di Mindanao, apakah itu juga akan mengusir militer AS dari seluruh Flipina?
Kegugupan AS dan kekhawatiran bukan tanpa dasar realitas. Jika melihat kembali pada tahun 70an aliansi AS-Filipina, AS jelas telah menggunakan keuntungan geografis alami untuk meraih kepentingan strategisnya sendiri.
Namun selama 70 tahun, meskipun sentimen nasioanlis Filipina sering menentang kehadiran militer AS, tapi yang tidak bisa dibantah militer Filipina merupakan salah satu yang terlemah dari negara-negara ASEAN, sehingga sangat bertergantungan pada AS. Dan AS membangun sautu kebijakan keamanan yang membuat mereka selalu ketergantungan AS. Selain itu, antara militer dan intelektual elit Filipina, selalu ada kekuatan yang kuat dalam mendukung kooporasi AS-Filipina.
Sebagai seorang politisi berpengalaman, Duterte dengan sendrinya memahami kenyataan ini. Ini juga mengapa sebelum dia menjadi presiden, Duterte membuat janji yang jelas bahwa akan terus menghormati dan memenuhi tiga dokumen keamanan penting yang ditandatangani AS dan Filipina.
Tentu saja, pasukan AS yang ditempatkan di Mindanao akan disertakan. Tapi dengan tanpa diduga Dutete mengeluarkan “Eviction Notice,” setelah dikeluar pada 20 September, saat berpidato di Divisi Infantri ke-10 Duterte mengatakan bahwa dia tidak pernah mengatakan Amerika akan meninggalkan Filipina sekarang, kerena bagaimanapun, Filipina masih membutuhkan mereka dalam masalah Laut Tiongkok Selatan.
Pesan apa kiranya yang dikirim Duterte dengan “Eviction Notice” setelah “cercaan”nya?
Tampaknya “Eviction Notice” Duterte ini bukan satu perintah dan tidak lebih hanya satu kuliah atau semacam suatu peringatan.
Duterte tampaknya tidak bertindak serius. Sebaliknya hanya mengirim peringat. Dia telah memperingatkan mereka, tapi tidak mengambil tindakan apapun yang bisa merusak mereka. Karena jika tindakan diambil akan menyakiti mereka. Ini satu peringatan bagi AS yang harus dikhawatirkan.
Lalu kekhawatiran apa bagi AS? Apa nilainya bagi Filipina untuk AS? terutama di Laut Tiongkok Selatan. Karena Jika Filipina meninggalkan, itu seakan menjadikan AS seperti naik setengah tangga kemudian ditarik ke bawah. Demikian menurut analis berpendapat.