"Tunggu. Kamu berikan ini pada Silvi."
Seraya berkata begitu, Calvin menyodorkan segelas susu coklat ke tangan Adica. Si adik kembar tertawa. Penyamaran mereka akan lebih meyakinkan.
"Dan aku akan berpamitan ke kantor pada anak angkat kita."
Mereka berdua menuju kamar Silvi. Susah payah Adica mengatur ekspresi wajahnya agar lebih lembut dan meneduhkan, persis raut muka Calvin. Sementara itu, Calvin meniru dengan sempurna langkah tegap dan sorot mata tegas Adica.
"S...Sayangku, bangun ya. Sudah pagi." Adica tergagap, tak biasa memanggil Silvi dengan sebutan itu.
Silvi menggeliat. Ditatapnya kedua ayah kembarnya dengan mata meredup dan pillow face.
"Hari ini libur, Ayah. Silvi mau tidur lagi."
"Nggak boleh," sergah Adica cepat. Spontan Calvin menyikutnya, berbisik mengingatkan.
"Ayah Calvin tidak segalak itu, Papa Adica."
"Oh iya..."
"Papa sama Ayah ngapain sih? Silvi mau tidur lagi ah." Silvi bergumam mengantuk, bersiap memejamkan mata.