Mohon tunggu...
lusy firdaus
lusy firdaus Mohon Tunggu... Human Resources - Educator

Longlife Learner, belajar tiada batas, mencari ridho Allah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teknik Supervisi di Lembaga Pendidikan

30 September 2024   10:18 Diperbarui: 30 September 2024   10:20 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN

PENGEMBANGAN SUPERVISI PENDIDIKAN DAN MODEL PEMBINAAN

 

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Supervisi Pendidikan dan Model Pembinaan

 

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN 

Dosen Pengampu: Dr.Imas Masriah, S.Pd., MPd. 

Pemakalah

Lusy Listiawaty (231012750066)

Irine Budi Habsari(231012750082)

Welly Nur Chotimah(231012750051)

 

 

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2024

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikumWr. Wb.

Alhamdulillahirobbil alamiin segala puji tercurahkan kepada Allah SWT. atas segala nikmat dan karunia yang diberikan-Nya kepada kita, dan Insya Allah semoga kita semua diberikan kesehatan dan keberkahan. Aamiin 

Sholawat dan salam tercurahkan selalu kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dengan semua rahmat-Nya, penulis akhirnya bisa menyelesaikan makalah dengan baik

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Mata Kuliah Pengembangan Supervisi Pendidikan dan Model Pembinaan

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang betapa pentingnya gambaran pengaplikasian Teknik Supervisi dalam  Pengembangan Supervisi dan Model Pembinaan merupakan landasan dalam menjalankan operasional lembaga pendidikan, juga dapat mempersiapkan pendidik yang berkualitas yang memiliki keterampilan dan kompetensi abad 21, dalam mengasuh generasi alpha.

Penullis berupaya menyelesaikan makalah ini dengan sangat baik, namun pemakalah  sadar bahwa masih ada kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan masukan dan saran dari para pembaca.  

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca Wassalamu'alaikum Wr. Wb 

Tangerang Selatan, 16 September 2024

Pemakalah

Abstrak

Kerangka dan konsep dasar untuk makalah ini membahas mengenaiteknik-teknik Supervisi Pendidikan: Teknik Individual dan Teknik Kelompok. Makalah ini akan dibuat  untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai perbedaan antara kedua teknik, serta membantu pembaca membandingkannya.

Teknik supervisi individual maupun kelompok memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Supervisi Individual lebih cocok digunakan untuk pengembangan personal yang mendalam dan spesifik, sedangkan Supervisi Kelompok lebih efektif dalam menciptakan kolaborasi, efisiensi, dan motivasi kolektif. Dalam prakteknya, penggunaan kedua teknik ini harus disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan tenaga pendidik serta institusi pendidikan. Kombinasi dari kedua teknik ini bisa menjadi strategi yang paling efektif untuk mencapai tujuan supervisi pendidikan yang optimal.

 

Abstract

The framework and basic concept for this paper discuss the techniques of Educational Supervision: Individual Techniques and Group Techniques. This paper aims to provide a deep understanding of the differences between the two techniques, as well as help readers compare them.

Both individual and group supervision techniques play a crucial role in improving the quality of education. Individual supervision is more suited for deep and specific personal development, while group supervision is more effective in fostering collaboration, efficiency, and collective motivation. In practice, the application of these two techniques should be adjusted to the context and needs of educators and educational institutions. A combination of these techniques can be the most effective strategy for achieving optimal educational supervision goals.

 

Keywords: Supervision, Individual Techniques Supervision , Group Techniques Supervision, improvement, quality of education, optimal educational  supervision.

 

 

 

 

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam era globalisasi yang semakin kompetitif, kualitas pendidikan menjadi salah satu penentu utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Pendidikan yang berkualitas memerlukan tenaga pendidik yang kompeten, profesional, dan terus berkembang. Di Indonesia, dan bahkan di banyak negara di dunia, kualitas pendidik dan sistem pendidikan masih menjadi tantangan besar yang perlu dihadapi.

 

Fenomena terkini kualitas pendidik di Indonesia diantaranya terdapat kesenjangan kualitas guru, kurangnya pelatihan dan pengembangan profesional, juga adanya transformasi teknologi dalam pendidikan.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh Indonesia adalah adanya kesenjangan kualitas guru, baik dari segi kompetensi profesional maupun pedagogis. Hasil survei pendidikan menunjukkan bahwa banyak guru di Indonesia masih kekurangan keterampilan pedagogis yang mendalam dan pemahaman tentang pendekatan pembelajaran inovatif. Hal ini diperkuat oleh hasil Uji Kompetensi Guru (UKG), yang menunjukkan bahwa banyak guru belum mencapai standar kompetensi yang diharapkan.

 

Sebagian besar guru di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pengembangan profesional berkelanjutan. Program pelatihan dan supervisi sering kali tidak optimal dan belum merata di seluruh wilayah. Banyak guru di daerah terpencil memiliki akses yang terbatas terhadap pelatihan yang berkualitas, sehingga mereka sulit memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengan perkembangan kurikulum dan metodologi pembelajaran terbaru.

 

Dengan adanya perubahan besar dalam teknologi dan digitalisasi, kebutuhan akan penguasaan teknologi dalam pendidikan semakin penting. Namun, di Indonesia, masih banyak guru yang tidak siap atau belum terlatih dengan baik untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Pandemi COVID-19 juga memperjelas tantangan ini ketika pembelajaran jarak jauh menjadi kebutuhan mendesak. Guru yang belum terbiasa dengan teknologi menghadapi kesulitan dalam mengadaptasi metode pengajaran mereka.

 

Kualitas pendidikan secara global, juga terdapat ketimpangan pendidikan. Dalam konteks global, ketimpangan pendidikan antara negara maju dan negara berkembang menjadi isu sentral. Banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, masih berjuang untuk mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas pendidikan. Negara-negara maju memiliki sistem pendidikan yang lebih mapan dengan guru-guru yang terlatih dan infrastruktur yang mendukung, sementara di negara-negara berkembang kualitas pendidik dan akses terhadap pendidikan bermutu masih terbatas.

 

Pendidikan saat ini dihadapkan pada tuntutan untuk mempersiapkan siswa dengan kompetensi abad 21, seperti berpikir kritis, kemampuan komunikasi, kolaborasi, dan literasi digital. Pendidik tidak hanya dituntut untuk mengajarkan pengetahuan akademis, tetapi juga harus mampu memfasilitasi pengembangan keterampilan ini pada siswa. Namun, banyak pendidik yang belum dilengkapi dengan kemampuan dan pendekatan yang sesuai untuk memenuhi tuntutan tersebut.

 

Dunia pendidikan global juga mengalami transformasi dengan pendekatan inovatif dalam pengajaran dan pembelajaran. Sistem pendidikan di negara-negara maju semakin mengarah pada pendidikan berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), inquiry-based learning, serta pendekatan lain yang mendorong siswa untuk menjadi pembelajar yang aktif dan kreatif. Dalam hal ini, pendidik dituntut untuk terus berinovasi dalam metode pengajaran, dan supervisi pendidikan diperlukan untuk membimbing mereka agar dapat mengadopsi metode-metode ini.

 

Oleh karena itu untuk mengatasi tantangan. Menghadapi tantangan-tantangan tersebut diperlukan adanya  supervisi pendidikan. Dan hal ini  menjadi semakin penting sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidik. Supervisi pendidikan, baik secara individual maupun kelompok, bertujuan untuk membimbing dan mengarahkan guru dalam mengembangkan profesionalisme mereka.

Dengan supervisi individual, pengawas atau supervisor dapat memberikan bimbingan yang lebih spesifik dan personal untuk meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya, seorang guru yang kesulitan dengan manajemen kelas dapat dibimbing dengan teknik-teknik yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan ini. Pendekatan individual memungkinkan pengawasan yang lebih fokus dan mendalam.

Supervisi kelompok, membantu mengatasi kesenjangan kualitas pengajaran dengan menciptakan kolaborasi antar guru. Melalui diskusi kelompok atau lokakarya, guru yang lebih berpengalaman dapat berbagi teknik pengajaran yang efektif dengan guru yang kurang berpengalaman. Ini memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang lebih kaya dan berbasis pada praktik terbaik.

Dengan munculnya kebutuhan untuk mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran, supervisi kelompok dapat digunakan untuk menyelenggarakan pelatihan teknologi secara massal. Seminar dan lokakarya mengenai penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat diadakan untuk membantu guru menguasai keterampilan ini secara kolektif. Di sisi lain, supervisi individual dapat memberikan pendampingan langsung kepada guru yang memerlukan bimbingan khusus terkait teknologi.

Dunia pendidikan terus berkembang dengan berbagai inovasi pengajaran. Supervisi pendidikan menjadi alat untuk membantu guru beradaptasi dengan metode pengajaran baru. Melalui pendekatan individual, guru dapat dibimbing dalam menerapkan metode-metode seperti inquiry-based learning atau pembelajaran berbasis proyek yang mungkin memerlukan penyesuaian dalam gaya mengajar mereka. Sementara itu, supervisi kelompok dapat membantu memfasilitasi diskusi tentang bagaimana metode-metode ini dapat diimplementasikan di sekolah secara kolektif.

Supervisi pendidikan juga sangat penting untuk membantu guru memahami dan memenuhi tuntutan kompetensi abad 21. Teknik-teknik supervisi, terutama dalam konteks kelompok, dapat digunakan untuk melatih guru dalam pengajaran keterampilan kritis seperti berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas. Guru dapat berdiskusi dan berbagi strategi bagaimana mengintegrasikan keterampilan ini ke dalam pembelajaran sehari-hari.

 

Supervisi pendidikan adalah proses pengawasan yang dilakukan untuk memastikan kualitas pembelajaran dan manajemen di lembaga pendidikan. Dalam dunia pendidikan, teknik supervisi dibagi menjadi dua kategori utama: supervisi individual dan supervisi kelompok. Kedua teknik ini memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun mereka memiliki pendekatan yang berbeda dalam pelaksanaannya. Dalam makalah ini, penulis akan mengulas secara mendalam tentang perbedaan dan persamaan antara teknik supervisi individual dan kelompok serta kelebihan dan kekurangan masing-masing teknik.

 

 

BAB II

Rumusan Masalah

 

Yang akan dibahasa dalam makalah ini adalah

1. Apa saja teknik-teknik supervisi pendidikan individual dan kelompok?

2. Bagaimana teknik-teknik ini diterapkan dalam konteks pendidikan?

3. Apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknik supervisi ini?

4. Bagaimana cara membandingkan efektivitas antara teknik supervisi individual dan kelompok?

 

Makalah ini disajikan bertujuan untuk:

- Menjelaskan teknik-teknik supervisi pendidikan, baik individual maupun kelompok.

- Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan masing-masing teknik.

- Memberikan panduan kepada pembaca dalam membandingkan kedua teknik supervisi ini sehingga mereka dapat memilih pendekatan yang paling sesuai untuk situasi tertentu di institusi pendidikan.

 

  

BAB III 

Pengertian dan Fungsi Supervisi Pendidikan

 

1. Pengertian Supervisi

Supervisi pendidikan adalah suatu proses yang sistematis untuk membantu pengembangan tenaga pendidik, khususnya guru, agar dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan profesionalisme. Supervisi bertujuan untuk mengarahkan, membimbing, dan mengevaluasi kinerja pendidik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

 

Teori Supervisi Pendidikan

Teori Supervisi Klinis (Robert Goldhammer, 1969)

Goldhammer memperkenalkan pendekatan Supervisi Klinis sebagai proses interaktif yang terfokus pada pembinaan guru melalui tahapan observasi kelas secara rinci dan refleksi bersama guru. Proses ini dirancang agar guru dapat memahami kinerja mereka, sekaligus mendapat masukan konstruktif dari pengawas. Dalam supervisi klinis, observasi dilakukan secara sistematis dan mendalam, dan ini sejalan dengan teknik supervisi individual.

 

Teori Supervisi Artistik (Elliott Eisner, 1982)

Supervisi Artistik menekankan pada interpretasi subjektif pengawas terhadap kinerja guru. Eisner berargumen bahwa supervisi harus melihat pendidikan sebagai bentuk seni, di mana guru diberi ruang untuk berekspresi dan bereksperimen dengan metode pengajaran mereka. Pendekatan ini memberikan keleluasaan dalam supervisi kelompok, di mana diskusi antar guru dapat menghasilkan ide-ide kreatif dan pendekatan pengajaran yang inovatif.

 

Teori Supervisi Developmental (Glickman, Gordon, & Ross-Gordon, 2004)

Teori ini berfokus pada pengembangan guru berdasarkan kebutuhan profesional mereka. Glickman dan kawan-kawan mengajukan bahwa supervisi pendidikan seharusnya berbeda-beda tergantung pada tahap perkembangan profesional guru, yaitu mulai dari guru pemula hingga yang sudah sangat berpengalaman. Dalam teori ini, baik teknik individual maupun kelompok dapat diterapkan, tergantung pada tingkat keahlian guru dan kebutuhan mereka.

 

Fungsi Supervisi Pendidikan

Menurut Sahertian (2000), supervisi memiliki beberapa fungsi utama:

- Meningkatkan kompetensi guru dalam berbagai aspek pengajaran.

- Mengukur sejauh mana tenaga pendidik mencapai target yang telah ditetapkan.

- Mendorong guru untuk terus mengembangkan diri melalui umpan balik dan bimbingan.

- Menyelaraskan upaya tenaga pendidik dengan tujuan institusi pendidikan.

 

Supervisi bukanlah sekadar kontrol, melainkan lebih sebagai pembimbing dan pendorong agar guru dapat meningkatkan profesionalismenya dan memberikan hasil pengajaran yang optimal.

 

 

BAB IV

Teknik-Teknik Supervisi : Individual dan  Kelompok

 

Teknik-teknik Supervisi Individual

Supervisi Individual adalah bentuk supervisi di mana pengawas atau supervisor bekerja secara langsung dengan seorang tenaga pendidik secara personal. Pengawas memberikan panduan, saran, dan umpan balik yang spesifik, berdasarkan kebutuhan individu tersebut.

 

Observasi Langsung

Dalam teknik ini, pengawas masuk ke dalam kelas atau lingkungan kerja guru untuk mengamati langsung cara mengajar atau manajemen kelasnya. Setelah pengamatan, supervisor memberikan umpan balik tentang apa yang berjalan baik dan apa yang perlu ditingkatkan. Observasi langsung dilakukan ketika ada kebutuhan untuk memantau perilaku atau strategi spesifik guru di kelas, misalnya cara guru mengelola interaksi siswa atau penggunaan strategi pengajaran baru.

 

Konseling

Konseling dilakukan satu-satu antara supervisor dan guru. Di sini, supervisor berfungsi sebagai pembimbing, membantu guru memecahkan masalah pengajaran yang mungkin mereka hadapi, seperti manajemen waktu, metode mengajar yang kurang efektif, atau kesulitan dalam menangani siswa tertentu.

Konseling dilakukan ketika seorang guru mengalami masalah personal atau profesional yang memengaruhi kinerja pengajaran mereka.

 

Evaluasi Kinerja Individu

Evaluasi kinerja berfokus pada penilaian kinerja individu berdasarkan target yang telah ditentukan. Pengawas menilai sejauh mana guru mencapai tujuan kinerja yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan. Biasanya dilakukan  setelah jangka waktu tertentu atau setelah program pengembangan profesional.

Kelebihan  dan Kekurangan Teknik Supervisi Individual

Kelebihan: 

Memungkinkan hubungan interpersonal yang kuat antara supervisor dan guru.

Umpan balik lebih spesifik sesuai kebutuhan individu.

Memungkinkan identifikasi masalah yang sangat detail dan penyelesaian secara menyeluruh.

 

Kekurangan:

Membutuhkan waktu lebih banyak karena harus dilakukan satu per satu.

Rentan terhadap bias atau subjektivitas dari supervisor.

 

Teknik-teknik Supervisi Kelompok

Supervisi Kelompok merupakan pendekatan yang lebih kolektif, di mana beberapa tenaga pendidik dibimbing secara bersama-sama. Teknik ini tidak hanya bertujuan memberikan umpan balik tetapi juga memfasilitasi diskusi dan kolaborasi antara sesama pendidik.

 

 Diskusi Kelompok

Diskusi ini dipimpin oleh pengawas dan dihadiri oleh beberapa guru yang membahas isu-isu terkait pengajaran atau masalah yang sedang dihadapi secara kolektif. Pengawas dapat memfasilitasi pertukaran ide atau pengalaman antar peserta. Dilakukan ketika ada masalah umum yang dihadapi oleh lebih dari satu guru, seperti penggunaan teknologi dalam kelas atau kurikulum baru.

 

Seminar atau Lokakarya

Pengawas mengorganisir sesi pelatihan atau pembelajaran bagi beberapa guru sekaligus, di mana topik tertentu dibahas secara mendalam. Seminar atau lokakarya dapat berupa pelatihan langsung, presentasi, atau sesi berbagi pengalaman.

 

Digunakan  untuk meningkatkan keterampilan atau pengetahuan secara kolektif pada topik tertentu, seperti strategi mengajar baru atau kebijakan kurikulum baru.

 

Penyampaian Pengalaman Sukses

Dalam sesi ini, guru yang berhasil menerapkan teknik pengajaran yang efektif membagikan pengalaman mereka kepada kelompok. Ini menciptakan kesempatan belajar dari praktik terbaik di antara para pendidik. Hal tersebut dapat  meningkatkan motivasi dan berbagi solusi dalam komunitas guru.

 

Kelebihan  dan Kekurangan Teknik Supervisi Kelompok

Kita bisa menyoroti beberapa aspek utama yang membedakan teknik supervisi individual dan kelompok berdasarkan teori:

 

Pendekatan berdasarkan Teori Vygotsky dan Bloom

Supervisi individual cenderung lebih efektif dalam mengatasi masalah spesifik individu, sesuai dengan teori belajar individual dari Bloom yang menekankan bahwa setiap guru memiliki kebutuhan yang berbeda. Sebaliknya, Vygotsky menunjukkan bahwa pembelajaran kolaboratif dalam kelompok dapat mendorong interaksi yang memperkaya pembelajaran secara kolektif.

 

Efisiensi dan Sumber Daya

Supervisi kelompok lebih efisien dalam hal waktu dan sumber daya. Namun, pendekatan ini mungkin kurang tepat dalam menangani masalah individu yang sangat spesifik, di mana supervisi individual lebih bermanfaat.

 

Pengembangan Profesional

Teori Pengembangan Guru dari Huberman menunjukkan bahwa guru pada berbagai tahap karier membutuhkan pendekatan yang berbeda. Guru yang lebih berpengalaman mungkin mendapatkan manfaat lebih besar dari supervisi kelompok melalui berbagi pengalaman, sementara guru pemula mungkin membutuhkan supervisi individual yang lebih mendetail.

 

 

Kelebihan: 

Lebih efisien dalam penggunaan waktu karena banyak guru bisa diberikan bimbingan sekaligus.

Mendorong kolaborasi dan pertukaran ide di antara para guru.

Dapat menciptakan suasana yang mendukung dan inspiratif.

 

Kekurangan:

Masalah individu tidak mendapat perhatian penuh.

Beberapa guru akan merasa terpinggirkan jika diskusi terlalu didominasi oleh guru-guru yang lebih vokal.

Tidak memungkinkan untuk umpan balik personal yang mendalam.

 

Perbandingan Teknik Supervisi Individual dan Kelompok

Pendekatan

Supervisi Individual berfokus pada pendekatan personal, memberikan perhatian penuh kepada seorang guru untuk menyelesaikan masalah   bagi individu tersebut.

Supervisi Kelompok berfokus pada kerja sama dan interaksi antar guru untuk memecahkan masalah secara kolektif.

 

Efektivitas

Supervisi Individual lebih efektif untuk menangani masalah spesifik dan pengembangan personal.

Supervisi Kelompok lebih efektif untuk mengatasi masalah yang bersifat umum dan membutuhkan pendekatan yang kolaboratif.

 

Skalabilitas

Supervisi Individual sesuai untuk lembaga pendidikan dengan jumlah tenaga pendidik yang lebih kecil, atau ketika fokusnya adalah pada pengembangan spesifik individu.

Supervisi Kelompok lebih sesuai untuk situasi di mana sumber daya terbatas dan membutuhkan bimbingan kolektif yang efisien.

 

Bab V

Kesimpulan

 

Kesimpulan makalah ini akan menegaskan bahwa baik teknik supervisi individual maupun kelompok memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Keduanya bisa digunakan secara bergantian atau bahkan bersamaan, tergantung pada konteks dan tujuan spesifik. Sebagai rekomendasi, lembaga pendidikan sebaiknya menyesuaikan teknik supervisi yang mereka gunakan dengan kebutuhan dan situasi tenaga pendidik mereka.

 

 

Daftar Pustaka

 Goldhammer, R. (1969). Clinical Supervision: Special Methods for the Supervision of Teachers.

 Eisner, E. W. (1985). The Educational Imagination: On the Design and Evaluation of School Programs.

 Glickman, C. D., Gordon, S. P., & Ross-Gordon, J. M. (2004). Supervision and Instructional Leadership: A Developmental Approach.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun