25. Air Command and Control. Komando dan Pengendalian Udara (kodal udara) merupakan suatu proses dan struktur yang bertugas untuk mengendalikan operasi pertahanan udara, menjaga aset nasional di udara dan angkasa luar dengan mengoptimalkan ketepatan waktu dan tempat; memberikan informasi yang akurat; dan perencanaan yang matang sehingga dapat menimbulkan efek yang besar terhadap kekuatan militer lawan yang benar-benar mengancam wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan tujuan Pertahanan Udara Nasional Indonesia. Di zaman modern dan serba canggih ini, kodal udara bukan hanya sesuatu yang berkaitan dengan udara saja, melainkan harus bersinergi pada kekuatan darat dan kekuatan laut sebagai bagian dari kodal udara sebagaimana kekuatan udara pun merupakan bagian integral dari operasi darat dan operasi maritim. Selain itu, negara-negara lain di kawasan maupun internasional pun telah mengembangkan kemampuan K4IPP dalam setiap operasi militernya, dimana kemampuan intelijen, pengamatan udara, akuisisi target dan pengintaian udara bersatu dalam satu komando yang terpadu. Integrated Command and Control Software for Air Operation, yaitu suatu piranti lunak dalam komando dan pengendalian untuk operasi udara dalam domain kodal udara ini sudah seharusnya dikembangkan untuk mendapatkan hasil dari tujuan pertahanan udara yang optimal, sehingga setiap operasi udara maupun pertahanan udara dari udara ke udara, darat ke udara dan laut ke udara dapat dikendalikan dalam satu piranti lunak tersebut sebagai realisasi dari konsep pertahanan negara dengan keterpaduan tiga matra darat, laut dan udara. Kondisi yang diharapkan dari kodal udara dalam Pertahanan Udara nasional Indonesia adalah; Dapat membuat suatu perencanaan operasi yang matang dan malaksanakan operasi pertahanan udara dalam satu komando yang lebih efektif, cepat, tepat waktu dan tepat sasaran; dapat menentukan target intelijen, target operasi, pusat titik berat kekuatan musuh (central of gravity), pusat kelemahan musuh (critical vulnerability) dengan lebih matang dan tepat. Sehingga dalam sistem manajemen peperangan yang efektif tersebut akan mempermudah bagi seorang Panglima untuk menentukan keputusan yang tepat.
26. Communication And Computer. Kontrol yang efektif dalam mensinergikan berbagai macam sistem tentunya sangat memerlukan kemampuan untuk mengumpulkan, memproses, menampilkan, dan berkomunikasi suatu informasi maupun data yang berjumlah besar serta memiliki kemampuan untuk melindungi maupun menjaga data dan informasi pihak sendiri dari segala macam ancaman akses pihak musuh untuk mencuri data dan informasi kita. Sistem komunikasi yang diharapkan, tentunya harus mampu memberikan informasi dengan aman dan dengan kondisi real time, sehingga pertukaran informasi penting antara komandan pasukan gabungan kepada Komandan bawahan maupun dari Komandan bawahan kepada pasukan tempur dapat terlaksana dengan lancar dan efektif. Sistem komunikasi harus cukup fleksibel dan responsif untuk memungkinkan pengalihan tempat dan waktu bagi pasukan. Sistem komunikasi juga harus memiliki kapasitas yang cukup baik dalam hal perlindungan sistem elektronik, dan fleksibilitas untuk mengakomodasi pertukaran informasi antara semua tingkat komando. Untuk mempercepat pertukaran informasi penting dalam suatu operasi pertahanan udara, sangat diperlukan suatu peralatan yang berbasiskan komputer untuk menggambarkan tingkat dan jenis informasi yang diberikan kepada satuan-satuan tempur sampai dengan tingkat pengendali. Data yang ditransfer antara tingkat komando dan pengendali untuk menjalankan tugas pertahanan udara memerlukan pengolahan data otomatis. Sistem harus memiliki redundansi dan harus memiliki kemampuan backup dan prosedur untuk menjaga kelangsungan operasi sistem primer jika terjadi kegagalan sistem.
27. Intelijen. Sistem intelijen yang diharapkan untuk dapat menggabungkan kemampuan pertahanan udara terhadap K4IPP adalah suatu sistem intelijen yang mampu mengumpulkan data, kemudian mengolahkan menjadi data intelijen yang up to date, akurat dan berkesinambungan tentang kemampuan dan aktifitas musuh. Sistem intelijen yang sinkron dan terintegrasi satu sama lain sehingga data intelijen yang didapat sesuai dengan kebutuhan operasional dilapangan. Sistem Intelijen diharapkan mampu untuk mengakomodasi segala macam variasi, dinamika dan perbedaan yang muncul dari tiap-tiap angkatan sehingga tiga matra yang bekerja untuk pertahanan udara nasional baik pertahanan dari udara-udara, udara-darat dan udara-laut dapat beroperasi secara terpadu. Oleh karena itu, intelijen merupakan suatu sistem vital yang sangat berperan dalam proses penentuan keputusan bagi para Panglima dalam suatu operasi pertahanan udara nasional.
28. Air Surveillance And Recconaisance. Tujuan utama dari Air Surveillance and Recconaisance (pengamatan dan pengintaian udara) adalah untuk memberikan sistem kendali yang pasti terhadap wilayah ruang udara nasional negara dengan disesuaikan terhadap kebutuhan jarak jangkauan pengamatan udara yang dapat dilaksanakan dalam suatu operasi pengamatan udara. Diharapkan sistem yang pengamatan dan pengintaian udara dilengkapi oleh sensor untukpendeteksi dan pelacak kontak dalam wilayah udara yang dialokasikan dan selain itu juga mampu difungsikan sebagai fungsi kontrol. Sistem tersebut biasa disebut dengan sistem Identify Friend or Foe (IFF) atau alat yang dapat digunakan sebagai pendeteksi suatu benda sebagai kawan atau lawan yang terintegrasi kepada sistem peringatan dini dan pusat kendali operasi pertahanan udara nasional. Kemampuan sensor udara bervariasi dalam hal jangkauan, cakupan vertikal, target diskriminasi, penyediaan data tinggi dan tingkat rendah kemampuan deteksi. Namun, peningkatan ketersediaan pulsa doppler radar dan elektro-optik sistem surveilans yang sangat efektif untuk meningkatkan pengawasan udara, dan untuk pengamatan dan pengintaian udara-darat dapat menggunakan Target Moving Indication (TMI) yang memiliki kemampuan untuk melacak pesawat yang terbang pada ketinggian rendah serta kecepatan lambat saat bergerak atas permukaan tanah.
29. Surface-Based Air Defence Surveillance Radars. Estimasi jarak, arah dan ketinggian terhadap ancaman yang dapat dicakup oleh radar ditentukan oleh batasan luas sudut pandang dari radar tersebut. Untuk radar darat jarak jauh sangat diharapkan memiliki kemampuan deteksi mencapai jarak pandang sampai dengan 200 NM yang dapat mengidentifikasi gerakan ancaman dari udara dengan ketinggian medium sampai high; Dengan dilengkapi oleh peralatan identifikasi musuh (IFF) sehingga mampu untuk mendeteksi ancaman pesawat kecil, UAV, maupun pesawat-pesawat yang berkemampuan terbang dengan ketinggian rendah; Memiliki kemampuan radar yang tidak terganggu secara signifikan terhadap terrain maupun efek meteorologi. Beberapa contoh Surface Based Air Defence Surveillance Radar adalah:
a. Ship-borne Radars. Kebanyakan dari kapal-kapal militer sewajarnya memiliki radar yang memiliki kemampuan pengamatan terintegrasi dengan Identification Friend or Foe; Berbentuk sebuah kapal yang mampu menyediakan informasi maupun datalink secara real time; Didukung oleh sistem komunikasi yang memadai; memiliki fasilitas sensor networking; Memiliki kemampuan Cooperative Engagement Capability; Mampu menjangkau jarak lebih dari 200 NM atau lebih mengingat wilayah ZEE Indonesia yang begitu luas; Serta mampu menyediakan kemampuan pengendalian pesawat terbang.
b. Land-Based Radars. Land-based static radars seharusnya memiliki kemampuan pengamatan dan pengintaian dalam jarak jauh; Mudah dalam mobilisasi, dapat berpindah-pindah serta mudah pula untuk digelar dalam operasi; Memiliki kemampuan Local Air Picture sehingga dapat memberikan informasi gambaran situasi ancaman udara dan meningkatkan Situation Awareness terhadap ancaman UAV maupun pesawat striker yang terbang rendah.
d. Airborne Early Warning. Airborne Early Warning (AEW) biasanya berupa sebuah pesawat yang dilengkapi oleh Search Radar, peralatan komunikasi yang sesuai dengan teknologinya maupun Tactical Datalink untuk tranfer informasi kepada sistem Komando Pengendalian Pertahanan Udara. AEW juga dapat mengatasi segala permasalahan terhadap terrain dan cuaca. Mimiliki kemampuan untuk mengurangi ancaman low level surface surprise attack.
Beberapa aspek yang telah dijelaskan di atas adalah lengkap sebagai kekuatan pertahanan udara yang terintegrasi dalam kekuatan tiga matra terpadu dengan mengoptimalkan komponen K4IPP di dalamnya. Pertahanan udara terhadap ancaman udara ke udara, udara ke darat maupun udara ke laut diharapkan benar-benar dapat optimal dalam satu Komando yakni berada di bawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas). Kohanudnas yang kuat sebagai pusat komando dan pengendalian operasi pertahanan udara nasional diharapkan dapat memiliki Skadron Udara tempur sergap; radar hanud dan early warning; radar hanud bergerak yang dioperasikan baik oleh angkatan darat maupun radar early warning yang dioperasikan dari kapal perang Angkatan Laut; artileri hanud baik dari satuan rudal darat-udara maupun satuan rudal laut-udara dengan rudal jarak jauh; melengkapi pasukan pertahanan pangkalan dengan rudal hanud jarak menengah. Semua kekuatan tersebut akan lebih optimal pengoperasiannya jika Kohanudnas selain bertindak sebagai induk pengguna juga sebagai induk pembinaan, sehingga konsep tiga matra terpadu dapat lebih efektif di bawah satu garis Komando langsung dari Panglima TNI melalui Panglima Kohanudnas.
UPAYA-UPAYA YANG TELAH DILAKSANAKAN DALAM MENINGKATKAN SERTA MEMBANGUN PERTAHANAN UDARA NASIONAL INDONESIA
30. Kondisi kekuatan pertahanan udara nasional di Indonesia saat ini bisa dikatakan masih belum cukup memadai, akan tetapi sejak lima tahun terkahir, Indonesia telah berupaya untuk meningkatkan ekonominya sehingga anggaran militer selalu meningkat setiap tahun. Dalam memberikan anggaran militer dari setiap angkatan. Komando Pertahanan Udara Nasional sebagai pemegang tugas untuk menjaga wilayah udara nasional bersama-sama dengan TNI AU melalui Mabes TNI berinisiatif untuk terus mengajukan kepada Departemen Keuangan untuk meninjau ulang anggaran berdasarkan kebutuhan peralatan perang, karena kita mengetahui bahwa anggaran untuk melengkapi kekuatan pertahanan udara tidaklah murah ditambah pula dengan biaya perawatan yang juga sangat mahal, sehingga di masa depan diharapkan pertahanan udara nasional Indonesia bisa lebih memiliki kemampuan yang setara dengan negara-negara maju di dunia.