Aku menyelesaikan acara masak-masak ku dengannya, tapi kami banyak melewati beberapa rintangan diantara-Nya adalah api yang sulit menyala, kayu yang masih bisa dibilang belum kering, karena baru terpisah dari pohonnya.
"Cantik".
Entah angin darimana tiba-tiba dia mengucapkan kata itu, "siapa yang dia maksud? siapa yang cantik?" tanyaku memastikan.
"K..kau" ucapnya tergagap.
Aku diam sebentar sambil mencerna apa yang barusan dia katakan.
"Kau cantik Lia" ucapnya lagi.
Seorang Fero memang sering mengucapkan hal ini padaku. Tapi untuk kali ini, kenapa kata-katanya barusan membuat jantungku seakan-akan tersengat listrik.
"A..a..aku kan memang cantik dari lahir, kau baru tahu" ucapku sambil menyembunyikan kegugupanku yang membuat seorang Fero tersenyum.
"Apa aku bisa menjawab pertanyaanmu itu sekarang?" ucapnya lagi.
Awalnya aku berpikir pertanyaan yang mana, tapi setalah beberapa lama, aku mengingatnya.Â
Benarkan kataku kalau Fero itu selalu menepati apa yang pernah dia katakan, dan aku hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan.