"Cukup..."
"Ilona masih di sana, di tempat terakhir kali Mama melihatnya membuka mata. Baginya, waktu enggak beranjak maju ataupun mundur. Ia terjebak masa lalu, bertanya-tanya seumur hidupnya: apa Ibu membenci Ilona?" Mengapa Mama memukul Ilona? Padahal, Ilona menyayangi Mama seutuh napasnya. Hati Atha nyeri mengingat insiden kematian gadis belia tersebut.
"CUKUP!"
Mama menampar Atha untuk yang kedua kali. Atha tidak melawan. Apa yang dirasakan Ilona berpuluh tahun silam jauh lebih menyakitkan.
Perdebatan sengit antara Mama dan Atha membuat mereka baru menyadari keberadaan seseorang di muka pintu depan.
"Papa?"
**
Â
Sekelompok orang tengah kasak-kusuk membicarakan berita yang menggemparkan seisi kantor.
"Ingat, enggak? Bulan lalu Wara dipanggil ke ruang Pak Sutan. Dia bilang di meja Bapak ada bunga warna merah, baru lihat yang jenisnya kayak begitu. Sedikit mirip bunga bakung."
"Iya, bener! Persis yang dibilang Yanti minggu kemarin setelah dipanggil Bapak ke ruangan beliau."