Mohon tunggu...
Mahar Asep Gumilar Hidayat
Mahar Asep Gumilar Hidayat Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelari, Penulis

Ultra marathoner dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pemburu Medali Haram Di Pocari Sweat Run

16 September 2024   15:04 Diperbarui: 25 Oktober 2024   15:33 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Setelah duduk satu meja bersama pihak Pocari Sweat Run, para pelari curang diacara mereka itu kemudian disebut sebagai oknum. Dan identitas asli para oknum dalam tulisan ini penulis samarkan menjadi Arman, Dodi, Lina, Susi dan Sinta. 

Selain itu penulis juga memutuskan untuk tidak menayangkan semua foto mereka saat berlari. Lima dari tujuh pelari itu sudah meminta maaf kepada pihak pembuat acara, sikap terpuji yang patut diapresiasi..."

KISAH PARA PEMBURU MEDALI HARAM DI POCARI SWEAT RUN 

Ditulis oleh Asep Gumilar Hidayat (Maharun).  Ultra Marathoner dan pelari Indonesia pertama peraih rekor MURI

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Pemburu Medali Haram Di Pocari Sweat Run", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/maharasepgumilarhidayat0065/66e7e607c925c46a5a22ad03/pemburu-medali-haram-di-pocari-sweat-run?page=all#section2

Kreator: Mahar Asep Gumilar Hidayat

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Dini hari itu, Minggu, 22 Juli 2024, cuaca Kota Bandung sedang dingin-dinginnya. BMKG mencatat suhu di kota tempat Agus Prayogo tinggal itu mencapai 16 derajat celsius. Jangankan mereka yang bukan orang Bandung, Agus Prayogo saja mungkin harus melipat dua selimutnya. Walaupun masih ingin berada di balik selimut, tapi mau tidak mau, Aldrian, pelari 35 tahunan itu harus segera bangun.

Hari itu untuk pertamakalinya ia akan maraton dikenduri lari paling akbar bernama Pocari Sweat Run. Memiliki nama awal Pocari Sweat Bandung Marathon, acara yang sejak 2017 digelar di teras Gedung Sate itu selalu menjadi buruan kaum pelari. 

Tak heran jika untuk mendapatkan 1 tiket atau slot lari saja, kaum pelari diseluruh negeri harus berburu tiket lari. Memasuki seri ke-11 ditahun 2024 ini, harga slot lari yang dijual panitia tak bisa dibilang murah.

Untuk kategori 5K dijual seharga 400 ribu rupiah, kategori 10K seharga 625 ribu rupiah dan 21K seharga 775 ribu rupiah. Sementara harga slot untuk kategori paling jauh yaitu, marathon, 42.195K dijual seharga 950 ribu rupiah. Untuk menggelar pesta meriah memang selalu butuh modal yang tak murah. 

Walaupun terbilang cukup mahal dibanding harga tiket lomba lari jalanan lainnnya, namun slot acara lari itu selalu laris manis tanjung kimpul. 

Terbukti pada 12 dan 14 Desember 2023, tidak sampai 1 jam setelah penjualan tiket secara daring dibuka, 42 ribu lebih slot ludes dimakan pelari. 

Salah satu pelari yang beruntung mendapatkannya tentu saja Aldrian. Berlari kategori maraton dengan BIB bernomor 11799, Aldrian, pelari yang identitas aslinya tidak mau dituliskan itu, berhasil finish dengan catatan waktu 04:43:15 . 

"Kesannya cukup oke, sampai sebelum start semua smooth (rapi) yang disayangkan karena kurang steril" Kepada penulis, lewat pesan pendek yang kirim pada Sabtu, 3 Agustus 2024, Aldrian mulai bercerita. 

Sayangnya, bak terciprat genangan air saat belari, nama Aldrian juga ikut kecipratan kasus kecurangan terstruktur yang terjadi diacara lari akbar itu. Kecurangan yang dilakukan sekelompok pelari Bandung.

Kasus memalukan itu tidak hanya berhasil mencoreng-moreng nama Pocari Sweat Run, tetapi juga nama baik pelari Bandung dan masyakarat pelari lainnya. Oleh kaum pelari kasus itu mereka sebut, "kasus BIB palsu." 

TERCORENG BIB PALSU 

Aldrian awalnya mengaku tidak mengetahui kasus yang menggemparkan diacara lari yang diikutinya itu. Padahal kasus BIB palsu yang melibatkan sekelompok pelari itu ramai diperbincangkan pelari se-antero negeri. 

Pelari yang gemar bermain golf itu justru baru mengetahui belakangan, saat kawannya mengirimkan tautan unggahan seseorang di akun X. "Saya pertamakali tahu dari teman sesama pelari, mereka memberikan link postingan thread" Ungkapnya. 

Dalam unggahan itu ia melihat foto dirinya disandingkan dengan 5 pelari lain yang tidak dikenalnya. Setelah itu ia baru sadar, ternyata BIB Pocari Sweat Run miliknya juga dipakai salah seorang pelari dalam foto itu. 

Belakangan diketahui BIB itu palsu "Saya pribadi tidak dirugikan karena saya tetap bisa lari, finish dan dapat medali tanpa gangguan" Lanjutnya. 

Jelas saja Aldrian tidak merasa dirugikan apalagi mendapat gangguan. Ia bukan pelakunya. Lain halnya dengan si pemakai BIB palsu itu. Saat kasus memalukan itu mulai terbongkar, identitas si empunya BIB abal-abal itu mulai diburu kaum pelari. Usut punya usut ternyata pelari pemakai BIB palsu itu bernama Susi. 

Suasana Pocari Sweat Run 2022. Dok @runhood
Suasana Pocari Sweat Run 2022. Dok @runhood

BIB KEMBAR PALING FENOMENAL

Dari Aldrian kita beralih ke pelari bernama Susi, sebut saja begitu. Sama seperti Aldrian, Susi adalah pelari maraton yang juga ikut dalam kenduri lari Pocari Sweat Run. 

Bedanya, Aldrian tercatat sebagai pelari resmi dengan BIB asli, sementara pelari cantik itu diketahui ilegal dengan BIB abal-abal. Data pelari resmi dapat diketahui dengan mencocokan nomor BIB mereka. 

Nama Susi dengan nomor BIB 11799 ternyata tidak ditemukan. Artinya dia tidak membeli slot untuk berlari. Belakangan pelari Bandung itu diketahui memakai BIB bernomor sama dengan BIB milik Aldrian. 

Walaupun nomor BIB palsu yang dipakai Susi serupa dengan nomor Aldrian, kepada penulis ia mengaku tidak ambil pusing. Aldrian justru terganggu dengan aksi kaum pelari yang menggunggah foto dirinya di media sosial.

"Yang membuat tidak nyaman itu orang yang mengupload foto saya di twitter secara jelas hanya untuk membandingkan nomor (BIB) duplikat tersebut". Sesalnya.

Sebenarnya terbongkarnya kecurangan yang dilakukan Susi adalah efek bola salju dari terbongkarnya kasus kecurangan lainnya. Kasus yang ternyata jauh lebih besar dan melibatkan banyak orang yaitu, ditemukannya sekelompok pelari Pocari Sweat Run pemakai BIB palsu. 

Terkuaknya kelompok pengguna BIB palsu ini berawal dari selembar foto yang dibagikan beberapa pelari pemengaruh (influencer) di akun media sosial pribadinya. 

Dalam foto yang beredar luas pada Senin, 22 Juli 2024 itu, terlihat 5 orang pelari Pocari Sweat Run tengah berlari. 2 laki-laki dan 3 perempuan. Kelimanya terlihat memakai BIB kategori maraton berwarna merah dan biru. Termasuk Susi. 

Awalnya yang menjadi fokus perhatian kaum pelari adalah BIB yang dipakai 2 laki-laki dalam foto itu, bukan BIB yang dipakai Susi. Kedua pelari itu terlihat memakai BIB kembar bernomor 11544. 

BIB bernomor sama yang dipakai 2 pelari tentu saja janggal. Sesuai aturan administrasi, nomor BIB tak ubahnya seperti nomor KTP, 1 nomor hanya dibuat untuk satu pelari. 

"Jangankan diacara super besar yang dikelola race managament kawakan, komunitas lari saja jika mau membuat acara lari kecil-kecilan pasti hanya membuat 1 nomor BIB untuk 1 peserta" Ungkap Firman, Kapten Rude Runners, komunitas lari di Tasikmalaya yang juga pernah membuat acara lari. 

"Kemungkinan sangat kecil Pocari Sweat Run dan Run.Id (managemen pembuat acara lari) mencetak 2 nomor BIB yang sama itu. "Pasti itu ulah pelari. Penjelasan lain disampaikan Jeny, pelari Jakarta yang juga pernah bekerja sama dengan managemen pembuat acara lari. 

Kaum pelari awalnya menduga jika salah satu dari BIB bernomor sama itu asli, tapi belum jelas siapa pemiliknya. Tanpa dikomando, runtizen-warganet pelari, sat-set bergotong royong melakukan penelusuran. Tidak sampai hari berganti, pada hari itu juga langsung diketahui identitas pemakai BIB kembar itu. Mereka adalah Arman dan Dodi. 

GOTONG ROYONG KAUM PELARI 

Berawal dari sekedar ingin mencari tahu sosok Arman dan Dodi, belakangan terungkap juga sosok ketiga perlari perempuan dalam foto itu. Mereka adalah Susi yang ternyata memiliki saudara kembar bernama Sinta dan perempuan ke-tiga bernama Lina. Ketiga pelari cantik itu juga diketahui berasal dari Bandung, tempat ajang Pocari Sweat Run digelar. 

Tidak hanya berhasil mengungkap sosok kelima nama pelari dalam 1 foto yang menghebohkan itu, rupanya dari hasil gotong royong yang dilakukan kaum pelari, terungkap fakta lain yang sangat mengejutkan. 

Jika awalnya kaum pelari menduga salah satu BIB kembar yang dipakai Arman dan Dodi adalah asli, ternyata dugaan itu salah.  Terkuat fakta jika kedua BIB itu palsu. Adapun pemilik BIB asli diketahui bernama Achmad Meyki Suhendi, pelari muda yang juga berasal dari Bandung. 

Keabsahan Meyki sebagai pemilik BIB resmi dibuktikan dengan data rekam jarak lari atau result yang dirilis pihak Pocari Sweat Run. Pelari anggota komunitas lari bernama Sukuku Runners itu tercatat berlari selama 5 jam 53 menit 42 detik.

Seperti air dalam panci sedang dijarang, awalnya suam-suam kuku lalu perlahan memanas, begitu juga yang tejadi di dunia lari Indonesia saat itu. Seketika kasus ditemukannya 2 BIB palsu bernomor 11544 menjadi perbincangan panas, bahkan dengan cepat terendus media massa lokal hingga nasional. 

Sebagai pemilik BIB resmi, Meyki justru terlihat anteng adem ayem. Dia sama sekali tidak pernah angkat suara, bahkan sejak pertamakali kasus terbongkar. 

Meyki kedapatan hanya 1 kali mengunggah foto dirinya itu media sosial pribadinya-@achmadmeyki. Dalam unggahan pada 22 Juli 2024 itu terlihat, perlari yang baru pertamakali maraton itu bergaya sambil memegang BIB miliknya. Sikap sebaliknya justru diambil komunitas lari yang diikutinya, Sukuku Runners. 

Dalam unggahan diakun instagram @sukuku.runners, pada Senin, 22 Juli 2024, tertulis pesan yang mempertanyakan temuan 2 BIB kembar yang serupa dengan BIB milik Meyki "1 BIB 3 orang berbeda. Kok bisa??" tulisnya seraya menandai akun Pocari Sport Id, @pocarosportid. 

Selain itu dalam unggahan yang juga menampilkan lima pelari pemakai BIB palsu itu terdapat kalimat yang cukup keras "Yang pake BIB palsu mending lu molor aja kalo ga dapet tiket war" Komunitas lari baru itu juga meminta panitia mengusut kasus kecurangan yang terjadi. 

"Jangan sampe mereka dapet medali lagi otak kriminal gini harus di kasih pelajaran" Tulisnya. 

Pada 24 Juli 2024, penulis mencoba menghubungi pengelola akun @sukuku.runners untuk meminta konformasi terkait kasus pemalsuan BIB yang membawa nama anggotanya itu. Namun pesan yang dikirim lewat kolom percakapan pribadi di instagram itu, hingga tulisan ini disusun belum mereka balas kembali. 

Jawaban singkat lalu diberikan Achmad Meyki, menurutnya semua kasus pemalsuan BIB sudah diselesaikan pihak terkait. Namun saat ditanya siapa pihak terkait yang dimaksud, pelari berpostur tinggi itu tidak menjawabnya. 

Kepada penulis, beberapa sumber terpercaya pelari asal Bandung bercerita , jika Sukuku Runners tidak memperpanjang masalah pemalsuan BIB milik anggotanya. Mereka menyerahkan semua kasus tersebut kepada pihak Pocari. 

Seperti membongkar isi racepack yang awalnya hanya ingin mencari BIB tapi kemudian menemukan koyo cabe, biskuit kacang, minuman jeruk hingga balsem aroma teh, seperti itu juga yang terjadi saat kaum pelari menelusuri kasus BIB kembar. 

Berawal dari ingin mencari tahu siapa sosok pemakai BIB kembar 11544, tanpa diduga susul menyusul ditemukan fakta-fakta lain yang mengejutkan. Fakta tentang adanya sekelompok pelari yang secara berjamaah melakukan kecurangan. 

5 SEKAWAN SEKELOMPOK CURANG 

Berawal dari terungkapnya BIB palsu 11544 yang dipakai Arman dan Dodi, kaum pelari mulai menaruh kecurigaan bahwa kelima pelari dalam foto itu juga memakai BIB palsu. Gotong royong pencarian fakta kembali mereka lakukan, hingga terungkap fakta-fakta lain yang juga tidak kalah mencengangkan. 

Benar dugaan kaum pelari, rupanya tidak hanya Arman dan Dodi yang memakai BIB palsu. Rupanya 2 teman perempuannya, Susi dan Sinta juga memakai BIB palsu. 

Jika Susi lebih dahulu diketahui menggunakan BIB palsu bernomor 11799 miilik Aldrian, belakangan saudara kembarnya, Sinta, juga terungkap memakai BIB palsu bernomor 11869. Nomor BIB itu sejatinya dimiliki pelari resmi bernama Olia Girindra Sakti. 

Lalu bagaimana dengan Neng Lina, sosok perempuan ketiga dalam foto tersebut? Jika keempat kawannya terbukti memakai BIB palsu, lain halnya dengan Lina, ia terbukti memakai BIB asli miliknya sendiri. BIB resmi bernomor 11569. 

Namun setali tiga uang dengan perbuatan tak elok keempat kawannya, belakangan pelari usia master itu juga diketahui melakukan kecurangan. Jika Arman, Dodi, Susi dan Sinta terbongkar memakai BIB palsu, lainnya hanya dengan Lina. Ia tertangkap tangan memakai jasa joki lari untuk menyelesaikan jarak maratonnya. 

Bak Joxer dan Harley Quin yang selalu bahu membahu dan tolong menolong dalam hal keburukan, rupanya "Kang Joki" yang membantu Lina menyelesaikan jarak maratonnya itu adalah Arman, sosok yang tak lain dan tak bukan adalah si laki-laki pemakai BIB kembar palsu bernomor 11554. 

Alamak, kompak curang !

DUET KANG JOKI DAN NENG LINA

Sosok 5 sekawan Arman, Dodi, Lina, Susi dan Sinta seketika menjadi buah bibir. Sejak terbongkarnya kasus BIB palsu yang melibatkan mereka, nama kelimanya mendadak banyak disebut. Namun dari kelima pelari itu hanya sosok Arman dan Lina lah yang paling banyak disorot. 

Berkelindan dengan kasus kecurangan yang melibatkan keduanya, sepasang pelari Bandung itu juga mendadak populer. Jika Lina diketahui populer karena menggunakan jasa joki, Arman justru populer karena peran ganda yang dilakukannya. Selain diketahui memakai BIB palsu, pelari usia 50 tahunan itu rupanya menjadi "kang joki" untuk Lina. 

Aksi kecurangan berlapis yang dilakukan Arman itu banyak dikecam kaum pelari. Sindiran satire "gaya elite ekonomi sulit" berseliweran diberbagai kotak komentar media sosial yang menggunggah foto dirinya. 

Lain halnya dengan Neng Lina, awalnya banyak pelari yang memujinya karena ia selalu tampil cantik dan chics dalam setiap bidikan kamera. Padahal diketahui ia tengah berlari dengan jarak paling jauh 42 Km. 

Menurut Dudi marathoner asal Tasimalaya, maraton bukanlah jarak selempar tali kolor yang mudah ditaklukan. "Maraton itu 10 kilometer kali 4 lalu tambah 2 kilometer. 10 KM aja ngos-ngosan apalagi 42 KM." Cetolehnya "Jadi keren banget kalau ada pelari maraton masih bisa tampil cetar dan sadar kamera" Ucapnya riang. Namun pujian untuk Lina yang selalu terlihat chic itu hanya bertahan sesaat. 

Puja-puji itu seketika berubah menjadi hujatan, saat ia terciduk berlari menggunakan jasa "kang joki". Aksi Lina jelas melanggar etika dan aturan lomba. 

PASOPATI MENJADI SAKSI 

Terungkapnya aksi curang Arman dan Lina lagi-lagi berawal dari selembar foto yang banyak dibagikan pelari pemengaruh di media sosial mereka. 

Dalam foto yang tersebar luas dua hari setelah hajatan Pocari Sweat Run itu usai, terlihat Arman tengah berlari di Km 10-an. Dalam foto itu ia terlihat mengenakan BIB bernomor 11569 (BIB resmi milik Lina) bukan BIB kembar bernomor 11544 seperti dalam foto yang lebih dahulu beredar. 

Dalam foto yang diambil di atas jembatan Pasopati itu, Arman tampak tergopoh-gopoh bersama pelari lainnya. Tidak terlihat sosok Lina disampingnya. 

Namun saat dibandingkan dengan foto yang lebih dulu beredar - foto yang menampilkan 5 sekawan Arman, Dodi, Lina, Susi dan Sinta - BIB 11569 yang dipakai Arman itu berganti nomor menjadi 11544, BIB yang sebelumnya disebut BIB kembar.

Sementara itu BIB 11569 terlihat sudah berpindah tempat, dari semula tersemat di jersey Arman mendadak terpasang di jersey Lina. Pergantian dan perpindahan BIB yang awalnya tidak diketahui alasannya itu, kembali menjadi pertanyaan kaum pelari.

Selain sudah terbukti Arman dan Dodi menggunakan BIB kembar, lalu Susi dan Sinta memakai BIB palsu, kecurangan apalagi yang dilakukan 5 pelari itu?  Kaum pelari lalu menduga jika Arman dan Lina kerja kelompok menyelesaikan jarak lari mereka. 

The power of gotong royong yang dilakukan kaum pelari kembali berhasil mengunggap kebenaran. Dalam sekejap mereka menemukan foto Lina saat ia tiba digaris finish.

Dalam selembar foto itu terlihat jelas jika Lina menggunakan BIB 11569. BIB yang sebelumnya dipakai Arman. Benar dugaan kaum pelari, jika Lina dan Arman bersekongkol melakukan kecurangan. 

Dalam lingkaran kasus kecurangan berjamaah ini, Arman juga terbukti berperan ganda ; sebagai pelari, sebagai pemakai BIB palsu sekaligus sebagai Joki. Ia benar-benar multitasking. 

SKENARIO KOTOR DI JALUR MARATON 

Lalu seperti apa skenario yang dilakukan Arman dan Lina hingga berhasil bekerja sama dari kilometer 0 hingga kilometer 42 ? Berbagai analisa dan dugaan berseliweran. 

Ada yang menduga jika Arman sudah memakai BIB milik Lina sejak dari titik start. BIB itu kemudian ia bawa berlari hingga kilometer 30. Ada juga sumber yang menyebut hingga kilometer 25. Sementara itu, Lina si pemesan jasa Kang Joki, menunggu dikilometer 30 itu. 

Dititik itulah perpindahan BIB diduga dilakukan. Arman mengembalikan BIB kepada Lina, setelah itu Lina "melarikan" sendiri BIB itu hingga garis finish. 

Lalu apakah tugas Arman sebagai kang joki selesai? Tugas Kang Joki lari sebenarnya hampir mirip dengan tukang Kang Kurir, mereka hanya akan mengantarkan pesanan ke titik tujuan. Setelah barang diterima si pemesan, maka tugas Kang Kurir selesai. 

Begitupun dengan tugas joki lari pada umumnya. Tugas lari ia selesai setelah membawa BIB ke titik tujuan. Namun lain hal dengan Arman, alih-alih beristirahat dan membiarkan Lina berlari sendiri, ia justru terus menemaninya berlari hingga finish. 

Seperti sudah dipikirkan sebelumnya, agar leluasa menemani kawan cantiknya itu berlari hingga Gedung Sate, diduga dikilometer 30 itulah Arman mulai memasang BIB palsu.  BIB kembar bernomor 11544. BIB paling fenomenal di Pocari Sweat Run 2024. 

Peran Arman-pun mendadak berganti lagi. Dari awalnya sebagai kang joki, kini menjadi pemandu kecepatan lari pribadi untuk Lina. Ia benar-benar multitasking. 

Lalu bagaimana dengan nasib ketiga kawan mereka ? Apakah Dodi, Susi dan Sinta yang juga memakai BIB palsu itu juga berhasil finish. Apakah ketiganya berlari bersama Arman dari sejak Km 0 atau mulai berlari di Km 30 bersama Lina? 

Kaum pelari kembali membuat berbagai dugaan. Sama seperti Lina diduga menunggu Arman di kilometer 30 (atau 25), ketiga kawannya itu juga diduga melakukan hal yang sama. Lalu apakah analisa dan dugaan itu terbukti benar? 

PAPARAZIRUN 

Jawaban bisa didapat lewat video berdurasi 1 menit yang penulis dapatkan. Dalam video yang dikirim pelari Bandung itu terlihat Arman, Lina, Dodi, Susi dan Sinta tengah berlari bersama. 

Kelimanya tampak sedang berlari disekitar jalan Karapitan atau sekitar kilometer 25 menuju 30. Pada menit-menit awal terlihat Arman sudah mulai kuyu dan tampak kelalahan. 

Sementara keempat kawannya, Lina, Dodi dan si kembar Susi, Sinta, terlihat kompak mengawal. Dengan wajah masih glowing keempatya terlihat belari penuh semangat. 

Namun setelah diperhatikan dengan seksama, ada yang janggal dengan aksi keempat pelari itu. Rupanya dalam video itu telihat jelas jika Lina, Dodi dan si kembar Susi dan Sinta sama sekali tidak memakai BIB. 

Baru pada detik ke-5, keempat sekawan itu tiba-tiba sudah memakai BIB. BIB yang kelak diketahui palsu. Video pendek yang tidak beredar luas itu lalu berakhir dengan adegan kelimanya meneriakan iyel-iyel khas Pocari : "Pocari Sweat, go sweat go ion". 

Tingkah laku mereka tentu saja janggal dan diiluar kebiasaan, umumnya semua peserta lomba sudah memakai BIB sebelum flight off dimulai atau sejak dibelakang garis start. 

Sesuai aturan BIB tersebut tidak boleh dilepas selama peserta berlari. Bahkan BIB juga menjadi semacam tiket untuk memasuki arena lomba. Tanpa BIB dilarang memasuki arena lomba. 

Bunga dan Dewi, pelari senior Bandung yang identitas aslinya disamarkan, lalu penulis minta untuk menganalisi video pendek itu. Setelah melihat isi video, keduanya lalu mengaitkan dengan analisa dan dugaan awal yang banyak dilontarkan kaum pelari, khususnya pelari Bandung. Dugaan jika Lina, Dodi juga Susi dan Sinta, tidak seperti Arman yang berlari dari titik start, melainkan dari kilometer 30 atau 25. 

Jika melihat video yang penulis dapat dan analisis yang disampaikan Dewi dan Bunga, berbagai dudaan yang sebelumnya beredar di tengah pelari Bandung tampak menemukan kecocokan. 

Apalagi tak lama muncul foto kelima sekawan dalam satu frame tengah berlari bersamaan, kelimanya terlihat sudah memakai BIB palsu masing-masing. Tidak berselang lama muncul lagi foto terbaru, yaitu foto Lina, Arman juga Susi tiba di garis finish. 

Setelah muncul satu persatu bukti yang mendukung dugaan dan analisis yang dilakukan kaum pelari, belakangan penulis menerima lagi video terbaru. 

Dalam video 1 menitan itu tampak lima sekawan sekompak curang itu sudah berada di arena lomba. Kelimanya tampak berbaur bersama ribuan pelari lain sambil memamerkan medali masing-masing. 

Sulit bagi 5 sekawan itu untuk mengelak dengan semua bukti yang dimiliki pelari, selain itu sungguh rapi dan terstrutur skenario yang dilakukan kelimanya. 

Bisa ditebak jika semua skenario kotor itu sudah mereka susun dari jauh hari sebelum gong Pocari Sweat Run ditabuh. Namun seperti sekencang-kencangnya Kipchoge berlari akhirnya DNF juga, begitupun dengan skenario kotor yang mereka buat. Serapi-rapinya disusun akhirnya terbongkar juga. 

Sepertinya  lima sekawan itu lupa, selain ada kaum pelari yang pandai menelusuri, ada satu kaum lagi yang juga tidak bisa diabaikan yaitu, kaum paparazirun.  Kaum pembidik dan perekam segala macam tindak-tanduk dan tingkah polah kaum pelari di negeri ini. Berawal dari hasil bidikan merekalah semua keculasan dan kecurangan lima sekawan itu terbongkar. 

MARATONER TAK MABRUR 

Berbekal jarak lari palsu dan BIB abal-abal, Arman, Lina, Dodi, juga si kembar Susi dan Sinta diketahui tiba di garis finish Pocari Sweat Run. Duet abnormal Arman dan Lina di bahkan resmi tercatat selama 04:52:33. 

Sementara rekam berlari Dodi, Susi dan Sinta jelas tidak tercacat, karena BIB mereka terbukti palsu. Secara jarak tempuh, Arman memang benar sudah berlari sejauh 42,195 Km. Iapun pantas disebut marathoner. 

Namun sayang jarak maraton yang ditempuhnya itu dilakukan denggan cara yang ngawur, hingga status maratonnya menjadi tidak mabrur. 

SI MANTAN KAPTEN 

Kerja sama ciamik yang dilakukan Arman dan Lina rupanya tidak hanya mereka lakukan saat berlari di Pocari Sweat Run. Beberapa pelari Bandung yang memberikan informasi mengatakan, jika Arman dan Lina juga kompak saat berlatih sehari-hari. Kekompakan yang selalu mereka tunjukan membuat keduanya famous alias terkenal dikalangan pelari Bandung. 

Lain Arman-Lina, lain lagi dengan 3 kawan lainnya, Dodi dan si kembar Susi Sinta. Profil ke-3 orang itu rupanya tidak terlalu dikenal. Beberapa pelari Bandung menyebut ketiganya sebagai pelari kemarin sore atau pelari baru. 

"Mereka itu pelari generasi pandemi" Ucap Dewi. Pelari generasi pandemi yang dimaksud Dewi yang tidak ingin identitas aslinya disebut itu adalah, klan pelari baru yang mulai berlari tahun 2021 atau saat pandemi Covid-19 terjadi. 

Berbeda dengan kawan-kawannya, Arman justru dikenal sebagai pelari lama. Menurut informasi yang dibagikan beberapa pelari Bandung, Arman disebut sudah berlari sejak Pocari Sweat Run masih bernama Pocari Sweat Bandung Marathon. Dipastikan ia juga pernah merasakan membeli slot lari masih seharga 150 ribu. 

Biasa dipanggil Koh Arman, selain disebut pelari lama, pria bemata sipit itu juga rupanya pernah menjabat sebagai kapten Roolics Runners, komunitas lari ternama yang baru merayakan ulang tahun ke-lima. 

Menurut Helen Bow, salah seorang petinggi di Roolics Runners, selain pernah menjabat sebagai kapten, Arman juga salah satu founder atau pendiri komunitas lari itu. "Dia dulu aktif dan salah satu pendiri Roolics bareng Andri dan Kakak aku" Ungkap pelari modis itu. 

Tapi Helen dengan tegas memastikan jika kasus pemakaian BIB palsu yang dilakukan Arman sama sekali tidak ada kaitan Roolics Runners 

"Tidak berhubungan dengan Roolics. Sejak tahun 2022 dia sudah resmi out (keluar) dari Roolics"Ungkapnya. Usut punya usut, keluarnya pelari 50 tahunan itu dari keanggotaan Roolics akibat pecah kongsi dengan para pendiri lainnya. 

Menurut informasi dari salah seorang pelari yang mengetahui kasus itu, Arman dan para pendiri Roolics Runners lainnya sudah mulai memiliki perbedaan visi. Konflik yang biasa terjadi dalam komunitas lari. 

Selain sudah berbeda visi, selama menjadi anggota Roolics Runner, Arman juga disebut lebih aktif berkomunikasi dengan kelompok lari lain dibandingkan dengan Roolics Runners. Kelompok lari lain yang dimaksud adalah Holspec Running Club. 

Dengan berbagai konflik yang terjadi dan sudah tidak ada keharmonisan dengan anggota lain, pada awal 2022, Arman tercatat resmi keluar dari komunitas yang ia bangun sendiri.  "Dia sudah resmi out (keluar) dari Roolics" Ulang Helen Bow. 

Setelah tidak lagi menggunakan jersey Roolics, Arman kemudian diketahui membentuk geng sendiri. Geng berisi kawan-kawan lari terdekatnya. 

Oleh pelari Bandung geng bentukan Arman itu dikenal dengan nama Geng Paskal 23. Geng-gong yang ternyata beranggotakan Lina, juga Dodi, Susi dan Sinta, sekawan pemakai BIB palsu di Pocari Sweat Run. 

GENG-GONG PASKAL23

Disebut geng Paskal 23, geng-gong yang disebut bentukan Arman itu bukan komunitas lari layaknya Roolics Runners, Keluarga Cemara Runners, Bandrex atau komunitas lari populer lainnya di Kota Bandung. 

Geng Paskal 23 hanya kumpulan pegiat olah raga lari yang biasa berlatih bersama disekitar Jalan Pasir Kaliki Bandung. Warga Bandung biasa menyingkat nama Pasir Kaliki menjadi Paskal. "Anggota geng-gong Paskal paling hanya 20 orang dan kebanyakan pelari-pelari generasi pandemi" Ucap Dewi yang juga tergabung dalam komunitas lari di Bandung. 

Sumber lain mengatakan anggota geng Paskal 23 itu semuanya berisi kawan-kawan terdekat Arman, termasuk diantaranya mantan anggota Roolics Runners, komunitas lari yang pernah dipimpinnya. 

Rupanya setelah resmi tidak menjadi anggota Roolics Runners, Arman memboyong teman-temannya untuk bergabung dengan geng-gong Paskal 23. 

Walaupun sama-sama beranggotakan pegiat olah raga lari, namun "geng pelari" tidak bisa disamakan dengan komunitas lari. "Geng"-dalam hal ini geng pelari, tidak dituntut memiliki AD/ART, termasuk tidak memiliki struktur keanggotaan secara resmi. Selain itu "geng pelari" juga tidak diwajibkan memilik program kerja dan program pelatihan lari. 

Dengan karaternya itu "geng pelari" juga tidak memiliki tata tertib yang berdasarkan AD/ART organisasi. Aturan, tata tertib atau hukum yang digunakan dalam "geng" biasanya hukum liar atau hukum rimba. 

Lain halnya dengan komunitas lari, sebagai bagian dari organisasi kemasyarakatan yang dibentuk sekolompok individu dengan kedudukan setara, mereka dituntut memiliki AD/ART. 

Komunitas lari juga memiliki kepengurusan yang jelas serta memiliki program kerja termasuk program pelatihan lari. Walaupun tidak pernah mendeklarasikan diri sebagai komunitas lari, tapi geng-gong Paskal 23 diketahui aktif berlatih lari bersama. 

Mereka juga rajin mengikuti ajang lomba lari, dari lomba lari ceria hingga maraton. Arman yang disebut-sebut sebagai ketua geng juga dikenal rajin berlatih dan berkumpul bersama kawan-kawan pelarinya itu. 

Sejak terkuaknya kasus BIB palsu yang menyeret nama dirinya dan kawan-kawan satu gengnya itu, nama geng Paskal 23 mendadak muncul ke permukaan. Namun berbanding terbalik dengan munculnya nama geng Paskal 23, seketika semua anggota geng-gong itu mendadak lenyap bak dimakan rayap. 

"Orang-orang yang eta semua ilang" Cerita Dewi yang juga ikut gemas dengan kasus yang melibatkan nama pelari Bandung itu. Hilang yang dimaksud Dewi bisa diartikan dengan bersembunyi atau menyembunyikan diri. 

Bersembunyinya Arman CS termasuk anggota geng gong Paskal 23  kemudian memunculkan harewos bojong (bahasa sunda) alias desas-desus tak sedap dikalangan pelari Bandung.  Desas-desas itu berbunyi ; diduga jika dalang dibalik semua kekisruhan BIB palsu di Pocari Sweat Run itu adalah Arman itu sendiri. 

Setelah desas-desus muncul maka syak wasangkapun hadir. Prasangka itu berkata ; selain sebagai dalang, Arman juga diduga sebagai pencetak BIB palsu . 

"BIB palsu kategori maraton khusus dibuat untuk geng Paskal 23, sementara BIB half marathon dibagikan Arman untuk geng Holspec Running Club" Ungkap salah satu sumber terpercaya. Benarkah dugaan itu? 

LAGI ! 2 BIB PALSU MUNCUL LAGI.

Setelah muncul nama geng Paskal 21, geng-gong yang dikomandoi Arman, menyusul nama kedua yaitu, Holspec Running Club. Bukan tanpa alasan jika nama klub lari itu masuk dalam pusaran kasus BIB palsu di Pocari Sweat Run 2024. 

Menurut cerita yang disampaikan pelari Bandung, Arman memang dikenal memiliki hubungan erat dengan klub lari itu. Sumber lain menyebutnya jika Arman adalah bagian dari geng Holspec.  Selain itu ia juga diketahui berteman akrab dengan salah satu pendiri Holspec Running Club. 

Disaat kaum pelari, khususnya pelari Bandung, sedang asik merangkai berbagai kejadian dari kasus BIB palsu, tiba-tiba muncul temuan baru yang tak kalah mengangetkan. Kaum pelari kembali berhasil membongkar satu lagi aksi kecurangan di Pocari Sweat Run. Aksi yang serupa dengan aksi sebelumnya yaitu, terciduknya pelari pemakai BIB palsu. Kali ini lagi-lagi menyeret nama pelari Bandung. Dia adalah Suny. 

Seperti bola salju yang terus menggelinding, berselang 3 hari setelah kasus pemakaian BIB palsu yang digunakan Arman CS terkuak, Kamis, 25 Juli 2024 mendadak muncul nama Suny. Ce Suny, begitu biasa ia dipanggil, juga kedapatan berlari memakai BIB palsu. Foto pelari senior saat berlari di Pocari Sweat Run itu tersebar luas setelah seorang pelari pemengaruh mengunggahnya di akun media sosial. 

Dalam foto yang diambil di 2 lokasi yang berbeda itu, terlihat foto Suny disandingkan dengan lain dengan nomor BIB yang sama. BIB kategori half marathon bernomor 21414 . Kasus BIB kembar seketika muncul lagi. 

Jika BIB kembar yang sebelumnya dipakai Arman dan Dodi terbukti dua-duanya palsu, dalam kasus Suny ini terungkap, ternyata BIB yang digunakannya positif palsu. Adapun pemilik nomor BIB asli bernama Ritzki Aisyarah. 

Dalam sekejap Suny menjadi bulan-bulanan kaum pelari, fotonya tersebar luas diberbagai media sosial. Aksi yang dilakukan Suny itu benar-benar mengagetkan dan tidak terduga. 

Terlebih sebelumnya pengusaha itu kedapatan ikut mengkritik kasus BIB palsu yang melibatkan Arman Cs yang ternyata kawan-kawannya juga. 

Kritikan itu ia tuliskan dalam kolom komentar di unggahan @curhatpelari. Menurutnya panitia lalai sehingga pelari dengan BIB palsu bisa ikut berlari. 

"Kenapa mereka bisa lolos? Pocari perlu berbenah lagi, dari mulai BIB, rute yang aman buat pelari dan dibantu adanya marsall di titik-titik rawan" Tulisnya. 

Bak ingin menghilangkan jejak, setelah aksinya terbongkar, mendadak komentar yang ditulis Suny itu hilang. Kuat dugaan komentar itu dihapus oleh dirinya sendiri. 

Berbincang dengan penulis melalui telepon pada Jumat, 3 Agustus 2024, Suny mengaku awalnya ia cuek alias bodo amat dengan kasus BIB palsu yang juga menyeret namanya. Ia juga tidak "hilang bak dimakan rayap" seperti pemakai BIB palsu lainnya. Ia juga tidak menghilangkan akun instagram miliknya. Ibu 2 anak itu tetap aktif bermedia sosial.

PEMAIN BARU DALAM PUSARAN BIB PALSU

Belum mereda hujatan kaum pelari yang ditujukan kepada Arman Cs dan Suny, tak berselang lama muncul lagi foto lain yang menunjukan aksi pelari remaja tiba digaris finish.

Sekilas tidak ada yang aneh dengan aksi si pelari kategori half marathon itu. Tapi entah bagaimana awalnya, kaum pelari berhasil mengungkap fakta, jika si pelari remaja itu juga diketahui memakai BIB palsu. BIB bernomor 21526. 

Jika Arman CS termasuk Suny kedapatan memakai BIB palsu yang kebetulan bernomor sama dengan BIB asal, lain halnya dengan BIB yang dikenakan si pelari remaja itu. 

BIB bernomor 21526 diketahui tidak jelas alias BIB bodong. Jika status BIB yang dipakai si pelari remaja tidak jelas, namun sosok pemakainya kemudian terungkap dengan jelas. Ia diketahui pelari asal Bandung bernama Nat (15).

KOMPAK CURANG JILID 2 

Dari informasi yang penulis dapatkan, diketahui jika Nat bukan pelari hore biasa. Siswa SMA tingkat 1 itu diketahui kerap meraih gelar podium diberbagai lomba lari. Sebut saja Borobudur Marathon, One Run 10k dan Jabar 10k. 

Sebagai pelari podium, Nat tentu saja bukan pemain baru, namun dalam pusaran kasus BIB palsu di Pocari Sweat Run, Nat bisa disebut sebagai pemain termuda dibanding Arman CS . Lalu apa hubungan Nat dengan Arman, Suny dan pemakai BIB palsu lainnya? 

Seperti adegan plot twist dalam sebuah film, rupanya pelari yang kini bersekolah di Beijing itu tak lain dan tak bukan adalah anak Suny, sosok yang sebelumnya juga kedapatan memakai BIB palsu. 

Jangan pikir kejutan sudah berakhir, rupanya ada kejutan lainnya, ternyata selain ibu dari Nat, Suny juga diketahui sebagai pemilik Holspec Running Club, klub lari yang sedari awal diduga terlibat dalam pusaran kasus BIB palsu. Klub lari yang juga menjadi tempat Nat berlatih. 

Jika hubungan Suny dan Nat adalah sepasang Ibu dan Anak, lalu apa hubungan Suny dengan Arman Cs? Rupanya Suny juga diketahui berkawan karib dengan Arman. Ia juga kerap berkumpul bersama geng paskal 21, geng-gong beranggotakan Arman, Dodi, Lina, Susi dan Sinta. Sekawan sekelompok dalam pusaran BIB palsu di Pocari Swear Run. 

Alamak, kompak curang jilid 2. 

HOLSPEC RUNNING CLUB TERLIBAT? 

Dari rangkaian kasus BIB palsu dan orang-orang yang terlibat di dalamnya, tak heran jika kaum pelari, khususnya pelari Bandung, kemudian mengaitkan dengan banyak pihak.  Dari geng-gong Paskal 23 hingga klub lari resmi, Holspec Running Club. 

Lalu benarkah klub lari binaan Handi Elang itu terlibat? Penulis meminta jawaban dari Handi Elang, pelatih utama di Holpec Running Club terkait kasus kecurangan yang dilakukan Arman, Suny dan kawan-kawannya itu. 

Pelatih muda itu menjelaskan jika cocokologi yang dilakukan kaum pelari itu tidak sepenuhnya benar. "Tidak ada kaitan sama sekali antara Holspec dan kasus Arman dan kawan-kawannya itu".

Elang juga menjelaskan jika Holspec Running Club bukan seperti komunitas lari pada umumnya. Apalagi geng-gong seperti Geng Paskal23 "Holspec ini klub lari berakta yang tercatat resmi di KONI, dibentuk untuk mencetak calon atlet Jabar" Jelasnya.

Lewat obrolan panjang yang penulis lakukan via panggilan telepon pada Jumat 2 Agustus 2024, Elang juga menegasnya jika Arman dan semua orang yang disebut memakai BIB palsu itu bukan atletnya.

"Anggota Holspec ini tidak sampai 20 orang dan semua atlet saya para pelajar SMP dan SMA" Jelas pelatih 25 tahun jebolan Gantar Velocity itu. 

Walaupun bukan anggota apalagi atletnya, namun Elang mengaku jika Arman pernah ikut berlatih bersama Holspec "Saat kami sedang ada jadwal latihan siapapun sebenarnya boleh ikut gabung, tapi tidak mengikuti program para atlet" Jelasnya.  Namun pelatih muda itu tidak menampik jika Holspec memiliki hubungan dengan pelaku pemakai BIB, yaitu Suny dan Nat, anaknya. 

Elang membenarkan jika Suny adalah pendiri klub lari yang berdiri sejak 2022 itu. Ia juga mengakui jika Nat adalah anak didiknya sekaligus anggota resmi Holspec Running Club. "Urusan Holspec itu hanya dengan Nat sebagai atlet saya dan Ce Suny sebagai founder dan kami sudah menyelesaikannya dengan baik" Ungkap Elang. 

Elang juga bercerita jika ia sempat marah saat mengetahui Nat belari di Pocari Sweat Run. Selain tidak mematuhi jadwal mengikuti lomba, ia juga tidak meminta izin. 

"Dalam posisi pelatih, urusan pribadi saya hanya dengan Nat, tidak dengan Ce Suny, karena dia (Nat) atlet saya." Ungkapnya. Elang juga mengaku sesaat setelah kasus BIB palsu menyeret nama Nat, Suny dan Holspec ia langsung berkomunikasi dengan Suny sebagai bos nya. 

"Sesaat setelah kejadian itu saya langsung mengumpulkan semua member Holspec. Saya memberikan peringatan jika kejadian serupa terjadi lagi, saya akan mengeluarkan pelanggar dari keanggotaan Holspec" Jelas Elang. 

Untuk diketahui, Holspec Running Club bukanlah komunitas lari seperti Roolics Runners, Sukuku Runners atau komunitas lari sejenis, Holspec adalah klub lari yang tercatat resmi di KONI. 

Dibentuk Suny pada 2022, 15 anggota klub lari itu semuanya pelajar SMP dan SMA. Mereka sengaja dipersiapkan untuk menjadi atlet nasional, termasuk Nat. 

Kemarahan pelatih Elang tentu beralasan, ia mengaku tidak ingin nama Nat termasuk Holspec menjadi buruk akibat anggotanya berlari memakai BIB palsu. Suny sebagai ibunya berkali-kali menjelaskan kepada Elang bahwa semua perbuatan itu akibat kesalahan dirinya. 

Terkuaknya aksi Suny dan anaknya dalam putaran kasus BIB palsu tidak hanya menjadi kejutan sekaligus pukulan bagi Handi Elang dan kaum pelari Bandung, tapi bagi kaum pelari lainnya. 

Ternyata, pemakai BIB palsu di Pocari Sweat Run 2024 tidak Arman, Dodi, Susi dan Sinta namun belakangan terkuak juga dipakai Suny dan anaknya, Nat. 

Isu baru lalu berhebus lagi, tebak-tebak buah manggis terjadi lagi, kali ini isu tersebut berbunyi ; diduda pengguna BIB palsu di Pocari Sweat Run bukan hanya 6 tapi mencapai 30 orang.

Tebak-tebak buah manggis yang dilakukan kaum pelari, khususnya pelari Bandung itu tak lama diamini Suny. Dalam nyanyiannya Suny mengaku jika Arman bercerita bahwa dirinya memproduksi BIB palsu hingga 30 lembar. 

Alamat, hancur minah! 

NYANYIAN SUNY 

Untuk mendengarkan nyanyian Suny, mari kita berlari mundur ke hari Kamis, 18 Juli 2024. Siang itu anak sulung Suny, Nat (15), merengek kepada Ibunya. Mendadak ia ingin berlari di Pocari Sweat Run. 

Suny jelas melarangnya, selain acara akan digelar 3 hari lagi, mereka juga tidak memiliki BIB. "Saat itu kami memang tidak direncanakan akan berlari di Pocari Sweat Run. Anak saya harus siap-siap berangkat ke Beijing untuk sekolah " Ucap Suny. 

Namun di detik-detik terakhir, menurut pengakuan ibunya, Nat mendadak berubah pikiran. Ia ingin berlari 21K di acara itu. "Boleh lah mah, lari terakhir sebelum ke Beijing" Kata Suny menirukan rengekan anaknya. 

Suny mulai gamang. Dengan alasan ingin memberikan hadiah terakhir sebelum anaknya berangkat ke Beijing, ia lalu memutuskan akan mencarikan BIB untuk anaknya itu. 

Belum terlaksana niat Suny mencari penjual BIB, tanpa diduga tiba-tiba ia kedatangan tamu. Ia adalah Arman teman lari sekaligus rekan bisnisnya. 

Setelah ngobrol panjang lebar membahas urusan bisnis, Suny lalu bercerita jika ia sedang mencari BIB Pocari Sweat Run untuk dipakai anaknya. "Jika ada untuk saya lebih bagus lagi, jadi kami bisa lari bareng" Cerita Suny kepada Arman.

Gayung bersambut, seketika Arman menjanjikan akan memberinya BIB. Bukan hanya untuk Nat, tapi juga untuk Suny. "Awalnya saya pikir dia punya BIB asli atau BIB orang datanya bisa saya ubah, tapi ternyata dia memberikan BIB palsu atau BIB yang dia cetak sendiri" Ucap Suny. 

Tak lama 2 lembar BIB bernomor 21414 dan 21526 berpindah tangan, dari tangan Arman ke tangan Suny. Ia lalu memilih BIB bernomor 21414 untuk kategori 21 K. Sementara nomor 21526 ia berikan kepada anaknya. 

Suny bercerita jika ia sempat bertanya tentang asal usul BIB palsu itu. "Awalnya Arman tidak menjawab dengan jelas" Namun setelah didesak Arman lalu bernyanyi jika BIB itu ia buat sendiri. 

Masih menurut pengakuan Suny, nomor BIB yang dicetak Arman itu dipilih Arman secara acak, bukan menggandakan BIB asli yang sudah ada. "Kertas BIB nya memang beda dengan BIB pada umumnya, lebih tipis dan yang jelas tidak ada chip timenya" Ungkap Suny. 

Saat menerima BIB itu Suny mengaku was-was. Ia takut aksinya diketahui orang. "Tapi saat itu Arman bilang, tenang saja, kita kan cuma lari hore-hore saja untuk memeriahkan acara, bukan ngejar podium juga, saya mulai tenang". Ungkap Suny.

Kegundahan Suny semakin mereda saat kawan baiknya itu meyakinkan jika Suny dan anaknya bukan satu-satunya yang akan memakai BIB palsu. "Dia ngomong ke saya kalau dia sampai membuat 30 palsu" Ungkap Suny. Saat penulis bertanya, kepada siapa saja 30 BIB palsu itu dibagikan, Suny mengaku tidak mengetahuinya. 

MEDALI HARAM DI POCARI SWEAT RUN 

Hari H akhirnya tiba, Minggu, 21 Juli 2024, Suny dan Nat melenggang tenang memasuki area loba di Gedung Sate Bandung. Sekilas tidak ada bedanya BIB palsu yang dipakai mereka dengan BIB asli milik 16 ribuan pelari lainnya. Diringi doa Arman tempo hari ; "Tenang saja, kita kan cuma lari hore-hore saja" sepasang ibu anak itu kemudian berlari 21K dengan nyaman. 

Keduanya diketahui berhasil finish strong hingga melenggang riang di atas karpet biru terang. Medali penamat lalu mereka dapatkan. Medali haram yang bukan hak mereka. Medali haram yang diduga juga dimiliki 30 pelari lain. Pelari pemakai BIB palsu yang juga diduga buah karya Arman. 

HILANG KUASA ARMAN 

Baru 3 hari medali Pocari Sweat Run bertuliskan 21 Km targantung di rumah Suny. Medali yang ia dapatkan berkat BIB palsu dan kuasa doa Arman. Namun hanya 3 hari saja kuasa doa Arman itu bekerja.

Rabu, 24 Juli 2024 doa itu benar-benar hilang kuasa. Setelah sebelumnya aksi dirinya dan 4 kawannya, Lina, Dodi, Susi dan Sinta terbongkar akibat kedapatan memakai BIB palsu, menyusul giliran Suny dan Nat yang habiS dikuliti kaum pelari.

Suny mengaku menerima semua kekesalan dan kemarahan pelari "Saya sadar saya salah dan siap meminta maaf" Ucapnya. Tindakan Suny terlibat dalam pusaran BIB palsu tentunya disayangkan teman-temannya sesama pelari Bandung.

Bagaimana tidak, Suny selama ini dikenal pelari senior yang sudah wara-wiri diberbagai acara lari, dalam dan luar negeri. Ia juga memiliki klub lari sendiri bernama Holspec Running Club. 

Yang lebih disayangkan, pelari yang mengaku sudah memilik BIB May Bank Bali Marathon dan Borobudur Marathon itu harus melibatkan Nat, anaknya sendiri. 

"Suny kan pelari lama, dia juga sudah marathon di dalam dan luar negeri, masa tidak tahu soal larangan memakai BIB palsu" Ungkap Bunga, pelari ultra asal Bandung. 

Nasi sudah menjadi bubur, karpet biru muda di depan Gedung Sate juga sudah dibawa pulang panitia Pocari Sweat Run. Suny kini hanya bisa menyesali semuanya. 

Ia mengaku menerima semua kekesalan dan kemarahan kaum pelari "Saya sadar saya salah" Ucapnya. Sebagai bentuk tanggung jawab atas perbuatannya itu, terlebih ingin membersikan nama Nat, Suny mulai merencanakan langkah selanjutnya. Langkah yang didukung kawan-kawan lari positifnya di Bandung. Langkah itu adalah bertemu Gading Santoso Putra. 

GADING SANTOSO PUTRA 

Malam itu, Kamis, 25 Juli 2024, bertempat disalah satu ruangan di lantai 6, Pondok Indah Office Tower, Jakarta Selatan, Suny dan anaknya, Nat (15) terlihat duduk dengan tenang. 

Tak jauh dari mereka tampak 3 pelari Bandung lainnya. Mereka adalah Arman, Lina dan Dodi. Kedatangan Suny dan kawan-kawannya ke kantor Pocari Sweat malam itu, rupanya masih berkaitan dengan kasus pemalsuan BIB yang tengah mereka hadapi. 

Mereka hendak menemui salah satu orang paling penting di kantor itu. Ia adalah Gading Santoso Putra (GSP), Head of Partnership and Govement PT. Amerta Indah Otsuka. 

GSP bukanlah sosok asing dikalangan pelari, walaupun tidak menyebut dirinya seorang pelari, tapi lingkaran perteman GSP adalah para pelari. Sebut saja dari mulai pelari kasta elite, kasta darah biru, kasta selebritis, hingga pelari kasta keyong. 

Singkatnya, Ibu GSP, begitu biasa ia dipanggil, adalah orang nomor satu di Pocari Sweat Run. "Saat itu harusnya datang juga si kembar Susi dan Sinta yang juga berlari memakai BIB palsu" Cerita Suny 

"Tapi keduaya tidak berani datang" Kepada penulis, Jumat, 2 Agustus 202 Suny bercerita, jika maksud kedatangannya menemui GSP adalah untuk meminta maaf atas kesalahannya berlari memakai BIB palsu. "Saat itu saya datang karena inisiatif sendiri, bukan dipanggil pihak Pocari" 

Pengakuan Suny bertolak belakang dengan desas-desus yang beredar di tengah-tengah pelari Bandung. Beredar rumor justru pihak Pocari Sweat Run yang memanggil mereka ke Jakarta untuk dimintai pertanggung jawaban. 

Selain itu menurut informasi dari Dewi, pelari Bandung mendesak para pemakai BIB palsu untuk segera meminta maaf kepada pihak Pocari Sweat Run. 

"Banyak yang mulai gerah dengan kasus ini karena nama baik pelari Bandung ikut terbawa-bawa" Ucap pelari maraton yang namanya minta dirahasiakan. 

Sadar bola semakin liar dan desas-desus terus berhembus, Suny berinisiatif menghubungi pihak Pocari Sweat Run "Jadi tidak benar jika ada rumor yang mengatakan saya yang dipanggil Pocari, justru sebaliknya" Aku Suny.  Suny juga bercerita jika ia sempat mengajak Arman untuk ikut menghadap pihak Pocari Sweat Run. "Tapi dia menolak" Lanjutnya. 

Gading Santoso Putra sebagai pihak dari Pocari Sweat Run tidak bisa dimintai konfirmasi tentang kebenaran pengakuan Suny. Pesan singkat dan pertanyaan yang penulis kirimkan sejak Jumat 2 Agustus 2024 tidak ia respon. 

Gayung bersambut, niat Suny menyelesaikan kisruh BIB palsu yang menyeret dirinya disambut baik kawan-kawannya sesama pelari Bandung. Salah satunya Catherine, pacer Pocari Sweat yang asal kota kembang. Lewat bantuan Catherine akhirnya Sunny terhubung dengan Gading Santoso Putra (GSP). 

PERJANJIAN DI ATAS MEJA POCARI SWEAT 

Skenario untuk mempertemukan GSP dan para pelaku pemakai BIB palsu laku mulai mereka susun. Menurut Suny, awalnya GSP dan pihak Pocari Sweat Run akan bertandang ke Bandung untuk menemui para pemakai BIB palsu. 

"Tapi saat itu waktunya masih belum jelas kapan" Ungkap Suny. Akhirnya setelah berdiskusi dengan Caterine, Suny mengusulkan agar dirinya sendiri yang datang ke Jakarta menemui GSP. Dijembatani Catherine, janji temu dengan GSP akhirnya dibuat, Kamis malam 25 Juli 2024. Tanpa menunggu esok lusa, sore itu juga Suny bersiap menghadap GSP, ia bahkan mengajak anak sulungnya, Nat yang juga masuk dalam pusaran kasus BIB palsu. 

Suny mengaku dengan atau tanpa Arman CS dia dan anaknya tetap akan menghadap GSP. "Saat akan berangkat, mendadak si Arman berubah pikiran, ia bersama Lina dan Dodi akhirnya mau ikut saya menghadap Bu Gading" Kata Suny. "Tapi sayangnya Susi dan Sinta tidak mau ikut" Lanjut Suny. 

Akhirnya sore itu juga, Kamis,25 Juli 2024 rombongan pelari Bandung itu melesat menuju Jakarta, untuk menemui GSP. Disambut ramah GSP di kantornya, lantai 6, Pondok Indah Office Tower, Jakarta Selatan, malam itu untuk pertamakalinya, ke lima pelari Bandung pelaku pemakai BIB palsu itu akhirnya bertemu. Dalam pertemuan itu turut hadir team legal PT. Amerta Indah Otsuka. 

Memakai jaket biru-putih bertuliskan Pocari Sweat yang dipadukan dengan celana panjang hitam, GSP, menyambut ramah para tamunya itu. Sekelompok pelari Bandung yang membuat acara lari yang dibuatnya tercoreng. Untuk pertamakalinya ke-5 pelari itu juga bertemu GSP dan bertandang ke kantor PT. Amerta Indah Otsuka. 

Setelah disuguhi berbotol-botol Pocari Sweat, ditemani team legal PT. Amerta Indah Otsuka, mereka mulai duduk satu meja membahas kekisruhan akibat BIB palsu. Suny bercerita jika malam itu GSP meminta penjelasan terkait kasus pemalsuan BIB yang mereka lakukan. Menurut cerita Suny kepada penulis, saat itu Arman sebagai otak utama lebih banyak bercerita. 

Kepada GSP dan teamnya, Arman mengaku jika dialah yang memiliki inisiatif mencetak BIB palsu. Jumlahnya mencapai 30. Menurut informasi dari Suny, Arman juga menjelaskan kepada GSP jika BIB palsu yang dibuatnya itu tidak diperjual belikan.

"Hanya dibagikan kepada kawan-kawan pelari terdekat, diantaranya Dodi, Lina, si kembar Susi, Sinta, termasuk Suny dan Nat, anaknya" Kata Suny menirukan apa yang Arman sampaikan. 

Kepada GSP, Arman juga menjelaskan jika nomor BIB yang tertera ia pilih secara asal dan acak, tidak meniru atau menggandakan BIB resmi milik pelari lain. "Jadi salah anggapan netizen yang menyebut BIB itu digandakan dari BIB asli" Suny memperjelas cerita Arman. 

Tidak hanya menjelaskan kronologi pemalsuan dan pemakaian BIB di Pocari Sweat Run. Arman juga menjelaksan runutan cerita saat dirinya menjadi joki marathon untuk Lina, teman perempuannya. Saat penulis bertanya tentang pemakai 24 BIB palsu lainnya, Sany mengaku tidak tahu kelanjutannya. 

Ia juga tidak bisa menjelaskan terkait dugaan jika 24 BIB palsu itu dibagikan kepada teman-teman terdekat Arman. "Soal itu saya kurang paham" Jawabnya. 

Diujung pejelasan yang disampaikan Arman dan semua pelari Bandung yang hadir pada malam itu, secara bergantian mereka meminta maaf atas berbagai aksi kecurangan yang dilakukan. 

Menurut cerita yang disampaikan Suny, saat itu GSP merespon dengan santai "Semua masalah bisa kita selesaikan dengan baik-baik" Kata Suny menirukan apa yang disampaikan GSP malam itu. 

Setelah hampir 1 jam duduk satu meja, akhirnya kedua belah pihak sepakat menyelesaikan kasus mereka dibawah meja. Menurut Sunypihak Pocari Sweat Run menerima permintaan maaf dari Arman, Dodi, Lina, termasuk Suny dan anaknya. Oleh team legal dan GSP, ke-5 nya diminta menulis permintaan maaf secara tertulis dengan tanda tangan di atas materai. 

Pihak Pocari Sweat juga meminta mereka berjanji tidak melakukan kecurangan serupa. "Kami semua menandatangai surat itu, sementara si Susi dan Sinta yang tidak berani datang akan dipanggil Pocari untuk datang ke kantor mereka" Suny melanjutkan ceritanya Menutup pertemuan malam itu, GSP meminta Arman, Lina dan Dodi untuk berfoto bersama. 

Dalam foto itu terlihat Arman dan GSP memegang dokumen berisi surat kesepakatan damai dan permintaan maaf. "Saat itu Bu Gading sengaja tidak mengajak saya dan anak saya berfoto bersama" Ungkap Suny saat penulis bertanya kepada dirinya dan anaknya tidak ada dalam foto itu. 

"Kata Bu Gading, ia sangat mengapresiasi inisiatif saya untuk minta bertemu dan meminta maaf" Jawab Ibu 2 anak itu "Foto kamu dan anak kamu tidak akan kami posting tapi kita foto bertiga saja" Lanjutnya menirukan ucapan GSP. Kepada penulis, Suny kemudian mengirimkan 2 file foto dirinya bersama Nat tengah berfose bersama GSP di kantornya. 

Penulis berupaya meminta konfirmasi Gading Santoso Putra ihwal pertemuan dirinya dengan Arman CS. Perpesanan WhastsApp yang penulis kirimkan sejak 2 Agustus 2024 hingga tulisan ini dibuat tak kunjung juga dibalas. 

Terkait medali dan kaos penamat yang dimiliki Arman CS, Suny menjelaskan jika dirinya dan Nat tidak mendapatkan jersey penamat, hanya mengambil medali. "Entah kalau Arman dan teman-temannya itu" Jawab Suny. 

"Pokoknya masalah saya, Nat, Arman, Lina dan Dodi sudah dengan pihak Pocari sudah selesai" Jawabnya singkat. "Entah masalah mereka dengan si kembar Susi dan Sinta juga 24 pemakai BIB palsu lainnya".

GSP benar membuktikan ucapannya, keesokan harinya 26 Juli 2024, muncul unggahan foto ia bersama Arman, Lina dan Dodi dalam di akun @pocarisport.id. Dalam unggahan insta story itu dijelaskan secara singkat, seperti apa isi pertemuan mereka dengan para pembuat dan pemakai BIB palsu. Pocari Sweat menyebut mereka sebagai oknum. 

Pihak Pocari Sweat Run lalu berjanji akan terus melakukan penelusuran terkait pembuatan BIB palsu. Selain itu mereka juga meminta kaum pelari ikut berpartisifasi melaporkan berbagai tindakan kecurangan melalui nomor telepon dan ruang khusus yang mereka siapkan.

Selain untuk menginvestiasi pemalsuan BIB, cara itu juga sepertinya mereka ambil untuk meredam aksi kaum pelari yang terus menggoreng kasus lolosnya pemakai BIB palsu diacara mereka. 

DUGAAN YANG MENJELMA 

Apa yang disampaikan Arman kepada Gading Santoso Putra, yang kemudian diceritakan Suny kepada penulis, seakan membenarkan dugaan dan tebak-tebak buah manggis yang selama ini beredar di tengah-tengah kaum pelari. 

Dugaan itu berkata ; Jika Arman tidak hanya berperan sebagai pemakai BIB palsu dan joki maraton, tapi juga pembuat BIB palsu yang jumlahnya mencapai 30 lembar.

Jika informasi yang disampaikan Suny benar adanya, artinya ada 24 pelaku pemakai BIB palsu yang tidak terlacak. Kuat dugaan jika ke 24 pelari itu adalah pelari Bandung.Pelaku itu adalah sekelompok pelari yang dileher mereka pernah tergantung medali haram. Medali yang diperoleh dengan jalan melangggar etika dan aturan. 

JAWABAN 

Menutup nyanyian panjangnya, Suny juga mewakili anaknya yang kini sudah tiba di Beijing, meminta maaf kepada seluruh pelari, termasuk Pocari Sweat Run 2024. "Kalau perlu saya akan membuat video permintaan maaf, tapi posting juga di akun Kang Mahar agar viral" Pintanya. 

Walau mengaku kapok enggan lagi berbuat curang, namun Suny mengaku tidak akan pernah kapok berlari. "Jadwal saya selanjutnya adalah berlari di MBM, Bormar dan Singapur Marathon" Ucapnya dengan nada riang. "Dengan BIB asli dong, dijamin" Katanya sambil menutup obrolan panjang kami sore itu. 

Penulis berupaya meminta tanggapan dan konfirmasi dari Gading Santoso Putra perihal semua temuan yang penulis dapatkan. Perpesanan WhastsApp yang penulis kirimkan sejak 2 Agustus 2024 hingga tulisan ini dibuat tak kunjung juga dibalas.

Penulis juga meminta konfirmasi kepada Arman perihal berbagai aksi kecurangan ia lakukan bersama teman-temannya. Penulis juga meminta keterangan terkait 30 BIB palsu yang disebut dibuatnya, termasuk siapa saja yang menggunakannya. 

Selain itu penulis juga meminta penjelasan terkait dugaan baru jika ia menjual BIB palsu tersebut. Penulis juga meminta konfirmasi dari Arman terkait semua informasi yang penulis dapatkan dan sudah disampaikan lewat tulisan ini. 

Namun lewat perpesanan WhastApp pada Selasa, 13 Agustrus 2024, ia hanya menjawab : 

"Kang Mahar, dengan tanpa mengurangi rasa hormat, saya sudah mengklarifikasikan kepada pihak Pocari atas kesalahan yang sudah saya lakukan dan telah diselesaikan. Terima kasih." Selain itu tidak ada lagi jawaban yang penulis dapatkan. 

MASALAH BARU MENYALA 

3 pekan sudah berlalu, karpet biru muda yang membentang di teras Gedung Sate Bandung juga sudah dibawa pulang pemiliknya. Seakan diguyur bergalon-galon minuman isotonic, karut marut kecurangan pelari di hajatan besar bernama Pocari Sweat Run 2024 juga mulai meredup. Namun sejatinya masalah besar justru baru menyala. Masalah pemalsuan BIB. 

Lalu bagaimana tindakan Pocari Sweat Run selanjutnya dan apa hasil investigasi yang mereka lakukan? Siapa saja ke-24 pelari yang juga memakai BIB palsu? 

Pertanyaan yang penulis mintakan kepada Gading Santoso Putra terkait hasil investigasi terkait kasus menggeparkan ini belum juga mendapat jawaban. Mereka bungkam. Sebagai masyarakat pelari dan konsumen pembeli slot Pocari Sweat Run, sejatinya semua berhak mengetahui hasil investigasi yang mereka lakukan. 

MENTAL CULAS DAN TAHAN MALU 

Juli yang dingin sudah pergi, ia memilih pergi dengan cara berlari. Agustus yang penuh bendera sudah tiba. Agus Prayogo juga sudah bersiap untuk kembali berlomba diacara lari lainnya. 

Perlahan obrolan pelari mulai bergeser ke hajatan besar lainnya bernama May Bank Bali Marathon. Kasus kecurangan pelari di Pocari Sweat Run perlahan menguap.

Lalu akankah kasus serupa terulang kembali di May Bank Bali Marathon dan acara lomba lari jalanan lainnya? Akankan pemalsuan BIB menjadi inspirasi dan dicontoh pelari lain?

Menutup tulisan panjang lebar sepanjang rute long run ini, izinkan penulis menyampaikan pesan yang disampaikan pelari trail, Bivitri Susanti, yang juga seorang pakar hukum tata negara. Pesan itu ia sampaikan dalam film Dirty Vote yang dibintanginya. Pesan itu berbunyi: 

"Untuk menyusun dan menjalankan skenario KOTOR seperti ini tidak perlu kepintaran atau kecerdasan, yang diperlukan cuma dua, MENTAL CULAS dan TAHAN MALU." 

PILIHAN. DNF ATAU FINISH?

Sebagai penulis yang juga pelari, pesan pendek juga ingin saya sampaikan, "Semua manusia dalam hal ini pelari pernah berbuat kesalahan, tapi seperti memilih mau finish atau DNF, kita juga selalu memiliki pilihan, apakah mau memperbaiki kesalahan itu atau terus melakukannya" 

Agus Prayogo, Jauhari Johan, Bara Kumbara dan pelari-pelari legenda lainnya pasti memiliki kemampuan dan kekuatan untuk melakukan kecurangan, tapi kekuatan itu tidak pernah mereka gunakan. Mereka selalu memilih sportif dan jujur. Dan pilihan itulah yang menunjukan siapa diri mereka yang sebenarnya. 

Sekian

Penulis adalah pelari half marathon 1:54 Pocari Sweat Bandung Marathon 2018 dalam program #MemburuBarra, pelari Marathon 3:45 Pocari Sweat Run Indonesia 2019 dalam program #Memburu42Barra serta penamat ke-7 ITB Ultra Marathon 180K 2023 dalam program #MemburuUltra200K. Setelah 6 tahun berlari, Juli 2023 Maharun memilih gantung sepatu tepat setelah ia berlari 10K diacara yang ia cintai. Acara bernama Pocari Sweat Run. Di kenduri lari itulah, Maharun memutuskan #MeredamBara dan "mematikan" dirinya.

Ditulis oleh Asep Gumilar Hidayat (Maharun).  Pelari Indonesia pertama peraih rekor MURI, 2019.  Pelari Maratoner, 2018-2019.  Pelari Ultra Marathoner ,2020-2023.  Brand Ambassador dan team Coros Indonesia, 2020-2023.  Brand Ambassador Rudy Project Indonesia, 2019-2023.  Brand Ambassador Evopyhysio, 2019-2022.  Brand Ambassador Trijee Sport Wear 2018-2019. Brand Ambassador Jersey Lari, 2022-2023. Pelopor "Runner Vloger" Sejak 2018. Penulis sesekali masih aktif dimedia sosial @maharrrrrrrun

***

DARURAT BIB PALSU. 

Perhelatan lari akbar Pocari Sweat Run 2024 baru saja usai. Digelar secara hybrid pada 20 -21 Juli 2024, acara tahun ke-11 ini diikuti 42.008 pelari. Sebanyak 15.817 peserta berkumpul di Gedung Sate, Bandung, sisanya berlari secara virtual dari seluruh Indonesia. 

Selain diikuti masyarakat pegiat olah raga lari, acara yang kerap disebut lebaran para pelari itu diikuti para pesohor hingga deretan atlet nasional, salah satunya Agus Prayogo. 

Seperti pada penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, ada 4 kategori yang diikuti pelari. Diantaranya kategori 5 Km,10 Km, 21 Km atau half marathon hingga kategori terjauh 42 kilometer atau maraton. Sayangnya kemeriahan acara tahunan itu dinodai aksi kecurangan yang dilakukan sekelompok pelari. 

4 pelari kategori maraton dan 2 pelari kategori half maraton diketahui memakai BIB palsu. Sementara 1 pelari maraton lainnya kedapatan menggunakan jasa joki maraton. Modus yang mereka lakukan adalah dengan mencetak BIB sendiri. 

Terbongkarnya aksi kecurangan berawal dari beredarnya foto yang memperlihatkan 5 pelari. 2 diantaranya kedapatan menggunakan BIB kembar bernonor 11544. BIB bernomor sama yang dipakai 2 pelari tentu saja janggal.

Sesuai aturan administrasi, nomor BIB tak ubahnya seperti nomor KTP, 1 nomor hanya dibuat untuk satu pelari. Tanpa dikomando, warganet khususnya dari kalangan pelari kemudian kasak-kusuk mencari informasi. 

Dari hasil penelusuran itu diketahui ternyata kedua BIB itu palsu. Sementara BIB asli dengan nomor yang dimiliki peserta resmi bernama Achmad Meyki, pelari asal Bandung. 

Berawal dari pencarian informasi status 2 BIB kembar tersebut, tanpa diduga ditemukan fakta-fakta lainnya. Ternyata pelari pemakai BIB palsu mencapai 6 orang. Belakangan juga ditemukan 1 pelari maraton menggunakan jasa joki maraton. 

Bak bola panas yang terus bergulir, satu persatu temuan terbaru bermuculan. Rupanya para pelaku pengguna BIB palsu itu berasal dari 1 kelompok yang sama. Aksi kecurangan yang berhasil terbongkar itu sontak menjadi pembicaraan panas dikalangan pelari. 

Meskipun acara sudah selesai namun obrolan mereka diruang-ruang percakapan media sosial masih terus berlanjut. Isu-isu baru kemudian bermunculan, seperti dugaan jika BIB palsu yang diproduksi oknum pelari tersebut mencapai 30 lembar. Isu liar terus bekembang hingga muncul dugaan lain jika BIB tersebut diperjualbelikan. 

Menanggapai kasus BIB palsu di Pocari Sweat Run, Reza Puspo, pendiri Indo Runners itu berpendapat jika permasalahan penggunaan BIB palsu akibat faktor kelalaian "Mereka kan penyelenggara yang punya kapasitas dan pengalaman. Bukan anak anak kemarin lusa. Tapi kecolongan aja sama ulah oknum. Dan makin keruh, karena beritanya digoreng di media sosial".

Seakan tidak menerima tindakan pelari pemakai pembuat BIB palsu,  para pelari lalu meminta panitia Pocari Sweat Run segera melakukan investigasi.  Menanggapi permintaan pelari, 25 Juli 2024 diketahui pihak Pocari Sweat Run memanggil para pelaku pemakai BIB palsu. 

Dari informasi yang diunggah di akun resmi Pocari Sport Id, disebutkan jika pihak Pocari Sweat Run dan para oknum sudah menyelesaikan kasus pemalsuan BIB itu secara kekeluargaan. Mereka juga berjanji akan terus melakukan pengusutan.Pocari Sweat Run juga diketahui menggelar diskusi bersama para pelari untuk bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut. 

Dok: ITB Ultra Marathon
Dok: ITB Ultra Marathon

BUKAN RAHASIA LAGI 

Kasus pelari menggunakan BIB palsu sudah bukan barang baru, bahkan sudah menjadi rahasia umum. Menurut Rudi Dimyana, pelatih dan pelari senior asal Bandung, kasus pelari menggunakan BIB palsu sudah terjadi sejak 2018. "Tapi dulu mah yang dikloning 10K dan HM saja" Tulisnya pada ruang komentar di media sosial.

 Senada, Ichsan Juanda, pelari ultra dan juga Pacer Pocari Sweat Run juga berkomentar jika modus penggunaan BIB palsu kerap dilakukan para pelari. "Percetakan BIB "ghoib" sudah banyak dari dulu dan hampir disemu aevent lari besar di Indonesia" 

Pendapat Rudi dan Ichsan diamini Reza Puspo, menurut pendiri race management Mesarace itu, kecurangan dengan modus pembuatan BIB palsu tidak hanya terjadi di lomba lari jalanan, tetapi 5 juga pada industri lomba sepeda hingga triathlon. "Kecurangan itu selalu ada, dari potong jalan sampai BIB palsu, semuanya pernah terjadi" 

Ada banyak faktor yang menyebabkan pelari menggunakan BIB palsu. Menurut Jeni, pelari ultra asal Jakarta, sulitnya mendapat tiket atau slot lari menjadi salah satu penyebabnya 

"Sejak 2021 untuk mendapatkan 1 slot saja kita harus perang tiket, itupun belum tentu menang". Pendapat senada disampaikan Firman Nurokhman, pelari maraton asal Tasikmalaya itu berpendapat, penyebab semakin banyaknya pemakai BIB palsu bukan hanya karena pelari tidak mampu membeli slot, tapi karena kesulitan mendapatkannya. 

"Jika dibisnis lain ada uang ada barang, beda lagi di bisnis acara lari, ada uang belum tentu ada barang" Ungkapnya. "Tidak heran jika jalan curang banyak dilakukan, yaitu buat BIB palsu" Lanjutnya. 

Rudi Rohmansyah, Race Director pembuat acara lomba lari hutang gunung kenamaan mengaku, ia sering menemukan kasus penyalahgunaan BIB . Ia juga mengaku masih mencari cara untuk mengatasai permasalahan klasik itu. "Selama ini cara yang mudah adalah dengan mengawasi dan membuat pelari merasa diawasi" 

MINIM TINDAKAN 

Walaupun sudah dikategorikan sebagai aksi kecurangan, tetapi kasus pemakaian BIB palsu yang setiap tahu terus terjadi. Pelari, khususnya pelari hobi non atlet seakan tidak takut untuk melakukannya. 

Menurut Galih pelatih lari ultr , ada banyak faktor yang membuat oknum pelari tidak kapok menggunakan BIB palsu. "Bisa karena kurangnya edukasi atau karena mengikuti pelari lain"

Senada, menurut Angel Novyati, semakin maraknya pengguna BIB palsu disebablan karena tidak kurang tegasnya aturan dan hukuman. "Seharusnya mereka dihukum, misalkan tidak boleh mengikuti lomba lari atau bisa juga dikeluarkan dari komunitas" Ungkap pelari yang sudah berlari sejak 2018. 

Tindakan tegas dari panitia acara lari memang jarang dilakukan, sebagai contoh masih hangat kasus penggunaan BIB palsu di Pocari Sweat Run tempo hari, namun pelakunya kedapatan sudah menjadi peserta dilomba lari lainnya. 

Menurut Reza Puspo, tindakan tegas akan selalu diberikan kepada peserta lomba yang terbukti curang, hanya saja panitia harus memiliki bukti yang cukup bukti "jadi penting untung mengumpulkan semua bukti"

PELANGGARAN BERAT 

Masih menurut Rudi Rohmansyah, sebenarnya semua race management, baik pembuat acara lomba lari jalanan maupun lomba lari gunung, sudah menetapkan ketentuan jika penyalahgunaan BIB dikategorikan pelanggaran berat. Rudi yang juga pelari trail senior itu mengatakan penyalahgunaan yang dimaksud bisa berupa pembuatan BIB palsu atau memakai BIB milik orang lain. 

"Di Event Trail Dieng Caldera Race bahkan dengan terang kami terapkan banned seumur hidup" Ungkapnya. "Maka dari itu disemua event lari trail yag saya handle kami beri kesempatan untuk transper dan pindah kategori secara official" Lanjut Rudi yang juga pernah membuat acara UI Ultra 2022.

Walaupun pembuat acara lari mengkategorikan penyalahgunaan BIB sebagai pelanggaran berat, namun menurut Abdul Fickar Hajar, ahli hukum pidana, penggunaan BIB palsu tidak bisa dikategorikan sebagai tindakan pelanggaran pidana "Dalam kontek pertandingan, kecurangan tentang nomor BIB bukan tindak pidana".

Merujuk pada pendapat Abdul Fickar Hajar, maka berbagai kecurangan yang dilakukan peserta lomba, dalam hal ini lomba lari, tidak dapat dibawa ke jalur hukum "Tidak ada pasal yang bisa menjeratnya". 

Namun menurut Fickar, perlakukan berbeda akan diterima oleh peserta lomba yang tercatat sebagai juara "Jika pelaku curang tersebut ternyata berhasil memenangkan lomba dan terbukti curang, maka dia bisa dikenakan pasal penipuan".

Walaupun tidak ada pasal yang bisa menjerat pelaku curang dalam acara lomba lari, namun ahli hukum Universitas Trisakti itu mengatakan, semua pelaku curang tetap harus diberikan hukuman "Hukumannya bisa berupa dikeluarkan dari komunitas hingga dilarang mengikuti acara lomba lari atau diblack list".

Sejalan dengan Abdul Fickar, kriminolog UI, Yogo Tri mengatakan, perbuatan curang peserta lomba lari, termasuk pembuatan BIB palsu tidak bisa disebut aksi kriminal. "Karena tidak melanggar pidana sehingga tidak bisa disebut aksi kriminal". 

Sumber : @06AmRunning
Sumber : @06AmRunning

Namun menurut Yogo, perbuatan curang disebuah acara lomba lari termasuk melanggar moral dan etika. Masih menurut Yogo, walaupun tidak dikategorikan aksi kriminal, pembuatan dan pemakaian BIB palsu bisa berpotensi menjadi aksi kriminal 

"Jika sudah merugikan orang lain dan orang yang dirugikan tersebut melakukan tuntutan maka sudah masuk ranah kriminal".

Terkait aksi pemalsuan BIB di Pocari Sweat Run yang dilakukan secara berkelompok, Yogo dan Fickar menyarankan agar pihak Pocari Sweat Run segera melakukan investigasi. 

Menurut keduanya investigasi diperlukan untuk mencari tahu apakah ada pelaku sindikat pembuatan BIB palsu yang terorganisir. "Jika terbukti ada sindikat yang terorganisi maka sudah masuk aksi kriminal dan bisa dijerat pasal pidana"Ungkap Yogo.

Walaupun sudah dianggap biasa, tetapi kasus penggunaan BIB palsu oleh oknum pelari harus menjadi perhatian bersama. Edukasi dari para pelatih lari, pelari pemengaruh hingga para kapten di komunitas lari mutlak harus dilakukan, agar kasus kecurangan tidak terus terjadi. 

Sebagai pelari senior dan pembutan acara lomba lari, Reza dan Rudi mengatakan edukasi yang bisa dilakukan adalah dengan terus mengingatkan pelari tentang pentingnya memakai BIB milik sendiri "Secara campaign di grup-grup komunitas selalu diingatkan untuk tidak melakukan penyalahgunaan BIB". 

Akibat pembiaran yang selama ini terjadi, Reza Pupso mengatakan kecurangan tersebut sudah menjadi ancaman yang harus dihadapi di semua event besar. Rudi bahkan menyimpulkan saat ini acara lomba lari di Indonesia sudah masuk status darurat BIB palsu. 

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun