Pada tahun 2008, karena krisis global,negara-negara G7 menyadari mereka tidak bisa memecahkan masalah ini sendiri,jadi kemudian mereka mengubah yang mulanya ‘Pertemuan Menteri Keuangan G20’menjadi KTT G20.
Pada KTT Washington, anggota G20mencapai kesepakatan rencana action-plan mengatasi krisis keuangan yangtermasuk mengambil langkah-langkah darurat untuk mendukung ekonomi global,menstabilkan pasar keuangan, dan melawa proteksionisme perdagangan.
Sejak dimulai dari pertemuan ini, G20memainkan peran yang benar-benar praktis dalam mengkoordinasikan kebijakannegara dan menangani krisis keuangan.
Hal yang baik dengan G20 dapat memberikesempatan negara yang baru muncul ekonominya dan negara berkembang bisa denganplaform dialog mengajukan banding dengan negara maju, sehingga semua pihak bisasaling berkoordinasi untuk mencapai kebijakan yang cukup harmonis, atausetidaknya bisa mengingatkan negara-negara maju untuk mempertimbangkan efekyang tidak sengaja diperbuat, dimana kebijakan ekonomi negara maju bisa sajamemberi efek yang menyulitkan negara-negara berkembang ketika mereka membuatkebijakan ini.
Meskipun G20 adalah mekanisme tatakelola ekonomi global, dimana Tiongkok untuk pertama berpartisipasi dalampembentukan, pendiri dan peserta inti, tapi suara Tiongkok dalam organisasi initelah mengalami proses transisi yang sulit. Selama beberapa tahun pertmanaTiongkok hanya berperan sebagai pihak yang memberikan reaksi dan lebih pasifdalam KTT G20. Pada tahun 2010. KTT Seoul di Korsel (ROK) merupakan batasdimulai Tiongkok berperan.
Di mulai dari KTT Seoul, suaraTiongkok untuk tata ekonomi global mulai berubah. Pada Agenda Kepemimpinanglobal, Tiongkok dari akseptor peraturan menjadi pembuat peraturan, daripeserta pasif menjadi pembentuk yang aktif, dari negosiator sampingan menjadi pengambilkeputusan inti.
“Belt and Road”, Silk Road Fund, AIIB(Asia Infrastructure Investment Bank), NDB (New Development Bank) yangdiusulkan dan ditetapkan satu demi satu oleh Tiongkok, ini menandakandimulainya untuk mencoba menggunakan suaranya untuk memimpin tata kelolaekonomi global.
Pada KTT G20 tahun ini, Tiongkokberkesempatan untuk merancang agenda, banyak pihak percaya Tiongkok mampumerancang agenda yang baik dan membantu ekonomi global agar berkinerja lebihbaik. Tampaknya sudah banyak negara lain yang memberi dukungan dan menyetujuiusulan Tiongkok. Semua tujuan dan hasil yang dirancang Tiongkok sebelumnya padadasarnya dapat di-implementasikan. Jadi kemungkinan besar ide dan saran dapatditerima dan diikuti semua pihak.
Dari St. Peterburg ke Brisbane danhingga ke Antalya selama bertahun-tahun, Tiongkok telah secara aktifberpartisipasi dalam kegiatan G20, tidak hanya memainkan peran dalammeningkatkan petumbuhan ekonomi global, juga telah diuntung dari ini.
Setelah krisis keuangan 2008, duniatelah pulih perlahan-lahan, tapi ekonomi Tiongkok tetap bertahan dalam tingkatpertumbuhan yang cukup tinggi.
Sebagai tuan rumah KTT G20 berarti duniaakan memiliki kesempatan untuk berbagi pengalaman dalam pembangunan ekonomidengan yang lain. Selama tiga tahun terkahir ini, Tiongkok telah membuat naikpertumbuhan ekonomi global sebesar 44%.*