"Iya Nak, lebih cepat lebih baik. Karena hari sudah beranjak sore."
Dengan bersemangat, Teana melangkahkan kakinya menemui setiap orang yang ia jumpai sepanjang perjalanan. Hingga akhirnya ia berjumpa dengan seorang gadis yang seumuran dengannya.
"Hai, maukah kau membeli Myrrh ini?" tanya Teana.
"Myrrh? Apa itu?"
"Wewangian sekaligus obat. Kau boleh mencobanya sebelum membeli Myrrh ini."
"Tidak, aku tidak memerlukannya. Terimakasih."
Teana tidak kehilangan akal. Ia mengamati gadis itu sesaat. Sebuah peluang muncul
dihadapannya. "Aku tahu kau sangat membutuhkan Myrrh ini." ujar Teana kemudian.
"Katakan padaku, mengapa aku harus membelinya." tanya gadis kecil itu.
"Karena kau akan melakukan pemujaan kepada Dewa Uzza. Aku bisa melihat itu dari bungkusan kain yang kau bawa."
Mendengar itu, Beth mendadak teringat bungkusan kain yang berisi peralatan pemujaan yang tadi sempat diperiksa oleh penjaga gerbang kota. Ia segera merapikan bungkusan kain yang terlihat sedikit acak -- acakan itu.