31. PT. Dirgantara Indonesia adalah industri kedirgantaraan nasional Indonesia yang didirikan oleh mantan Presiden Indonesia yang ke tiga bapak B.J. Habibie. PT DI pernah mencapai masa keemasan pada masa orde baru dimana telah memproduksi pesawat C-212 hasil kerjasama dengan Spanyol dan CN-235 yang merupakan hasil jerih payah pemuda-pemuda intelektual Indonesia. Sejak krisis ekonomi 13 tahun yang lalu PT DI telah mengalami “kelesuan” produksi disebabkan oleh kondisi keuangan negara yang sedang kondisi tidak stabil. Akan tetapi, disaat perekonomian bangsa yang saat ini sedikit demi sedikit membaik, PT DI mendapatkan kembali kepercayaan dari seluruh rakyat Indonesia untuk bekerja sama dengan KAI (Korean Aerospace Industry) untuk membuat pesawat jet tempur dengan nama IFX (Indonesia Fighter Experimental). Dengan adanya kolaborasi ini diharapkan dapat menerima transfer teknologi dari Korea Selatan, sehingga dimasa yang akan datang Indonesia dalam hal ini PT DI mendapatkan kemandirian dalam memproduksi serta mengembangkan teknologi dari pembuatan jet tempur tersebut. Penuh harapan bahwa hal ini menjadi tonggak kejayaan bangsa dalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
32. Indonesia menyadari, sebagai negara berkembang harus memiliki hubungan yang baik dengan bangsa lain. Amerika Serikat menyediakan tiga puluh F-16 C/D ke Indonesia dan masih dalam proses sehingga diharapkan pada tahun 2014 pesawat tempur ini sudah dapat beroperasi memperkuat kekuatan pertahanan udara nasional Indonesia. Australia juga berencana untuk memberikan hibah C-130 Hercules jenis J yang diperlukan untuk digunakan sebagai pesawat angkut dalam mendukung mobilisasi pasukan atau mitigasi bencana. Dari Korea Selatan, Indonesia telah menandatangani perjanjian untuk membeli 16 T-50 jet latih tempur. Brasil juga telah menyetujui pengadaan 16 pesawat Super Tucano. Selain itu masih ada banyak pengadaan lainnya seperti radar pertahanan udara, re-serviceable pesawat dan rencana pembelian unmanned aerial vehicles dari Israel.
33. Sejak tahun 2004, Komando Pertahanan Udara Nasional telah menambah kekuatan sektor pertahanan menjadi empat sektor yang sebelumnya terdiri dari tiga sektor. Komando Sektor Hanud I di Jakarta, Komando Sektor Hanud II berada di Makasar, Komando Sektor Hanud III berada di Medan dan yang terbaru adalah Komando Sektor Hanud IV yang bermarkas di Biak, Papua. Dari setiap Sektor Hanud tersebut dipimpin oleh seorang Panglima berpangkat Marsekal Pertama TNI dan membawahi beberapa satuan-satuan radar hanud serta beberapa Artileri Pertahanan Udara yang secara pembinaannya berada dibawah Komando Angkatan Darat. Pertahanan udara nasional juga telah dilengkapi oleh pesawat CN-235 MPA yang dalam pembinaannya berada dibawah Koopsau II. Pesawat ini berfungsi untuk melaksanakan tugas pengamatan udara baik untuk perbatasan darat, laut, dan udara serta mengadakan patroli sepanjang pantai Nusantara.
34. Melalui pendidikan paling dasar di Akademi TNI, saat ini telah diterapkan peng-integeralan pendidikan tiga matra, dimana Taruna Akademi TNI mulai dari pendidikan dasar ditambah selama tingkat satu dengan total waktu 15 bulan mendapatkan pendidikan persamaan doktrin yang bertujuan untuk menghilangkan kebanggan semu per matra yang nantinya sangat mendukung rancangan doktrin trimatra terpadu bagi TNI. Selain itu, segala macam teknologi informasi dan komputer juga sudah dicanangkan bagi segala lini di TNI sehingga nantinya akan siap untuk mengemban dan memiliki kemampuan K4IPP (Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan dan Pengintaian) yang sudah diterapkan oleh banyak negara-negara di dunia. Harapannya dengan kondisi perkembangan militer dunia yang semakin canggih, pertahanan udara nasional dapat disinergikan dengan K4IPP sebagai wujud dari trimatra terpadu.
35. Kemandirian dalam bidang pertahanan salah satu solusinya adalah dengan memiliki industri pertahanan yang baik dan sesuai dengan kemajuan serta perkembangan teknologi militer dunia. Serius untuk menyelesaikan solusi ini maka Kementrian Riset dan Teknologi Indonesia telah memiliki visi dan misi dalam menentukan arah kebijakan dan prioritas utama untuk membangun teknologi pertahanan dan keamanan, antara lain :
a. Pengembangan dan penelitian teknologi pendukung daya gerak, yaitu rancang bangun rekayasa alat angkut/wahana dan suku cadang baik matra darat, laut dan udara, termasuk satelite serta wahana benam;
b. Pengembangan dan penelitian teknologi pendukung daya tempur, antara lain rancang bangun rekayasa sistem persenjataan meriam, termasuk alat-alat bidik, peluru kendali, roket, smart bom, ranjau laut pintar dan kemampuan memproduksi propelan secara mandiri.
c. Pengembangan dan penelitian teknologi pendukung Komando, Kendali, Komputerisasi, Komunikasi, Intelijen, Pengamatan dan Pengintaian (K4IPP), termasuk perangkat surveillance, penginderaan navigasi, satelit, optronik dan alat komunikasi.
d. Pengembangan dan penelitian teknologi pendukung bekal prajurit termasuk peralatan dari bahan anti peluru dan makananan lapangan.
e. Pengembangan dan penelitian teknologi pendukung peralatan khusus seperti alat intelijen dan sandi, alat anti teror, alat pendeteksi radiasi nuklir dan peralatan khusus pelaksanaan kamtibmas.
Agar hasil rancang bangun dan rekayasa tersebut mendapatkan hasil yang optimal maka sangat dibutuhkan; Dukungan sains dasar untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan, dukungan sosial agar mengkondisikan kesiapan dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan sistem ketahanan nasional dan sektor industri pertahanan keamanan negara; Keterpaduan dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuan industri hankam dalam negeri; Penyusunan format regulasi pendanaan yang kreatif dalam mendukung pembangunan sistem pertahanan negara, yang dalam jangka pendek di fokuskan pada pengamanan wilayah perbatasan, pulau-pulau terluar dan daerah rawan konflik; Pelibatan aktif kalangan LPNK Ristek, departemen terkait, Litbang TNI, perguruan tinggi dan industri nasional agar menghasilkan pasokan teknologi kebutuhan alutsista yang sinegri satu dan yang lain . Berikut adalah tabel target pencapaian sampai dengan tahun 2025 :
KENDALA YANG AKAN DIHADAPI DALAM MENINGKATKAN SERTA MEMBANGUN PERTAHANAN UDARA NASIONAL INDONESIA DAN K4IPP