Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Al Habis (Part 18)

6 Juli 2018   22:20 Diperbarui: 6 Juli 2018   22:29 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Setelah tawar menawar yang tidak terlalu rumit, tenda itu kini menjadi milik Simkath.

     Sementara itu, keadaan Kota Petra kian hari makin kacau. Penjarahan makin marak. Teror menyebar ke seluruh penjuru kota. Tak terkecuali daerah di sekitar Petra. Sebagian penduduk memilih untuk pergi ke daerah yang lebih aman. Yakni Kota Hegra. Sebab disana mereka bisa mendapatkan perlindungan dari Raja Aretas IV.

       "Cepat bawa anak laki -- laki itu kemari !" teriak seorang prajurit Petra.

       "Jangan Tuan, jangan ambil anakku..." ibu anak itu menangis histeris.

       "Ibuuuuu...."

Dengan cekatan, sang prajurit menyerahkan anak laki -- laki itu kepada seorang pendeta di Kuil Ad Deir.

       "Berikan anak laki -- laki itu padaku." ucap sang pendeta.

     Sambil mengelus kepala anak laki -- laki itu, sang pendeta merapalkan mantra. Mulutnya bergerak -- gerak pelan. Sembari menutup matanya, sang pendeta terus mengelus -- elus kepala anak itu hingga membuat tubuhnya ambruk. Kini, anak laki -- laki itu dibawah kendali sang pendeta.

"Tidaaaak.... Kembalikan anakkuuu...!" seorang wanita mendadak berteriak histeris. Dalam sekejap ia telah pingsan. Beberapa orang di sekitarnya segera mengangkat tubuhnya.

     Semua orang yang hadir di siang hari yang cukup terik itu tidak mampu berbuat apapun selain hanya diam dan menyaksikan kejadian yang ada didepan mereka. Prajurit, pendeta dan seperangkat alat ritual pemujaan telah menunggu di depan Kuil Ad Deir. Ritual untuk Dewi Manat - Dewi Takdir Bangsa Nabataea akan segera digelar.

     Mereka hanya pasrah. Sebab mereka tahu bahwa ritual itu terpaksa dilakukan agar keadaan mereka membaik. Jauh dari bahaya dan dilimpahi kesejahteraan serta kemakmuran oleh para dewa. Kesejahteraan dan kemakmuran yang harus ditukar dengan darah manusia yang masih suci. Manusia yang dimaksud tak lain adalah anak -- anak. Sehingga banyak wanita Petra yang merasa ketakutan jika suatu ketika anak mereka yang masih kecil akan dikorbankan kepada Dewi Manat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun