"Oh.. itu bahasnya nanti saja. Sekarang pertanyaanku dulu yang dijawab, oke. Kau mau apa?" tanyanya lagi.
"Aku mau kau menjawab pertanyaan ku Fero" ucapku jengkel. Bagaimana tidak setiap aku bertanya ada saja jawabannya yang lain.
"Lia, kau mengenal ku kan? Jika aku sudah bilang nanti maka akan kujawab nanti, apa aku pernah berbohong kepadamu? Sekarang jawab dulu pertanyaan ku. Apa kau mau sesuatu?" tanyanya lagi.
Ini juga salah satu alasan kenapa aku menyukai seorang Fero Aliansyah. Bagaimanapun keadaannya, apa pun alasannya Fero tidak pernah berbohong padaku. Dia selalu menepati atau melakukan apa yang pernah dia katakan.
"Iya, kau memang orang paling jujur sedunia tuan Fero Aliansyah. Baiklah aku mau pikir-pikir dulu... mm kira-kira apa ya? Ahh sepertinya aku tidak menemukan jawaban ku".
Setelah beberapa lama aku berpikir, entah darimana datangnya keinginan seperti itu.
"Oke baiklah setelah aku berpikir beberapa lama, aku hanya ingin satu hal, aku hanya ingin bersama mu" ucapku lagi asal-asalan entah kenapa aku menjawab seperti itu.
"Sungguh?, sebenarnya itu memang jawaban yang aku inginkan tuan putri" ucapnya lagi sambil tersenyum. Sungguh senyuman itu bisa membuat siapa pun yang melihatnya jatuh cinta. Jatuh cinta?? Ahh apa yang aku pikirkan tidak mungkinkan aku jatuh cinta dengan sahabat ku sendiri hanya karena dia tersenyum kepadaku.
"Oh ya? Baiklah apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kau membawa makanan? Atau sesuatu yang bisa dimasak?" tawar ku.
"Kebetulan aku membawa beberapa bahan makanan, tapi aku tidak membawa bumbu sebagai pelengkap' ucapnya dengan wajah memelas.
"Tidak apa-apa, mungkin aku membawanya diransel ku. Coba ku cek dulu, kau tunggu disini" ucapku padanya.