"C-i-n-g."
Ruang tengah merangkap ruang makan itu dipenuhi tepuk tangan. Perkembangan Silvi lumayan pesat.
"Ada berapa huruf vokal di sini, Nak?" tunjuk Ayah Calvin ke papan tulis.
"Dua."
"Pintar..."
Keliru besar jika ada yang melabeli Silvi anak bodoh atau anak malas. Tidak, disleksia tidak ada hubungannya dengan kebodohan dan kemalasan. Bukan pula karena buruknya penglihatan. Hanya ada perbedaan cara kerja otak antara penyintas disleksia dan yang tidak memilikinya. Silvi anak istimewa.
"Kalau huruf konsonannya ada berapa, Sayangku?"
Silvi menghitung. Melompati huruf U dan I pada hitungannya.
"Ada empat, Ayah."
Ayah Calvin puas sekali. Latihan multisensorik tahap pertama berhasil.
Tak lama, Ayah Calvin menghilang ke dapur. Ia kembali lagi membawa sesendok besar krim. Mata Silvi membulat senang. Anak itu pecinta berat makanan turunan susu.