"Mau banget."
Tanpa membuang tempo, Chef Mutiara mulai beraksi di dapurnya. Dia membuat Resotto untuk makan siang. Tangan halusnya sibuk memasukkan beras Arborio dan memotong wortel berbentuk dadu. Tak puas-puas Revan menikmati kecantikan istrinya. Chef Mutiara dua kali lebih cantik saat memasak.
"Yah...Revan, bahannya cuma cukup buat tiga porsi. Hari ini kita bikin seporsi dulu ya, buat tetangga. Kita kasih ke tetangga yang paling baik. Siapa tetangga yang paling wellcome sama kamu?" tanya Chef Mutiara.
"Calvin. Dia paling ramah, menu sarapannya enak-enak, dan dia selalu terbuka kalau aku mau sarapan di rumahnya."
"Ok. Tebakanku benar. Tadi aku nebak, pasti kamu milih Calvin or Alea. Btw, mereka cocok ya. Sayang...udah nikah sama orang lain."
Sementara Chef Mutiara asyik memasak, gerimis mulai turun. Siang yang mendung berubah bergerimis. Revan membantu Chef Mutiara. Tanpa diminta, ia mencincang bawang putih dan memarut keju parmesan.
Minyak di dalam wajan berdesis memanas. Chef Mutiara menumis bawang putih dan bawang bombay. Revan membuat kaldu ayam. Menurutnya, bahan dan cara pembuatan Resotto mirip nasi goreng. Sebutlah itu nasi goreng ala Italia. Ketika Resotto matang dan mereka mencicipinya, rasanya jauh beda dari nasi goreng khas Indonesia.
"Ok, finish. Kita antar ke rumah Calvin yuk." ajak Chef Mutiara.
"Tapi di luar gerimis, Mutiara. Aku takut kamu sakit. Hmmm, kita pakai mobil aja ya."
Chef Mutiara menurut. Lima menit kemudian, Rush biru milik Revan meluncur ke rumah Calvin.
Tiba di rumah Calvin, mereka mendapati Sivia menangis. Tangan kurus Sivia menarik lepas kunciran rambutnya. Chef Mutiara memeluk Sivia.