"Cawannya? Apakah sudah kau isi dengan darah kita?"
"Sudah Yang Mulia. Cawan berisi darah bangsa kita masih hamba simpan dan tidak berubah isinya. Namun sayang, gerbang itu masih belum bisa hamba buka."
Yodh terdiam diatas singgasananya. Ia merenung memikirkan sesuatu. "Laba -- laba sialan. Bahkan setelah kematianmu pun kau masih merepotkanku." gumam Yodh dalam hati.
"Penjaga, bawa kemari mutiara hitam itu. berikan padaku." teriak Yodh.
Seekor ular hitam besar berbadan manusia berjalan meliuk -- liuk diatas lantai. Ia berjalan menemui penjaga kuil itu. Setelah penjaga kuil itu menyibakkan jubahnya, ia mengambil dua buah mutiara hitam dari balik jubahnya dan menyerahkannya kepada ular hitam pengawal Yodh. Lalu Yodh menerima mutiara hitam itu.
Mata Yodh membuka lebar -- lebar. Mata kehijau -- hijauan itu mengamati baik -- baik benda yang ada di tangannya. Tiba -- tiba Yodh merasakan sesuatu dari mutiara itu. Tangannya terasa panas. Sebuah energi yang cukup kuat menjalar di sela -- sela jari tangannya. Menembus kedalam kulit dan terasa panas membakar didalam nadinya.
"Sial...." ucap Yodh marah.
"Ada apa Yang Mulia?" tanya penjaga Kuil Pygmalion heran.
"Kekuatan laba -- laba itu masih ada. Kekuatan Lamadh masih terasa di dalam mutiara hitam ini."
"Lalu kita harus bagaimana Yang Mulia."
"Gunakan kekuatanmu dan penyihir di Kuil Pygmalion untuk menetralkannya." perintah Yodh.