Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latar Belakang Jerman Bersedia Menerima Pengungsi Timteng 800.000 Tahun Ini

3 Oktober 2015   19:03 Diperbarui: 3 Oktober 2015   19:03 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teloken mengatakan “Sebagian besar dari 800.000 pencari suaka yang tiba di Jerman ini kemungkinan besar akan tinggal lama, maka itu Jerman saat ini mempersiapkan segala sesuatunya untuk keberhasilan mengintegrasikan mereka dalam masyarakat Jerman, dengan menyediakan kelas bahasa, pendidikan dan menciptakan kesempatan kerja bagi mereka.”

Menurut ‘Algemeine Zeitung Frankfurter’, saat ini untuk satu pengungsi dibutuhkan biaya sekitar 13.000 euro (US$ 14.500) per tahun, ini termasuk biaya makanan, kesehatan, uang saku dan perumahan.

Jadi jika 800.000 pengungsi masuk ke Jerman, biayanya akan mencapai (euro) EUR. 10 milyar (US$ 11 milyar) tahun ini. Pada pertemuan pada hari minggu (3 minggu lalu), pemerintah Jerman sepakat untuk menyisihkan EUR. 6 milyar (US$6,7 milyar) pada 2016.

Selanjutnya, para pemimpin industri Jerman mengatakan bahwa mereka akan memberi kesempatan kerja. CEO Daimler Dieter Zetsche, sudah mulai merekrut orang-orang muda dan yang bersemangat di pusat-pusat pengungsian.

Tapi ada kekhawatiran dari beberapa politisi, Jerman tidak akan mampu menanggung tuntutan keuangan dan logistik pada akhirnya.

Masuknya pengungsi ini juga menimbulkan beberapa tantangan bagi otoritas lokal. Beberapa ada yang prihatin tentang kekurangan perumahan, sedangkan konflik di Timteng masih terus berlangsung dan gelombang pengungsi yang terus mengalir ke utara. Pada saat ini saja, pemerintah Jerman harus membangun 300.000 flat baru untuk menyediakan perumahan bagi ratusan ribu pendatang baru ini, menurut Asosiasi Kota Jerman.

Selain itu, pihak berwenang setempat masih berjuang untuk memberi keamanan yang tepat dengan datangnya begitu banyak orang asing, yang telah memicu oposisi xenophonia dan beberapa kekerasan terhadap mereka dari kelompok sayap kanan.

Hampir setiap minggu, kamp-kamp pengungsi dan rumah yang ditinggali pendatang baru menjadi target pembakaran dari serangan Neo-Nazi dan kelompok sayap kanan, terutama di Jerman bagian timur, dengan protes yang mereka sebut “Islamisasi Barat” .

Seperti Kazass yang mempunyai jaringan pertemanan di Hamburg sekarang, mengatakan mereka ingin cepat untuk belajar bahasa Jerman agar bisa cepat mendapatkan perkerjaan. Karena dia sadar akan memerlukan waktu yang tidak pendek untuk menyesuaikan keadaan setempat dengan adanya perbedaan kebudayaan di negara yang baru ini.

Kazass mengatakan “Sangat  sulit bagi saya saat pertama kali tiba disini, karena sulit untuk mendapatkan pekerjaan tanpa bisa berbicara bahasa setempat dengan baik dan saya tidak yakin apakah itu akan cocok.”   Namun dia merasa bersyukur sudah berada di Jerman “karena saya menemukan kedamaian dan keamanan” katanya. Lebih lanjut dia mengatakan “Tapi rumah saya masih tetap akan selalu Syria.” Tuturnya kepada wartawan Al Jazeera.

Dilemma Jerman Dalam Bersikap Prakmatis Dan Idealistik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun