Beberapa jurus kemudian, Ayah Calvin memeluk Silvi. Ia peluk Silvi begitu erat hingga gadis kecilnya tak dapat bergerak. Terang saja bocah cantik itu makin menggila karena hasrat melukai diri terpenjara.
"Tidak boleh, Sayangku. Silvi tidak boleh terluka lagi." Ayah Calvin melarangnya dengan lembut.
"Ayah jahat! Kenapa Ayah larang Silvi?"
Apakah hal ini sering terjadi? Malam-malam jadi lebih mencekam dengan hadirnya hasrat ingin luka. Ketakutan menyergap hati Ayah Calvin.
Hilang konsentrasi sedikit saja, pelukan melonggar. Silvi leluasa memukuli diri. Ayah Calvin menghela nafas berat, tangannya meremas dada. Sakit, sakit sekali menyaksikan adegan memilukan. Hanya ayah psikopat yang tak hancur kala anak perempuannya menyakiti diri.
"Silvi, kenapa kamu lakukan itu? Tidak boleh, Sayang. Tidak boleh..."
"Karena Ayah!" teriak Silvi ke muka Ayahnya.
Bayang kegagalan melintas. Tertawa mengejek Ayah Calvin. Meniupkan frasa 'ayah gagal' di belakang kepala.
Ayah gagal.
Ayah gagal.
Ayah gagal.