Simbok menggeleng, "tidak nak." Jawabnya
"Kenapa Mbok? Â Maaf ya Mbok, jangan tersinggung kalau aku bertanya, apakah karena aku belum bayar payung Simbok?" tanyaku.
Simbok memandangku, tetapi tidak mengatakan apa apa, dia hanya sedikit tersenyum. Â Aku mencoba melihat dengan sungguh wajah yang ada di sampingku itu. Â Terlihat goresan ketuaan pada wajahnya, tetapi aku juga melihat ada ketulusan di sana. Â Aku menjadi kuatir, jangan jangan dia tersinggung dengan pertanyaanku.
" Mbok, maaf ya jika aku menyinggung hati Simbok, aku hanya penasaran saja bahwa Simbok masih setia berada di tempat ini." Jawabku
Simbok masih diam, tetapi meski tipis, bibirnya masih menyunggingkan senyuman.
"Nak, Ibu Maria itu baik koq, dia tahu kesusahan kita," katanya tanpa menjawab pertanyaanku.
"Maksud Simbok?"
"Anak namanya siapa?" tanyanya
"Lukas, Mbok." Jawabku
"Nak Lukas datang ke tempat yang benar, telah datang kepada ibu saat kesusahan," katanya
"Tapi aku tidak mendapat apa apa, Mbok? Bebanku juga tidak berkurang" jawabku