Pada 4 April 2016, secara resmi AS dan Filipina mulai melakukan latihan militer tahunan bersama yang diberi kode “Balikatan” (Bahu-membahu).
Laporan menyatakan, latihan tahun ini termasuk latihan merebut pulau, operasi tempur khusus dan banyak lagi. AS mengerahkan 55 pesawat militer untuk mengambil bagian dalam latihan, dan Filipina mengerahkan pesawat barunya FA-50 jet tempur yang baru dibeli dari Korsel.
Dalam latihan bersama ini, AS mengerahkan HIMARS/High Mobility Artilery Rocket Systems (Sistem Artileri Rudal Mobiltas Tinggi) yang ditempatkan di Pulau Palawan, Filipina dekat Pulau Nansha- Tiongkok, dengan melakukan penembak menggunakan peluru hidup untuk pertama kalinya.
Analis melihat dalam beberapa tahun terkahir ini, AS dan Filipina telah memperkuat kerjasama militer, dan Latma “Balikatan” merupakan lingkup dari perkembangan ini. Lokasi latihan telah berkembang lebih dekat ke daerah sensitif, dan kontensnya telah menjadi sangat provokatif bagi Tiongkok.
Memang pada kenyataannya, AS dan Filipina merupakan aliansi tradisional, dan Latma “Balikatan” merupakan latihan tradisi. Tapi secara tradisional sebelumnya lebih berfokus pada kontraterorisme, dan perlindungan untuk kedaulatan wilayah Filipina.
Tapi latihan militer “Balikatan” kali ini berubah ke suatu tingkatan baru. Dengan kata lain latihan “Balikatan” beberapa tahun terakhir ini telah termasuk latihan untuk merebut pulau, sehingga dianggap tujuan latihan ini telah dianggap memberi sinyal bahaya bagi Tiongkok.
Pada 13 April 2016, Menhan AS, Ashton Carter mengunjungi Filipina untuk memperkuat aliansi AS dengan Filipina, dalam kunjungan ini dia mengatakan, “Kita terus membuat aliansi lebih kuat dan lebih kuat lagi. Upaya kami untuk berbuat lebih banyak bersama-sama ini menunjukkan komitmen Amerika yang tidak bisa dipecahkan untuk membela bangsa ini (Filipina), untuk stabiltas, dan keamanan Asia-Pasifik, serta prinsip-prinsip yang telah membantu begitu baynyak kawasan ini untuk meningkatkan kemakmuran.”
Dalam hal ini “The New York Times” berkomentar, aliansi AS dan Filipina telah diperkuat dengan mata ditujukan kepada Tiongkok. Kunjjungan Carter ke Filipina menunjukkan hubungan erat kedua negara, yang akan ditampilkan dalam serangkaian operasi militer yang signifikan.
Memang benar pada 14 April 2016, setelah Carter bertemu dengan Presiden Filipina, Benigno Aquino III, pada akhir latihan “Balakatan,” 275 personil militer AS akan sementara ditempatkan di Filipina. Selain itu, lima helikopter A-10 C Thunder Bolt akan tetap berada di Filipina sampai akhir April 2016. Pesawat ini akan ditempatkan di Pangkalan Udara Clark untuk membantu dalam latihan militer Filipina, dalam meningkatkan kemampuan AL dan AU dalam operasi gabungan dari kedua militer ini.
AS Memberi Bantuan Militer Filipina
Pada saat yang sama, Filipina juga akan mendapatkan 42 juta USD untuk “Southeast Asia Maritime Security Initiative,” yang baru didirikan, dalam rangka meningkatkan dalam berbagi intelijen, pengintaian dan patroli maritim.