Mohon tunggu...
Lis Liseh
Lis Liseh Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Pengajar

Apoteker dan Pengajar di Pesantren Nurul Qarnain Jember | Tertarik dengan isu kesehatan, pendidikan dan filsafat | PMII | Fatayat NU. https://www.facebook.com/lis.liseh https://www.instagram.com/lisliseh

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Trouble Maker (Part 5)

19 Maret 2019   10:47 Diperbarui: 21 Maret 2019   11:51 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polisi itu ke ruang guru, tidak lama Pak Andrew keluar menuju kelas sebelah, memanggil beberapa anak. Salah satunya Radit. Firasatku tak enak.

Jelas setengah jam kemudian, polisi itu keluar membawa Radit dengan kondisi tangan terborgol.

Semua terkejut. Begitu pula aku. Kenapa bisa Radit? Apa hal ini yang Radit curhatkan pada Rinta kemarin?

Radit bertamabah jauh di bawa 3 polisi itu, dan Rinta membuntuti Radit dengan pandangannya. Betapa dramatisnya pemandangan itu. Radit berkaca-kaca, sedang Rinta menangis semakin menjadi, sama halnya seperti aku.

"Tidak pantas kamu nangisin orang kaya dia." Rades menyodorkan saputangannya padaku.

Hatiku bertambah nyilu. Semakin deras air matakku. Ingin rasanya aku berteriak, tapi tercekat tak bisa keluar.

"Hufh!" Aku berdiri. "Aku ke kelas dulu ya?"

"Kamu belum jawab iya pertanyaanku dulu." Rades memegang tanganku.

"Sorry, Des aku tidak bisa jawab."

 "Prinsa! Aku cinta sama kamu, dan aku tidak bisa kehilangan kamu." Ucapnya membisik. Membuat keterkejutanku semakin membeludak. Anak-anak menatap kami. Aduh, apa yang harus aku lakukan?

Jantungku berdegup kencang semoga Rades tak mendengarnya, "Sorry, Des aku harus ke kelas." Aku pergi tanpa melihat ke arahnya. Tanpa melihat seperti apa wajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun