Ia menekan tombol silang di ujung kanan.
Do you want to save changes to Untitled?
Don't Save
"Aku tahu kamu bisa melihatku."
Atha mematikan komputer, mengemas barang-barang untuk dibawa pulang. Seketika lampu ruang redaksi meredup-menyala dengan tempo cepat, hawa dingin menggelitik tengkuk sampai pundaknya. Ia bergegas menuju pintu keluar.
Terkunci.
"Ibu membenciku?"
Atha menoleh dengan berat hati. Gadis belia itu menatap sendu. Kepalanya miring, wajah hancur dan koreng di sekujur tubuh. Pemandangan menyedihkan seperti itu bukan yang kali pertama, tetapi bukan berarti Atha sudah terbiasa.
"Aku tidak tahu," balas Atha singkat. "Maaf, aku tidak bisa membantu."
Berurusan dengan arwah yang tidak tenang selalu merepotkan. Atha ingin segera pulang dan istirahat.
"Ibu kasih Bebi buat Ilona, tapi Ilona enggak tahu Bebi di mana. Bebi... satu-satunya yang Ilona punya. Kalau Kakak tidak mau bantu..." Ilona menjeda.