Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Ayah Tak Berguna, Sebuah Prolog

11 November 2019   06:00 Diperbarui: 11 November 2019   06:02 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tunggu. Kamu berikan ini pada Silvi."

Seraya berkata begitu, Calvin menyodorkan segelas susu coklat ke tangan Adica. Si adik kembar tertawa. Penyamaran mereka akan lebih meyakinkan.

"Dan aku akan berpamitan ke kantor pada anak angkat kita."

Mereka berdua menuju kamar Silvi. Susah payah Adica mengatur ekspresi wajahnya agar lebih lembut dan meneduhkan, persis raut muka Calvin. Sementara itu, Calvin meniru dengan sempurna langkah tegap dan sorot mata tegas Adica.

"S...Sayangku, bangun ya. Sudah pagi." Adica tergagap, tak biasa memanggil Silvi dengan sebutan itu.

Silvi menggeliat. Ditatapnya kedua ayah kembarnya dengan mata meredup dan pillow face.

"Hari ini libur, Ayah. Silvi mau tidur lagi."

"Nggak boleh," sergah Adica cepat. Spontan Calvin menyikutnya, berbisik mengingatkan.

"Ayah Calvin tidak segalak itu, Papa Adica."

"Oh iya..."

"Papa sama Ayah ngapain sih? Silvi mau tidur lagi ah." Silvi bergumam mengantuk, bersiap memejamkan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun