Mohon tunggu...
lieztya09
lieztya09 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Batasnya Sejauh Mata Memandang (1)

18 Agustus 2016   12:14 Diperbarui: 13 September 2016   08:05 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebebasan.....

Kebahagiaan...

Batasnya Tidak Sejauh Mata Memandang.............

------------------------------------------------------------------------------------------

Dan Kami turunkan dari awan, air yang banyak tercurah(QS.Annaba:14)

Bulan Agustus 2016, seharusnya sudah kemarau. Namun gerimis Jum’at ini mengiringi keberangkatanku kerja. Coba kalau ada kapal yang menghubungkan ke tempat kerja pasti lebih cepat sampai ya.hehehe... sahabat ditempatku ada yang namanya getek, bukan kapal sih tetapi orang-orang menganggap kapal mini. 

Cukup dengan merogoh kantong seribu rupiah bisa sampai diseberang. Walaupun naik getek hanya butuh lima menit, tetapi cukup membuat aku senang lhohh. Pernah lhohh aku dan teman-teman naik getek bersama setelah pulang dari Grand Canyon Mini di Kedung Cinet. Itupun karena terpaksa kerumahku.hahaha... karena wisata di Kedung Cinet membuat basah semua dan kerumahku numpang mandi.

Jam 7 pagi, akhirnya tiba di parkiran motor. Setelah menempuh waktu satu jam perjalanan naik motor bukan naik getek lhohh.hehehe...

“Selamat pagi, ada hujan dimana mas?”April menyapaku.

“Selamat pagi, hujan megaluh mengiringiku.hehehe..”candaku.

Memang iya sih sampai dikantor sudah terang benderang.

“Ehhhh pagi-pagi kok sudah pada senyum nih. Ada cerita apa?Mas Didit mengagetkan kami.

“Nih lhohh Fadli terang benderang gini kok pakai jas hujan?hehehe..”April ketawa melihatku.

“Sudah ayo masuk ruangan, kembali aktivitas. Jangan buang waktumu dengan percuma.hahaha..”sebenarnya biar tidak dengar April si ceriwis.

Sehari-hari kami bekerja dengan rutinitas dan tugas masing-masing. Kadang jenuh melanda kalau pas tugas menumpuk dan tidak selesai-selesai, ingin rasanya sejenak meliburkan diri.

Tak terasa sudah seharian aktivitas, ketika senja mulai menampakkan dirinya, meninggalkan mentari. Dan hujan lagi...Setelah sholat Ashar kami beranjak pulang.

“Sobat, jangan pulang dahulu. Ada pengumuman penting nih?”Tya tiba-tiba menghentikan langkah kami.

“Waduhhh rumahku jauh nih?ntar kemalaman.”Aku dan mami Phika agak menggerutu.

Di kantor aku punya mami..namanya mami Phika. Mama gaul yang punya putra bernama Fathir.

“Iya nih, ada apa sih?sudah tahu jam nya pulang malah tidak boleh pulang. Aku sudah lapar nih.hehehhe...”Neni mulai deh kelaparan.

“Sabarlah, tunggulah pengumuman ini. Aku juga penasaran ada pengumuman apa sih Tya?” Cik Yen bertanya penasaran.

“Husttt rame banget sih kalian, ayo kita ngobrol santai di depan sambil menikmati hujan.hehehe...”Tya mengajak kami duduk santai di depan kolam ikan.

“Emmm hujan membawa banyak kenangan, kenangan akan tetap jadi bagian hidup kita. Terserah mau menghapus atau tetap menjadi kenangan.hahaha...”April sok puitis banget sih.

“Minggu depan kalian ada acara kah?nih sanggar senam mengadakan wisata ke pantai daerah Pacitan?mau ikutkah?”Tya mengajak wisata ke Pacitan.

Tya ini aktif di sanggar senam, paling semangat olahraga kalau waktunya senam. Seringkali dia berkata sehat itu mahal harganya, luangkan waktu berolahraga minimal seminggu sekali untuk menjaga tubuh tetap sehat.

Tanggal 13 September 2015 tahun lalu kita bertujuh pernah pergike pantai Malang. Berangkat bersama rombongan sanggar senam tempat Tya senam. Memang sih rombongannya ada ibu-ibu senam, tetapi karena kita bertujuh suka petualang jadi tetap asyik saja berangkatnya. Kita bertujuh: aku, Boogie, Ida, April, Neni, Yeni, Tya. Malang daerah selatan bagus banget lhohh pantainya.

Waktu itu pantai yang dikunjungi pantai lenggoksono, pantai bolu-bolu, pantai banyu anjlog. Jalan menuju kesana wihhh meliuk-liuk membuat pusing. Tetapi sampai sana emmm tidak rugi deh pemandanganya, perjalanan dari pantai ke pantai yang membuat lebih seru. Naik kapal lhohhh..kalau ingat pas naik kapal itu rasanya ingin nyebur lagi. Apalagi teman-teman yang perempuan aduhhh... teriak-teriak seperti takut tenggelam. Memang iya sih soalnya kita naik perahu kecil seperti perahu nelayan. Aku sendiri sebenarnya juga takut, tetapi kan aku cowok ya harus terlihat tegar donk.hahaha...

“Waduhhh sanggar senam?yang berangkat seperti dahulu kah?”tanyaku.

“Betul..rombongan seperti dahulu. Mungkin transportasinya memakai bis mini kalau pesertanya banyak. Ayooo daftar ya teman-teman.” Tyamengajak kami wisata pantai lagi.

“Yes pantai lagi, aku suka pantai karena ombaknya yang tak pernah berhenti, bersantai di pantai sambil menikmati suara derunya ombak dan semilirnya angin pantai membuat hati dan fikiran lebih fresh :D”aku rindu pantai lagi.

“Senang kalau ke pantai lagi sepertinya. Rindu pantai.hehhee...

Pantai menawarkan keindahan tanpa batas...pantai wisata yang murah meriah, pantai memberikan ketenangan, menggambarkan kebebasan, memberikan banyak pelajaran tentang kehidupan, pantai lebih mudah dijangkau tanpa memerlukan energi lebih seperti naik gunung, memberikan energi positif ketika melihat pasir, laut dan langit bertemu dalam 1 garis, bisa teriak, menangis,tertawa lepas dan ekspresi rasa yang lain. Bisa merefresh otak setelah nyebur di air laut yang memang bisa merelaksasi, suka dengan kelembutan pasir pantai yang butuh energi lebih ketika kita berjalan di atasnya. Yang jelas suka pantai karena pantai itu tak kalah romantis dengan gunung, pantai menyuguhkan penghilahatan yang tanpa batas seperti mimpi yang harusnya tak berbatas.” April bercerita tentang pantai.

“Kepalaku pening dengar kamu bercerita, panjang lebar seperti ngomong tanpa titik.hahaha..”Mas Didit menggerutu.

“Emm.. pertanyaannya satu kata, jawabnya seribu kata.”mami Phikaketawa dengar April yang ceriwis.

“Bagaimana sobat?mau bergabung lagi dengan sanggarku atau berangkat sendiri?aku sebenarnya ingin berangkat sendiri bersama kalian dan teman-teman yang lain. ” Tya semangat mengajak kami.

“Iya..iya pokoknya aku ikut. Mau bersama sanggar atau berangkat sendiri oke deh. Yang penting berangkat bersama kalian ya.”Neni si panik ingin ikut.

“Iya setuju sama Neni, yang penting ke pantai. Berangkat deh.hehehe..”Cik Yen idem nih pendapatnya.

“Wahhh Pantai ya?suka-suka. Suka sama keindahannya, mengagumi penciptaan Tuhan dengan cara yang mudah ya ke pantai. Pantai menyembunyikan banyak rahasia. Aku belum bisa memutuskan sih, aku diskusi sama istriku dirumahya. Besok aku kabari.”Mas Didit si usil tumben mau ke pantai.

“Ke Pacitan kan?bagus lhohh tempatnya. Aku pernah kesana sih sebelumnya. Minggu depan oke deh ayo berangkat, tidak perlu nunggu libur panjang.hahaha...”aku semangat ingin ke pantai lagi.

“Lhohh sudah pernah ke Pacitan?wahhh jadi ingin ikut. Apalagi Fathir anakku paling suka pantai tuh. Besok ya ku kabari, diskusi dahulu dengan suamiku.hehhee...”mami Phika ingin mengajak Fathir ke pantai. Fathir masih usia lima tahun.

“Wahhh pernah ke Pacitan?kenapa masih ingin kesana lagi?”Neni bertanya padaku.

“Wahh pergi ke pantai tidak ada bosannya, meskipun pernah kesana kan belum kesana dengan kalian. Kesannya pasti berbeda.hehehe... Pantai yang pernah tak kunjungi pantai Trenggalek, Blitar, Malang, Jember, Tuban, dan Pacitan.Tetapi tetap saja rindu untuk ke pantai lagi, aku ingin kembali ke pantai Buyutan di Pacitan, dan pantai di Jember. Karena pantainya luas dan asyik buat main-main,.:D” senangnya cerita pantai.

“Emmm.. emm...senangnya pada cerita pantai. Mau kemana sih kalian?kok tidak ajak-ajak.”bang Zainal si perusuh datang dengan batuk-batuk.

“Lhohhh ada bang Zainal sesepuh kantor.hahaha... Minggu depan kita rencana mau wisata ke pantai di Pacitan. Ayo ikut bang?ajak anak dan istrimu. Aku rencana ajak istriku tercinta.”Mas Didit mengajak bang Zainal.

“Wahhh ingin ikut sebenarnya, aku do’akan saja biar acara lancar berangkat sampai pulangnya. Maaf kali ini tidak bisa ikut ada acara keluarga.Terima kasih sudah mengajakku.”bang Zainal tidak bisa ikut.

“Wahhh kurang rame ini perusuhnya tidak ikut.hahaha” April mulaideh gaduh.

“Ajak Boogie dan Ida ya, semoga bisa ikut.” Aku usul ingin mengajak mereka.

“Bolehhh banget biar tujuh petualang lengkap kalau ada mereka.”Cik Yen setuju denganku.

“Emmm..aku tak dianggap nih.hehehehe...” mami Phika merasa tidak dihitung.

“Hahaha... maap-maapkan mami Phika, kemarin soalnya jumlahnya tujuh petualang.” Cik Yen tertawa lupa kalau ada mami Pika.

“Yes.. nambah lagi petualangnya. Ada tambahan anggota petualang.”Neni tersenyum

“Sebentar, selain Fadli ada yang pernah ke Pacitan juga. Ohhh Hanif pernah ke Pacitan. Tak ajaknya ya. Tuh anak juga suka pantai.”Mas Didit mau ajak Mas Hanif.

“It’s oke boleh siapapun yang ikut. Nanti biar dicacat Tya ketua rombongan.” Senang banyak teman yang ikut rasanya tidak sabar nyebur ke pantailagi.

“Bukan ketua rombongan lhohh aku.hehehe... Alhamdulillah hujan sudah reda, rapat ditutup ya. Ketemu lagi hari Senin ya, kabari jadi atau tidaknya.” Tya mengakhiri diskusi ringan sore ini.

Kami semua pulang menyusuri jalan menuju rumah masing-masing.Begitu pula denganku menyusuri jalan sekitar satu jam lamanya untuk sampai kerumah.

----------------

Rembulan menyinari malam ini.

Setelah sholat Magrib, kami sekeluarga makan bersama. Di mejamakan ini banyak cerita keseharian kami. Canda tawa bersama Bapak, Ibu, dan adikku mewarnai. Di keluarga kami ibuku paling cantik lhohh, karena kami bertiga ganteng.haaha..

“Ibu, Bapak. Fadli ijin minggu depan mau ke pantai daerah Pacitan. Berangkat bersama teman-teman petualang.”aku ijin kepada orang tua.

“Lhohhh ke Pacitan lagi kamu Mas?”adikku bertanya.

“Iya.hehehee...beda rombongan dik, ini naik bis mini bukan sepeda motor seperti sebelumnya.”jawabku tersenyum.

“Iya nak berangkatlah, hati-hati diperjalanan. Do’a ibu dan bapak menyertaimu.”Ibu dan Bapak mengijinkanku.

“Wahhhh...jangan lupa oleh-oleh ya Mas?”adikku selalu senangnya kalau dapat oleh-oleh.

Adzan Isya’ berkumandang, kami bergegas ke mushola sholat berjamaah.

Shalat jama’ah lebih utama darishalat sendirian sebanyak 27 derajat

(HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah sholat isya, menonton televisi diruang tengah. Ruang tengah ini  menjadi tempat favorit juga. Aku dan adikku sering menghabiskan waktu untuk game online.  

“Mas, kamu sudah dapat pokemon berapa?”adikku semangat kalau bertanya pokemon.

“Waduhh cuma sedikit sih, apalagi kalau disekitar rumah kita sedikit ya pokemon.hehehe...”aku dan adikku memang senang game.

Game pokemon melanda, begitu pula aku senang lhohh game ini.Buat seru-seruan saja sih mengisi waktu.

-----------------------

Senin ceria...

Setelah dua hari libur kemarin, cepatnya sudah hari Senin. Masihterasa hari minggu.hehehe... seperti biasa dengan rutinan harian. Kemarin aku sudah infokan ke Boogie dan Ida, tinggal tunggu kabar mereka.

“Assalamu’alaikum Fadli, aku ikut ke pantai ya. Suka banget kalau ke pantai lagi. Ada dua hal yang menarik dan bikin aku suka banget sama pantai, yaitu antara pasir dan air laut. Mereka ditakdirkan bersama namun tidak untuk saling memiliki. Disaat air laut dan pasir bertemu namun tak akan pernah bersama, disaat air datang dan kemudian pergi kembali meninggalkan butiran pasir putih yang menumpuk indah dipesisirnya. Seakan-akan pasir selalu menunggu kedatangan air laut tersebut namun cuman sementara waktu dan air tersebut bergegas pergi.”Boogie pagi-pagi telepon mengabari ikut.

“Waalaikumsalam Boogie, oke deh dicatat dahulu ya. Waduhh pagi-pagi ada pujangga dari pantai Pacitan.hehehehe...”tersenyum mendengar alasan Boogie ingin ke pantai.

“Haaa...daripada nanti siang kudengarkan gitar tanpa suara lhohh. Mendingan pagi-pagi mendengarkan syair dari pujangga.”Boogie tertawa.

Boogie memang gitaris sebuah band, tetapi sudah lama tidak manggung katanya. Mungkin dia sudah lelah.hehehehe....

“Mendengar kata pantai, rasanya ingin secepatnya hari Jum’at lagi. Semangat Fadli...”menyemangati diri sendiri.

“Tya, nih Ida iku ke pantai ya. Tolong dicatat dahulu.”Cik Yen mengakabari kalau Ida ikut.

 “Oke kucatat dahulu ya..”Tya mencatat nama Ida.

“Ohh iya tadi Boogie juga telpon aku. Katanya mau ikut kepantai juga. Tolong dicatat juga ya.”aku informasikan ke Tya keikutan Boogie.

“Sudah 7 orang petualang yang daftar, tinggal menunggu informasi yang lain.”Tya memperlihatkan catatannya.

“Hey..Hey...aku tidak dicatat nih. Aku dan istri ikut ya.Beberapa pantai seperti Kuta, pantai Malang daerah selatan, Papuma, PasirPutih, Delegan , dsb pernah aku kunjungi. Namun pantai daerah Pacitan ini belum pernah kesana, jadinya  penasaran dengan keindahan apa lagi yang ditawarkan oleh pantai-pantai yang lain. Kalau pantai yang sudah pernah dikunjungi hasrat untuk kembali lagi tidak sebesar pantai yang belum pernah dikunjungi.”Mas Didit daftar ikut.

“Oke..Bapak dan Ibu Didit dicatat ya sebagai peserta.”Tya mencatat lagi.

“Hemmm...ramainya. Sudah berapa peserta yang daftar?”Nenitanya jumlah peserta.

“Sekitar 9 orang yang tercatat, tak daftarkan sebagai peserta rombongan.”Tya memperlihatkan catatannya kembali.

“Wait...aku sekeluarga ikut lhohhh...catat 4 orang ya. Ingin menyenangkan Fathir juga. Karena selalu terpesona sama unsur AIR!!! Pantai laksana icon kebebasan tanpa batas. Hanya ada kita dan alam. Menyatu,menenangkan dan menginspirasi. Pantai adalah batas antara lautan dan daratan.Namun, Dialah Sang Air yg menentukan sebatas mana dia ingin membuat batasan,bukan Sang Daratan. Dialah yang menentukan arus dan gelombang yang bisa menggerus daratan. Air....iya air....excited as always!!!” mami Phika daftarsekeluarga.

“Wahhh kenapa banyak pujangga bertema pantai hariini.hehehe...”aku tersenyum mendengar kata-kata pujangga.

“Hahaha...mumpung bisa berkata-kata. Eh pantai viovio di Kepulauan Riau bagus. Bisa untuk bermain ayunan dipantai, apalagi pas sunset.....uuufffhh.....how romantic it!!!” mami Phika menawarkan tujuan lain.

“Wahhh kalau kesana nabung dahulu bu, lumayan biayanya.hehehe...”April tiba-tiba muncul dan berkomentar.

“Sebentar catat lagi ya satu orang, Hanif mau ikut. Nanti keberangkatannya aku yang mengabari.” Mas Didit mendaftarkan mas Hanif.

“Wihhhh banyak ya yang ikut, tujuh petualang menjadi empat belas petualang. Senangnya bisa ke pantai bersama.” Aku senang dan semangat menjadi anak pantai.

“Nanti sore aku ke sanggar mendaftar ya, kalau ikut rombongan wisata ke Pacitan.”Tya terlihat semangat.

-------------------

Rombongan dan Kendaraan batal..

Setelah mendaftarkan,  Tya dapat informasi kalau rombongan sanggar senam dan kendaraan batal. Jadi ke pantai daerah Pacitan pun batal. Emmm sedih rasanya batal ke pantai...

“Ayoo berangkat sendiri saja, membuat rombongan sendiri.”Mas Didit menyemangatiku.

“Setuju..setuju...sepertinya lebih seru kita berangkatbersama-sama.”mami Phika setuju.

“Setuju...ayo cari info kendaraan dan lain-lain.”April juga setuju.

“Beneran nih jadi ke pantai. Senangnya...rindu pantai bisa terobati.hehhehe...”senang melihat teman-temanku semangat berlibur ke pantai.

“Baiklah kita daftar dahulu kebutuhan selama perjalanan, jadi pas berangkat kita sudah siap semua.”Tya ketua rombongan yang bijak.

“Yes....banyak makanan kan bu ketua. Siap habiskan makanan.hehehhe...”Neni bercanda.

“Senang aku mengenal kalian, saling mendukung saling membantu.Teman yang baik saling mengingatkan dalam hal kebaikan, semoga kita seperti itu ya.”tersenyum dan terharu melihat semangat teman-temanku.

“Cupp...cup...tak usah menangis..hahahha” mami Phika melihatku terharu.

Kami memutuskan membuat rombongan sendiri. Membagi tugas, mulai pesan kendaraan, konsumsi, dan semua kebutuhan yang diperlukan. Tiga hari semua persiapan sudah selesai. Besok malam akhirnya bisa berangkat ke pantai tidak jadi batal.

Malam ini semua pada packing baju untuk wisata, begitu juga aku.

Sembah sujudku padaMu Ya Allah, mudahkanlah urusanku. Mudahkanlah perjalanan kami besok, perjalanan wisata ke Pacitan. Tidak ada halangan apapun sampai kembali pulang. Aamiin..

------------

Maafkan aku teman..maafkanlah aku..maaf...

Apa yang sebenarnya terjadi?nantikan selengkapnya di part 2

------------------------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun