Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Dear Malaikat Izrail] Aku Ingin Jadi Sirius

13 April 2019   06:00 Diperbarui: 13 April 2019   06:08 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sirius Black (www.pottermore.com)

"Iya betul. Tapi, cara melawannya harus baik. Lawan dengan kebaikan."

Rentetan dialog menegangkan di ruang kepala sekolah tadi siang terus terngiang. Rasa bersalah menghantam hati Jose. Adi makin sering menghina Jose sejak ia kalah di pemilihan ketua kelas dan audisi kontes menyanyi. Bisa saja Adi hanya ingin melampiaskan kemarahannya karena terus-menerus dikalahkan Jose.

Tapi, hari ini Adi sudah keterlaluan. Ayah Calvin dibawa-bawa. Jelas saja Jose marah.

Pintu kamarnya diketuk. Jose melangkah malas ke pintu, lalu membukanya.

"Gabriel, makan malam yuk. Mereka udah nunggu di bawah." Silvi menyapa ceria, mata birunya bercahaya.

"Mereka siapa?" tanya Jose bersemangat. Ia berharap Ayah Calvin sudah pulang.

"Pengasuh-pengasuh kamu, Paman Adica, sama Sharon."

Hatinya berangsur kecewa. Ada paman pengacara itu lagi. Jose menggeleng.

"Kenapa?"

"Aku nggak mau makan kalo nggak ada Ayah Calvin."

Silvi menarik nafas berat. Ditariknya tangan Jose ke balkon. Mereka menatap langit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun