Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latar Belakang Jerman Bersedia Menerima Pengungsi Timteng 800.000 Tahun Ini

3 Oktober 2015   19:03 Diperbarui: 3 Oktober 2015   19:03 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu analis memperkirakan untuk meningkatkan reputasi Jerman dan Merekel di dunia. Seperti diketahui reputasi Jerman sangat menderita/tertekan dalam krisis Yunani, Jerman secara universal di gambarkan sebagai dominan dan kejam. Pada 13 Juli lalu, Merekel/Schauble (Menkeu) dikatakan telah mempertaruhkan nama baik dan kepercayaan yang telah dibangun beberapa dekade setelah P.D. II.

Namun dunia dengan melihat jutaan orang Jerman menyambut hangat para pengungsi, hal ini bukanlah pura-pura yang dipalsukan, maka dunia mau tidak mau memikirkan setreotip mereka dan Kanselir Merkel yang menggunakan kesempatan ini untuk menyelamatkan reputasi internasional-nya sendiri.

Keuntugan Ekonomis

Jika diteliti lagi, para pengungsi yang ke Jerman dari kamp-kamp besar negara-negara tetangga Syria adalah yang paling terdidik dan paling makmur dari gelombang pengungsi kali ini.  Kebanyakan dari mereka memiliki uang untuk membayar transportasi dan memiliki ketrampilan bahasa dan dapat menyerap kecerdasan dari luar negeri. Mereka juga kebanyakan sekuler atau “Muslim KTP” seperti istilah kita, sama seperti orang Jerman yang Kristen hanya sebutannya saja. 

Populasi Jerman kini sudah cepat akan menua, Jerman akan kekurangan 1,8 juta angkatan kerja pada tahun 2020 dan sistem pensiun nyaris dalam bahaya keruntuhan. Dalam keadaan demikian jelas Jerman akan senang untuk menerima masuk begitu banyak anak muda, termotivasi dan terdidik yang akan membayar pajak kelak, dan tepat seperti yang dikatakan “Le Figaro” Prancis tepat yang meratapi kenyataan ini bahwa pengungsi ini  tidak ingin datang ke Prancis.

Namun untuk mempertahankan pengungsi sudi menetap secara jangka panjang di Jerman merupakan tantangan utama dalam jangka pendek. Maka Pemerintah Jerman tampak tergesa-gesa mencari solusi dengan mengurangi peraturan perumahan dalam rangka memiliki lebih banyak ruang yang tersedia untuk pengungsi ini. Memberi dukungan keuangan yang lebih besar kepada kota-kota yang terkena dampak kebanjiran pengungsi, mempercepat proses pemberian suaka. Dan memperpendek waktu jedah bagi pencari suaka selama tidak di-izinkan bekerja. Industriwan-industriawan telah menunjukkan minat yang besar dalam pelatihan dan memperkerjakan para pengungsi Syria ini.

Karena itulah mengapa pemerintah Jerman dalam krisis pengungsi ini justru meningkatkan penerimaan mereka daripada membatasi mereka.

Permainan Politik Merkel

Pada bulan Juli lalu, Kanselir Merkel menghadapi masalah dalam partainya sendiri untuk mendapatkan persetujuan untuk bailout ketiga. Lain kali jika Yunani gagal mencapai target dan perlu libih banyak pinjaman atau keperluan utang, Merkel bisa membenarkan dengan ketegangan yang luar biasa tentang pengungsi untuk menggantikan Yunani.

Merkel juga bisa men-justifikasi ini dalam rangka menciptakan sebuah “European  Transfer Union” sesuatu yang yang sangat tidak poluler di kalangan masyarakat Jerman, dengan mengatakan negara-negara Selatan perlu mendapat transfer dari Utara untuk mengatasi pengungsi. Yang pada kenyataannya ini telah mulai terjadi. Uni Eropa telah setuju untuk mentransfer EUR. 100 juta dari Utara ke Italia dan Yunani untuk saat ini. Tapi jika sudah dilegalkan maka jumlah bisa tumbuh dengan cepat, dan bisa memiliki 'transfer union' dari pintu belakang jika pemerintah Jerman meginginkan.

Krisis pengungsi juga memberi lebih banyak kekuatan bagi Jerman dalam artian negatif: misalnya Jerman bisa bersikeras dengan mengatakan negara-negara anggota Uni Eropa yang tidak mengambil cukup pengungsi harus membayar denda, atau mereka akan menerima dana yang kurang untuk dana struktural Uni Eropa. Jerman bisa juga menuntut negara-negara Eropa lainnya untuk tidak menerapkan aturan suaka Uni Eropa, meskipun aturan-aturannya tidak bisa dijalankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun