Mohon tunggu...
Linda Utami
Linda Utami Mohon Tunggu... Penulis - Life Long Learner

Siswi SMAN 1 Gunungsari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kenangan

2 Agustus 2020   22:14 Diperbarui: 3 Agustus 2020   10:32 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditengah tenangnya ombak lautan. Di bawah rindangnya pepohonan, mereka terlihat bergerak mengikuti alunan angin.. aku dapat mendengar pergerakannya. Pergerakan yang mendatangkan kesejukan.. iyaa ini angin. 

Terpaan angin ini menyapu sebagian wajahku, menerbangkan rambutku ke sana kemari, iya disinilah sekarang aku berada, ditempat yang pernah menjadi saksi sepenggal kisahku.

Hanya Kesejukan, kedamain dan kesunyian yang aku rasakan disini. Kini pandangan ku tertuju kearah barat, dimana matahari itu terlihat mulai tenggelam.. indahh.. itulah satu kata yang terlintas di pikiranku. Andai keindahan ini berlangsung lama, mungkin aku juga bisa tetap bertahan disini tanpa pernah berpaling. Sama seperti halnya hati ku saat ini. 

Rindu, itulah yang aku rasakan. Entah kenapa berada ditempat ini membuat ku mengingat semua kenangan yang pernah aku lalui bersamanya. Tak terasa air mata ku jatuh kala mengingat itu.Delia, kau disini? Apa yang kau lakukan? tanya laki-laki itu, yang entah datang darimana.

"Ka..kau kembali?"

"Heii, apa makdsud mu kembali? memangnya kau pikir aku pergi ke mana hmm?" Tanyanya.

"Ini sungguh kau?"

"Memangnya siapa lagi? Apa perlu aku memperkenalkan diriku? Baiklah kalau begitu, Halo nona cantik perkenalkan nama ku Fero Aliansyah sahabat dari Adelia Kanaya putri. Hmm apa lagi ya? Oh ya apa kau mengenal sahabat ku itu? Dia itu orangnya baik, perhatian, cantik dan....." ucapnya yang langsung aku potong.

"Sudah cukup, ini benar-benar kau Fero. Aku merindukanmu.. lalu kejadian waktu itu bagaimana bisa?" tanya ku padanya. Bagaimana bisa dia membuatku menangis seperti ini. Tiba-tiba datang entah darimana dan menyapaku tiba-tiba.

"Kejadian apa? aku tidak kemana-mana. Kau hanya bermimpi tuan putri" ucapnya sambil mengacak-acak rambutku. Ya kelakuannya terkadang membuat ku jengkel. Tapi Inilah hal yang paling aku sukai dari Fero, terkadang dia begitu menyebalkan, jahil, tapi dia punya cara tersendiri untuk mengembalikan mood ku.

"Apa benar yang kau ucapkan itu? Apa aku hanya bermimpi?" tanyaku lagi belum percaya sepenuhnya.

"Iya, aku memang disini Lia, kemarilah.." ucapnya yang langsung aku turuti. Dia mengajak ku ke sebuah tempat dimana tempat itu adalah tempat favorit kami berdua. Tempat itu sangat indah, disana tempat biasa kami sering mengambil photo, baik photo berdua maupun sendiri. 

Terkadang kami juga sering menghabiskan waktu disana hanya untuk bercanda, bercerita tentang pengalaman pribadi satu sama lain. Disini juga adalah tempat pertama kali kami bertemu. Saat itu aku sedang mengikat tali sepatu ku karena terlepas dan tanpa sengaja dia menabrak ku dengan alasan terburu-buru. Aku ingat betul, bagaimana  aku memaafkannya dengan begitu mudah. Sebenarnya aku mau marah, tapi karena aku tidak melihat Satu pun kebohongan dimatanya, aku langsung memaafkannya. Sejak saat itulah kami jadi sering bertemu dan memulai sebuah hubungan yang dinamakan persahabatan.

"Lia.."

"Lia.."

"Lia?, kau kenapa?" tanyanya lagi sambil menggoyangkan bahuku. 

"Iiihhh Fero kau membuat ku terkejut, memangnya aku kenapa ha?" tanyaku padanya dengan suara satu oktaf lebih tinggi.

"Kenapa melamun? hayoo lagi ngelamunin apa hmm?" tanyanya.

"Kau ini, aku sama sekali tidak melamun kau tau itu" ucapku tak terima.

"Terus tadi kenapa waktu aku panggil diam saja? tanyanya lagi.

"Itu anu.. anu"  belum sempat aku menyelesaikan ucapanku sudah dia potong duluan.

"Anu... anu anu apa?" palingan Cuma cari alasan, iya kan? dasar" ucapnya.

"Kau tahu, kau adalah satu-satunya orang paling menyebalkan yang pernah ku temui di dunia ini Tuan Fero Aliansyah" ucapku jengkel.

"Iya ya.. aku tau aku memang menyebalkan tapi aku juga adalah satu-satunya orang tertampan, terbaik, tersayang atau bahkan tercinta yang pernah kau temui didunia ini Adelia Kanaya Putri" ucapnya lagi dengan cengiran khas seorang Fero Aliansyah.

"Lia, aku mau bicara" ucapnya lagi.

"Ini sudah bicara, gimana sih" jawabku.

"Aku serius Lia" ucapnya dengan ekspresi wajah yang menandakan kalau dia memang sedang serius.

"Baiklah.. apa yang ingin kau bicarakan?" tanyaku padanya.

"Kau menganggap ku apa, Lia?" tanyanya.

"Kau adalah orang yang paling menyebalkan, tapi bagaimana lagi kalau orang menyebalkan itu adalah sahabat ku.  Kenapa bertanya seperti itu?".

"Jika aku tidak ada lagi disini bagaimana? Biar ku perjelas, maksud ku adalah bagaimana jika aku pergi dari hidupmu, apa kau akan baik-baik saja?" tanyanya lagi.

"Deg"

Kenapa dia tiba-tiba berbicara seperti seakan-akan dia akan pergi jauh dariku?

"Apa maksudmu? Itu tidak mungkin, kau akan tetap disini bersamaku dan tidak akan pernah kemana-mana" jawabku penuh penekanan.

"Apa kau yakin aku akan tetap disini?Bagaimana kalau aku menjawab aku tidak bisa?" tanyanya lagi yang membuatku mengerutkan dahi, tumben dia menanyakan hal yang menurutku aneh.

"Kau sengaja bicara seperti ini karena ada tujuannya kan?" tanyaku lagi.

"Sama sekali tidak, aku hanya bertanya" jawabnya singkat.

"Jika aku tidak mau kau pergi, kau mau apa? Jika aku ingin kau tetap disini bersamaku bagaimana, apa kau akan tetap pergi hmm?" tanyaku lagi.

"Lia apa kau menginginkan sesuatu? Makan, jalan-jalan atau apa gitu?" tanyanya mengalihkan pembicaraan yang membuat ku semakin bingung. Jujur saja menurutku hari ini dia sangat aneh bagaimana tidak, tumben-tumbenan dia menanyakan hal-hal yang menurutku aneh, habis itu malah mengalihkan pembicaraan.

"Kau kenapa, hari ini kau benar-benar sangat aneh, dan itu tadi kenapa kau tiba-tiba mengalihkan pembicaraan. Ada apa Denganmu tidak biasanya kau seperti ini?" tanya ku penasaran.

"Aku baik-baik saja, pertanyaan ku tadi belum kau jawab, sekarang bisa kau jawab" suruhnya.

"Bukankah pertanyaan ku juga belum kau jawab?" ucapku.

"Pertanyaan yang mana, perasaan tidak ada" ucapnya dengan tampang tak berdosa.

"Tadi masalah yang kau bilang kalau akan pergi, kau bercanda kan?" tanyaku.

"Oh.. itu bahasnya nanti saja. Sekarang pertanyaanku dulu yang dijawab, oke. Kau mau apa?" tanyanya lagi.

"Aku mau kau menjawab pertanyaan ku Fero" ucapku jengkel. Bagaimana tidak setiap aku bertanya ada saja jawabannya yang lain.

"Lia, kau mengenal ku kan? Jika aku sudah bilang nanti maka akan kujawab nanti, apa aku pernah berbohong kepadamu? Sekarang jawab dulu pertanyaan ku. Apa kau mau sesuatu?" tanyanya lagi.

Ini juga salah satu alasan kenapa aku menyukai seorang Fero Aliansyah. Bagaimanapun keadaannya, apa pun alasannya Fero tidak pernah berbohong padaku. Dia selalu menepati atau melakukan apa yang pernah dia katakan.

"Iya, kau memang orang paling jujur sedunia tuan Fero Aliansyah. Baiklah aku mau pikir-pikir dulu... mm kira-kira apa ya? Ahh sepertinya aku tidak menemukan jawaban ku".

Setelah beberapa lama aku berpikir, entah darimana datangnya keinginan seperti itu.

"Oke baiklah setelah aku berpikir beberapa lama, aku hanya ingin satu hal, aku hanya ingin bersama mu" ucapku lagi asal-asalan entah kenapa aku menjawab seperti itu.

"Sungguh?, sebenarnya itu memang jawaban yang aku inginkan tuan putri" ucapnya lagi sambil tersenyum. Sungguh senyuman itu bisa membuat siapa pun yang melihatnya jatuh cinta. Jatuh cinta?? Ahh apa yang aku pikirkan tidak mungkinkan aku jatuh cinta dengan sahabat ku sendiri hanya karena dia tersenyum kepadaku.

"Oh ya? Baiklah apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kau membawa makanan? Atau sesuatu yang bisa dimasak?" tawar ku.

"Kebetulan aku membawa beberapa bahan makanan, tapi aku tidak membawa bumbu sebagai pelengkap' ucapnya dengan wajah memelas.

"Tidak apa-apa, mungkin aku membawanya diransel ku. Coba ku cek dulu, kau tunggu disini" ucapku padanya.

Aku menyelesaikan acara masak-masak ku dengannya, tapi kami banyak melewati beberapa rintangan diantara-Nya adalah api yang sulit menyala, kayu yang masih bisa dibilang belum kering, karena baru terpisah dari pohonnya.

"Cantik".

Entah angin darimana tiba-tiba dia mengucapkan kata itu, "siapa yang dia maksud? siapa yang cantik?" tanyaku memastikan.

"K..kau" ucapnya tergagap.

Aku diam sebentar sambil mencerna apa yang barusan dia katakan.

"Kau cantik Lia" ucapnya lagi.

Seorang Fero memang sering mengucapkan hal ini padaku. Tapi untuk kali ini, kenapa kata-katanya barusan membuat jantungku seakan-akan tersengat listrik.

"A..a..aku kan memang cantik dari lahir, kau baru tahu" ucapku sambil menyembunyikan kegugupanku yang membuat seorang Fero tersenyum.

"Apa aku bisa menjawab pertanyaanmu itu sekarang?" ucapnya lagi.

Awalnya aku berpikir pertanyaan yang mana, tapi setalah beberapa lama, aku mengingatnya. 

Benarkan kataku kalau Fero itu selalu menepati apa yang pernah dia katakan, dan aku hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan.

"Sebelumnya aku ingin membuat sebuah pengakuan, Lia. Pengakuan kalau aku Fero Aliansyah telah jatuh cinta kepada Adelia Kanaya Putri. Aku mencintaimu, jika kau bertanya sejak kapan? Jawabannya adalah aku tidak tau karena aku sendiri baru mengetahuinya. Aku telah jatuh cinta begitu dalam padamu Lia" ucapnya sambil berjongkok di hadapanku dengan memegang tanganku.

Deg...deg..deg..

Apa ini? Kenapa pengakuan Fero bereaksi begitu besar terhadap jantungku? Apa aku harus mengakuinya juga? Mengakui kalau aku mencintainya. Apa iya aku semunafik itu? Ahh Iya aku memang munafik, aku selalu saja membohongi perasaanku sendiri. Tapi tidak untuk Kali ini, aku harus mengakuinya. Mengakui bahwa aku Adelia Kanaya Putri juga telah jatuh cinta kepada Fero Aliansyah.

"Jika pengakuan mu itu memang benar, berarti kau tidak akan pergi dariku kan. iya kan?, karena aku juga mencintaimu Fero Aliansyah" ucapku

"Aku bahagia untuk pengakuanmu ini Lia, sangat bahagia" ucapnya dengan senyuman yang terukir dibibirnya.

"Tapi, jika kau memang mencintaiku, berjanjilah untuk tetap tersenyum dan bahagia Lia, karena aku yakin suatu saat nanti pasti ada laki-laki yang mencintaimu, menyayangimu, dan menjagamu bahkan  lebih baik dariku" ucapnya lagi.

"Iya aku akan selalu tersenyum dan bahagia karena kau akan tetap disini bersamaku bahkan sekarang aku memiliki hatimu. Dan untuk yang kau katakan tadi, masalah laki-laki lain, tidak Fero. Tidak ada laki-laki lain yang lebih baik darimu setelah ayahku. Aku tidak mau laki-laki lain selain Fero Aliansyah" ucapku sambil memeluknya.

"Aku harus pergi dan ingat kau tadi sudah berjanji untuk tersenyum bukan?" ucapnya sambil melepas pelukannya dan menjauh dariku..

"Hiks..hiks..hiks.. Fero jangan pergi, kau mencintaiku bukan? Lalu kenapa harus pergi?
FERO....FEROO..." panggil ku.

Dia semakin menjauh sampai nyaris tak terlihat lalu dia berbalik. Sekilas aku melihat senyuman terukir diwajahnya.

"Lia.. Lia..Lia hey bangun?" ucap seseorang

"Fero.. Fero" ucapku lalu memeluk orang tersebut.

"Ini aku Nara, bukan Fero" ucapnya.

"Dimana Fero?" tanyaku dengan isakan tangis yang sudah tidak bisa kutahan lagi.

"Lia, Fero sudah tidak ada. Kamu ikhlasin dia ya, dia pasti sedih melihat kamu seperti ini".

Kenapa perkataan Nara tiba-tiba membuat dadaku semakin sesak, tangisanku kembali pecah dipilukannya.  Tiba-tiba aku mengingat pesan dari alm. Fero, bukankah dia menyuruhku untuk tetap tersenyum?
Baiklah ini keinginan mu Fer, demi kamu aku akan kembali, aku akan bahagia dan tersenyum seperti yang kamu mau.. aku percaya akan ada laki-laki lain yang akan menjagaku, menyayangiku dan mencintaiku suatu saat nanti, seperti apa yang telah kau katakan lewat mimpiku.  Semoga kau tenang dialam sana. 

AKU MENCINTAMU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun