"Nggak usah. Cuma mau tanya. Kalian yang punya amplop ini?" Abi Assegaf menunjukkan amplop putih bersegel rapi.
Reinhard dan Rinjani menggeleng serempak. Diam-diam mereka mengamati amplop itu dengan tertarik.
"Isinya tiga juta. Waktu kami jalan-jalan, kami menemukan amplop ini jatuh di gerbang kompleks. Sempat kami buka, tapi sudah kami segel lagi. Entah milik siapa." tutur Abi Assegaf panjang lebar.
Wow, tiga juta. Sepasang suami-istri oportunis itu bertukar pandang. Tiga juta, bisa untuk membetulkan atap bocor, mengganti kasur baru, atau membeli tiket pesawat.
"Abi, gimana kalau uangnya kami yang pegang? Kami bantu carikan pemiliknya." tawar Reinhard.
Abi Assegaf, yang mencium gelagat tak beres, langsung menolak halus. Ummi Adeline jauh lebih amanah dibandingkan warganya yang satu ini. Buru-buru bapak dan ibu RT itu pamit.
Kecewa hati Reinhard dan Rinjani. Gagallah mereka mendapat rezeki nomplok. Tiga juta tidak sedikit untuk mereka. Sayangnya, Tuhan Maha Mengetahui.
** Â Â
"Assalamualaikum, Alea."
Refleks Alea menurunkan edisi terbaru komik Detektif Conan yang sedang dibacanya. Ia bangkit, membawa tubuh tinggi rampingnya menjauh dari kursi berukir. Dengan langkah anggun, dihampirinya pria tampan bermata sipit dan berjas hitam itu.
"Waalaikumsalam, Calvin."