Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latar Belakang Jerman Bersedia Menerima Pengungsi Timteng 800.000 Tahun Ini

3 Oktober 2015   19:03 Diperbarui: 3 Oktober 2015   19:03 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peremajaan yang lebih berwarna dan beragam merupakan bebebrapa yang diharapkan, tapi harus cocok dengan Jerman. Pengusaha siap untuk mengambil pengungsi dan migran ke dalam angkatan kerja, yang akan menjadi motor utama untuk integrasi. Masyarakat sipil Jerman siap untuk membantu dan pihak berwenang Jerman telah menemukan kebutuhannya, serta kegunaan dari bergabungnya “warga negara harian” ini dalam upaya koordinasi mereka.

Kini kepemimpinan politik Jerman sedang mempertahankan dan menunjukkan momentum pragmatisme, dan mendirikan sistem migran dan manajemen suaka yang efisien dan dapat dilaksanakan. Namun hal ini diperlukan kemauan politik penuh dibalik tindakan tersebut, sesuatu yang belum pernah dilakukan di masa lalu.

Hal tersebut diatas ini harus memandu sebuah narasi baru tentang bagaimana masyrakat Jerman yang baru ini akan terikat bersama-sama dalam jangka panjang, sehingga tidak ada yang merasa ada yang ditinggalkan. Ini harus menunjukkan bagaimana menghadapi ketegangan yang secara otomatis timbul, seperti terjadi perubahan masyarakat secara bertanggung jawab ketika memerangi serangan radikal sayap kanan dan jaringannya. 66% dari rakyat mengkhawatirkan akan timbul lebih banyak konflik antara penduduk setempat dan pendatang, dan akan lebih banyak konflik di sekolah (64%), lebih mengkhawatirkan lagi di Jerman Timur daripada di Jerman Barat.

Kita melihat sementara ini bahwa Jerman sedang coba melakukan pragmatisme dan dengan kasih sayang untuk menghadapi mode krisis saat ini, namun tetap timbul pertanyaan ; bagaimana agar bisa membuat kebijakan ini bisa bertahan dalam jangka panjang? 

Mengapa Jerman Melakukan Hal Ini?

Ada yang mengatakan Merkel sedang impulsif dan tidak berpikir panjang. Tapi ini sulit dipercaya, karena ketika golongan Neo-Nazi melukai polisi di Heidenau, menurut info, Merkel perlu tiga hari untuk menemukan kata-kata untuk menghukum mereka, dia tidak mengambil keputusan sebelum jelas dari musyawarah yang panjang. Rakyat Jerman banyak yang mengenjek dia dengan menggunakan Twitter #merkelschweigt (Merkel diam saja).

Pemerintah Jerman terlihat berada pada posisi unik untuk masalah gelombang pengungsi kini, tidak ada suara anti-pengungsi yang kredibel di ranah publik Jerman, tidak seperti negra-negara Uni Eropa lain. Menurut jajak pendapat, mayoritas rakyat Jerman yakin dengan menerima 800.000 pengungasi pada tahun 2015 ini tidak akan menjadi masalah bagi Jerman. Hampr 70% dari rakyat Jerman berpikir bahwa imigran bisa membuat kuat negara, sentimen lebih positif dibanding dengan negara Eropa lainnya.

Berkaitan Dengan Kampanye Pemilu

Ada analis yang memperkirakan, alasan utama Merkel yang telah berhasil untuk tetap berkuasa selama tiga periode, dan ingin coba meraih periode ke-4 tanpa tertandingi, dengan mengambil alih topik oposisi sebelum mereka bisa menggunakannya untuk membedakan dirinya dari oposisi. Menurut sumber yang dapat dipercaya, pemerintahan Merkel telah menugaskan lebih dari 150 lembaga survei yang hasilnya tidak diumumkan setiap tahun dalam rangka untuk selalu bisa mengikuti dan tahu denyut nadi bangsa dan agar bisa membuat “U-turns” jika diperlukan. (seperti yang telah terjadi untuk masalah tenaga nuklir).

Seperti diketahui, semua partai oposisi di Jerman adalah Social Democrat dan Partai Kiri yang memiliki sikap yang lebih positif pada imigrasi daripada Patainya Merkel—Partai Demokrat Kristen, topik pengungsi akan menjadi titik kuat mereka dalam pemilu 2017, maka Merkel telah mengambil sikap yang hati-hati. Sebaliknya jika Merekel mengambil sikap pro-pengungsi, partai-partai ini tidak akan tiba-tiba berbalik berpihak kepada aktivisme dan bersikap anti-pengungsi.

Satu-satunya tantangan bagi Merkel untuk masalah ini akan datang dari AFD (satu xenophobia partai anti-Euro yang relatif baru yang masih belum hadir/terwakili di parleman) dan dari sekutu-sekutunya di CSU—satu-satunya Partai Konservatif Bavaria yang bergabung sebagai pendukung Partai Demokrat Kristen-nya Merkel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun