"Ada yang bisa saya bantu?" sambut Bunda Alea hangat, seolah tamu-tamu itu datang dengan sopan.
"Saya ingin menunjukkan proposal kerjasama..."
"Carol mau ketemu Ayah Calvin..."
"Aku datang untuk memenuhi janjiku, Alea."
Mereka berucap bersamaan. Risau Bunda Alea mendengarnya. Diliriknya ruangan sebelah.
"Calvin masih berdoa. Tunggu sebentar ya."
"Aku tidak mencari Calvin. Aku mencarimu, Alea."
Tamu-tamu ini sungguh ekspresif. Satu menggeram tak senang, satu menangis terisak-isak, satunya lagi merepet marah. Beruntung Ayah Calvin segera datang menyambut ketiga tamunya.
"Calvin, ada tiga tamu mencarimu. Siapa yang ingin kaulayani duluan?" tanya Bunda Alea, nada suaranya putus asa.
"Carol," jawab Ayah Calvin mantap. Sukses membuat si partner bisnis kian kesal. Wajah kapitalisnya mengerut murka.
Dengan kagum, Bunda Alea menyaksikan Ayah Calvin lebih mengutamakan muridnya. Tangan pria berjas hitam itu menghapus lembut air mata Carol. Ternyata anak kelas satu itu datang untuk mengadu. Anak lelaki bertubuh paling gemuk di kelasnya menarik rambut Carol.