Dmitriy telah muncul dihadapannya. Ia masih hidup. Keadaannya kini berbeda dengan sebelumnya. Wajah Dmitriy terlihat sangat pucat. Terdapat luka robek di tangan kanannya.
Nasib mereka cukup baik. Beberapa menit setelah kemunculan Dmitriy dari dalam lubang es, petugas Ski Resort Baikalsk melintas diatas bukit tak jauh dari tempat mereka berdua. Anastasia berteriak kepada para petugas itu sambil melambaikan kedua tangannya.
"Jadi, bagaimana keadaan Dmitriy dokter?" tanya Anastasia.
"Teman anda mengalami hipotermia. Ia terlalu lama berada didalam air es. Sehingga suhu tubuhnya menurun drastis. Beruntung sekali teman anda karena mampu naik ke permukaan es. Jika terlambat sedikit saja, ia bisa mati membeku."
"Terimakasih dokter."
"Sama-sama, kami akan segera membuat laporan kepada pihak Ski Resort Baikalsk mengenai kasus ini." ucap dokter di klinik tersebut.
Acara perpisahan mahasiswa Universitas St.Petersburg akhirnya berjalan lancar meski tanpa kehadiran Dmitriy. Sebagai sahabatnya, Anastasia dengan setia menunggu Dmitriy yang terbaring lemah tidak sadarkan diri di klinik. Ia telah mendapatkan izin dari dosen pembimbingnya. Malam hari setelah kejadian itu, Dmitriy Kuznets akhirnya sadar.
"Terimakasih Anastasia, kau telah menyelamatkan aku." ucap Dmitriy lirih.
"Tidak perlu Dmitriy. Persahabatan kitalah yang menyelamatkanmu. Apapun yang terjadi kepada dirimu, aku pasti merasakannya. Karena kita berdua telah terikat dalam ikatan pertemanan yang cukup kuat."
"Anastasia...." gumam Dmitriy pelan. Anastasia membalas senyuman Dmitriy.
Karena keadaan Dmitriy yang belum sepenuhnya pulih, Anastasia mengabarkan bahwa mereka berdua akan pulang sore hari.