“Memuaskan sekali. Tahun ini panen kita akan melimpah ” balas I Wayan Suardika.
“Kalau begitu besok pagi aku akan ke Pura untuk sembahyang. Memanjatkan rasa syukur kepada Dewata atas hasil panen yang melimpah ini.
“Sebaiknya kau ajak anak kita, jangan kau berangkat sendirian” ucap suami Ni Kadek Suasti.
“Iya, sebaiknya memang begitu “ balas Ni Kadek Suasti.
Matahari perlahan lenyap dibalik awan. Senja mulai nampak di langit Bali. Burung – burung mulai beterbangan kembali ke sarangnya masing – masing. Udara mulai terasa dingin.
“Aduh….” teriak I Wayan Suardika dalam teriakan kecil.
“Kenapa aji ?” tanya Ni Kadek Suasti.
“Tidak apa – apa, mendadak lengan kananku sakit seperti digigit semut” ucap I Wayan Suardika sambil memegangi lengan kanannya yang nyeri.
“Sini coba aku lihat” ucap istrinya sambil membuka lengan baju kanan suaminya.
“Bagaimana?” tanya I Wayan Suardika.
“Aaah… tidak ada apa – apa kok, mungkin itu Cuma nyeri otot saja aji” ucap istrinya.