Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latar Belakang Jerman Bersedia Menerima Pengungsi Timteng 800.000 Tahun Ini

3 Oktober 2015   19:03 Diperbarui: 3 Oktober 2015   19:03 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Selama ini perjuangan untuk bertahan hidup menjadi menu sehari-hari” kata Kazass sejak perjadinya perang saudara di Syria pada musim semi 2011. Awalnya dia akan ke Inggris, tetapi setelah mendengar ada ribuan pengungsi tertahan di tenda-tenda di Calais, Prancis dan susah untuk bisa masuk ke Inggris, maka dia mengalihkan pelariannya ke Jerman.

Kazass mendengar dari temannya, negara Jerman membuka perbatasannya untuk pengungsi Syria, dia berkata : Saya pikir saya akan memiliki kesempatan yang lebih baik disana untuk membangun masa depan. Ini negara yang ekonominya kuat dan pendidikannya gratis. Dan yang lebih penting lagi aman dan menghormati hak azasi manusia.”

Negara Eropa lainnya, sementara ini telah menolak mengambil bagian dalam skema alokasi pengungsi, seperti yang telah penulis posting ditulisan terdahulu, Hungaria dan Bulgaria membangun pagar di sekitar perbatasan mereka untuk membendung mengalirnya pengungsi ini.

Juru bicara UNHCR Stefan Teloken mengatakan : “Kita bersyukur kedua politisi Jerman dan masyarakat mempunyai sikap ‘kita bisa lakukan itu’. “

Masyarakat Munich (Jerman) banyak yang menyambut  hangat kedatangan rombongan pengungsi dengan memegang spanduk ‘Selamat Datang Pengungsi’ dan membawa makanan, baju-baju, makanan kering, mainan anak-anak, dan diapers untuk pengungsi balita. Bahkan polisi diperintahkan untuk membatasi sumbangan ini kerena sudah belebihan.

Klub sepak bola ‘Bayern Munich’ mengumumkan mereka sedang membangun sebuah kamp pelatihan untuk pengungsi, yang akan memberikan pelajaran bahasa Jerman kepada anak-anak dan pemuda pendatang ini, serta memberi pakaian sepak bola dan makanan. Pada bertanding berikutnya melawan FC Augsburg (Sabtu beberapa minggu lalu) setiap pemain akan masuk stadion telah menggandeng satu anak Jerman dan satu anak pengungsi.

Semua kegiatan positif ini sungguh menggembirakan dalam kegiatan kemanusiaan, tapi ada beberapa pengamat mempertanyakan, bagaimana dengan puluhan ribu pendatang baru, banyak dari mereka adalah Muslim konservatif, akan bagaimana baiknya mereka bisa di-integrasikan dan beradaptasi dengan masyarakat Jerman.

Saat ini sudah ada 4 juta Muslim yang sudah tinggal di Jerman, sebagian besar dari Turki.

“Sekarang, ratusan ribu Muslim Arab sudah tiba, yang akan membuat perbedaan dalam hal integrasi” Demikian peringatan yang diberikan Mendagri Jerman, Thomas de Maiziere dalam sebuah wawancara dengan “Die Zeit”.

“Kita harus mempersiapkan perubahan dimana-mana: sekolahan, polisi, perumahan, lapangan terbuka, dan sistem kesehatan.” Kata De Maiziere lebih lanjut.   

Tapi tampaknya Jerman yakin demografi yang lebih beraragam akan memberi vitalitas baru dalam masyarakatnya yang sedang menua (orang tuanya makin bertambah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun