Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[3 Pria, 3 Cinta, 3 Luka] Surat dari Adeline

7 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 7 Februari 2019   06:10 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesaat kemudian, Calvin kembali ke samping Dokter Tian. Dengan sedih Dokter Tian menyaksikan perubahan pada tubuh pasien istimewanya. Langkah kaki pemuda orientalis itu tak selincah dulu. Rambutnya menipis. Lingkaran hitam di bawah matanya menandakan kelelahan yang menghebat.

Hasil kemoterapi sebelumnya negatif. Sel-sel kanker itu masih tertinggal di leukosit dan tulangnya. Kemoterapi masih bisa dilanjutkan karena kondisi Calvin cukup kuat.

Jarum-jarum berkilat. Cairan disuntikkan ke lengan. Calvin kesakitan. Mata Dokter Tian terpejam. Dia tak tega, sungguh tak tega tiap kali momen ini tiba.

Andai saja ada ilmu memindahkan rasa sakit. Dokter Tian akan mengamalkan ilmu itu, lalu memindahkan rasa sakit Calvin ke raganya sendiri. Kali pertama, Dokter Tian memprotes Allah. Mengapa Allah tidak adil? Ia renggut keluarga Calvin, sekarang dirampas pula kesehatannya. Mengapa Allah tega sekali menumpahkan racun kesakitan padanya?

Menguatkan lebih baik dari memprotes. Hitamnya takdir dapat dinetralisir dengan putihnya ketulusan. Setulus hati Dokter Tian merawat Calvin. Menemaninya, menyuapinya, menggantikan pakaiannya, dan membersihkan muntahannya. Dokter Tian selalu ada tiap kali Calvin jatuh dalam kondisi terlemah sekalipun.

**     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun