Dua belas tahun lamanya Ayah Calvin mengalami penyiksaan batin dari keluarganya sendiri. Hal itu membuatnya tertekan. Penderitaan berakhir saat satu per satu anggota keluarga meninggal karena usia tua.
Tekanan demi tekanan membuatnya terluka. Ayah Calvin tak sama lagi. Hebatnya, Ayah Calvin mampu menjadi ayah terbaik buat Jose.
Teringat beban lamanya, dada Ayah Calvin terasa sakit. Ayah Calvin terbatuk. Syukurlah tidak ada Jose di sini. Sakit saat sendirian jauh lebih baik. Tapi...
"Kalau sakit, jangan disimpan sendiri. Batuk psikogenikmu belum sembuh?"
Batuk psikogenik, terjadi karena stress dan depresi. Ada juga yang menyebutnya habbit cough. Itu bagi anak-anak yang mengalaminya lama setelah pulih dari penyakit.
Sepasang mata biru meneduhkan itu memandang Ayah Calvin lekat. Ada sedih di sana. Mata itu milik Paman Revan.
"Jose mencarimu. Pulanglah, Calvin."
** Â Â
Lewat tengah malam, Ayah Calvin baru kembali. Ia lihat Jose tertidur di balkon. Wajahnya begitu letih. Sepertinya ia bertekad menunggu sampai akhirnya terlelap.
"Ayah..." Jose memanggil sang Ayah dalam tidurnya.
"Aku ingin peluk Ayah."